Tahun ke dua pandemi saya merasa seperti kembali diuji dan tidak tahu kapan pengumuman kelulusan akan tiba. Ya pandemi belum berakhir, bagi mereka yang kehilangan mata pencaharian sebagian atau seluruhnya merupakan ujian berat. Belum lagi kita tidak tahu kapan pastinya semua ini akan berakhir.
Saya yang menghindari rumah sakit, mau tidak mau harus tergolek di ranjang rumah sakit dan mencicipi meja operasi.
Tanggal 9 Februari 2021, musibah kecelakaan tunggal membuat saya harus merasakan nikmatnya ranjang rumah sakit dan meja operasi.
Saat menyambangi sebuah panti asuhan di kawasan Bida Asri 2 tetiba saya kehilangan keseimbangan dan tejatuh dari sepeda motor. Bodohnya bukan pasrah saya menahan laju kendaraan yang tersungkur dengan tangan akibatnya lengan atas patah.

Awalnya saya tidak menyangka jika lengan patah karena rasanya seperti terkilir dan jari masih bisa digerakan tapi ketika di rontgen, terjadi fraktur tertutup. Sayapun mengambil keputusan untuk dipasang pen ketimbang ke dukun patah tulang.
Tak Bisa Ngemper di Kantor, Ngonten di Kosan Bersama IndiHome
Terimakasih IndiHome, kamu menemani hari-hari sepiku di kosan. *peluk modem*. Biarlah ibu kos iba melihat saya, si jomblo malang yang nggak pernah keluar kamar. Asalkan tetap bisa berkonten ria bersama IndiHome dan uang kos tidak naik.
Hidden Gems View Ala Manhattan City – Mercure Hotel Cikini
Hidden Gems, ungkapan kekinian menggambarkan tempat atau kuliner tersembunyi bahkan tak terduga karena lokasinya yang nyempil. Eh tapi beneran Hidden Gem harus nyempil? Nggak juga tapi kadang luput dari pandangan kita yang terbiasa menyambangi tempat hits atau tersohor.
Pukul 20:00 WIB saya masuk ruang operasi dan selesai pukul 11:00 WIB tanpa ditemani siapapun karena saya pikir disaat pandemi seperti ini, akan jauh lebih bijak tidak dijenguk atau ditemani di rumah sakit apalagi dengan teman atau sanak saudara yang memiliki anak kecil atau lansia di rumah.
Proses recovery selama di rumah sakit berjalan baik, saya tidak merasakan sakit atau komplikasi lain seperti demam atau nyeri berlebihan. Mungkin karena antibotik dan pain killernya jos. Nah masalah timbul ketika saya pulang dari rumah sakit 12 Februari 2021, harus melakukan aktivitas sendiri di-kosan dengan satu tangan :D.
Beruntung saya punya badan yang lentur (efek yoga sebulan), jadi aktivitas MCK tetap bisa dilakukan walau badan harus meliuk-liuk seperti ulat keket. Tapi sedihnya jari tangan kiri saya tidak nyaman untuk digerakan. Sebelum operasi dokter berkata tentang kemungkinan jempol tidak bisa digerakan karena syarafnya dekat dengan tulang lengan atas terganggu. Namun dokter tetap menyemangati saya untuk melatih lengan dan jari tangan kiri.
Karena jenuh, minggu ke dua paska operasi saya mencoba mengetik dengan kedua tangan tapi tangan kiri belum bisa digunakan. Rasa nyerinya luar biasa, bahkan lebih nyeri dibandingkan minggu sebelum. Agak sedih karena merasa tidak produktif walau selama istirahat beberapa hari masih bisa mengedit video dengan satu tangan. Tapi itulah manusia, ketika satu nikmat dicabut rasanya dunia akan runtuh. Padahal harusnya bersyukur karena baru satu lengan yang disuruh istirahat.

Alhamdulilah hari ini kedua tangan sudah bisa dipakai mengetik, yang artinya kembali produktif ngeblog dan menulis.
Terimakasih kepada teman-teman dan kerabat yang sudah memberikan dukungan saat saya terkena musibah. Sepertinya musibah ini memang cara Tuhan agar saya lebih jinak di rumah saat pandemi karena sejujurnya kemarin sudah mau melipir kemana gitu ๐
Buat yang kepo, bagaimana kejadian kecelakaan saya bisa menyimak vlog di bawah ini. Iya saya walau tangan sakit tetap ngevlog ๐
Wahh semoga bisa lekas sehat seperti sedia kala dan bisa kembali aktif lagi ya, Kak. ๐
SukaSuka
thank you kak
SukaSuka
Halo mas Danan, semakin pulih di hari-hari kedepannya dan tetap produktif ngevlog dan ngeblog yaa ๐๐
SukaSuka
terimakasih ๐
SukaSuka