
Hanya Sejengkal – Tak perlu banyak asa untuk meraih awan putih. Cukup mengulurkan tangan lalu membukanya lebar-lebar. Rasakan desiran hawa dinginnya. Lanjutkan membaca “Turnamen Foto Perjalanan 44 – Awan”

Hanya Sejengkal – Tak perlu banyak asa untuk meraih awan putih. Cukup mengulurkan tangan lalu membukanya lebar-lebar. Rasakan desiran hawa dinginnya. Lanjutkan membaca “Turnamen Foto Perjalanan 44 – Awan”

Wanita tua berambut abu-abu duduk di pasar dekat persimpangan alun-alun Patan, Kathmandu Nepal. Tubuh mungilnya terbalut wol merah kusam. Iba , saya selipkan 100 NR ke cangkir alumunium di depannya. Lanjutkan membaca “Turnamen Foto Perjalanan 42 – Grey!”

Rasaya tak pernah puas melihat keindahan danau Lot Tawar di Takengon dari waktu ke waktu. Selalu ada keinginan kembali menyambangi danau hijau kebiruan di lereng bukit barisan. Lanjutkan membaca “Turnamen Foto Perjalanan 40 – Danau”

Mungkin terdengar sedikit norak. Gua suka banget liat bandara, terutama lapangannya. Sangking luasnya terlihat garis horison dan kalau cuaca sedang bagus langitnya cantik banget. Tapi sayang area ini tertutup untuk umum, penumpang diperkenankan lewat jika ada kepentingan. Lanjutkan membaca “Bandara , Pesawat dan Panorama”

Selembayung mencuat di sebelah kiri gedung berbentuk tanjak raksasa di bumi Lancang Kuning. Tanjak merupakan topi yang biasa dikenakan kaum lelaki Melayu. Sedangkan selembayung , ornamen atap khas rumah Melayu.

Untuk bertahan hidup atau tertahan dari marabahaya terkadang mahluk hidup perlu berkamuflase. Tampil tidak mencolok di lingkungannya. Mengubah jati diri seolah seragam dengan yang lain, agar tidak terlihat berbeda.

Lanjutkan membaca “Turnamen Foto Perjalanan 33 – Rumah Ibadah”

Menginap di rumah tradisional Mentawai –Uma– menyaksikan Kalabai – istri Sikerei – memangku putranya yang lelap tertidur. Inilah tempat ternyaman di dunia di pangkuan sang Bunda.