“Ninik Mamak yang telah menentukan ini semua. Aku tak kuasa menolakperjodohan atau kehilangan segalanya.” Tangan Bang Hans meremas lembut.
Lisa diam tak bergeming larut dalam duka dan kegalauan.
“Kamu tetap yang terbaik.” Bisik Hans lembut seraya memeluk.
“Aku memang terbaik dibandingkan gadis kampung itu.” Batin Lisa berteriak sombong. Melayang di dalam pelukan untuk terakhir kalinya.
Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Hans.
“SIAPA HARI INI YANG KAU KORBANKAN?” Pengirim Ardy.
“LISA, TAPI MASIH ADA DUA LAGI”. Hans membalas.
“JADI PILIHANMU?” Sebuah pesan muncul kembali.
“RETNO, GADIS SOLO TERCANTIK DAN TERBAIK.” Jarinya lincah membalas. Lengannya makin erat memeluk Lisa.