Lepas jembatan Batanghari I , helikopter yang saya tumpangi memasuki kota Jambi. Pemandangan kebun sawit berpola kotak-kotak berganti dengan bangunan menjulang di antara sungai dan rawa sisi Batanghari.
“Pak bisa tidak kita melewati Menara Menara Gentala Arasy”, tanya saja ke pilot.
“Maaf Pak, barusan operator navigasi bandara mengatakan bahwa agar kita tetap di sisi barat sungai. Sebab ada heli lain di jalur di sana.”
“O.. Baiklah.” Meski agak kecewa saya mencoba mengerti bahwa ada faktor keamanan yang tak bisa diabaikan. Lensa kamera saya ulur panjang-panjang untuk merekam Menara Gentala Arasy dan jembatannya yang melintas di atas sungai Batanghari.

Menara Gentala Arasy merupakan proyek mercusuar pemerintah kota Jambi yang ingin menghadirkan ikon baru kota. Menara yang dibangun dengan jembatan yang hanya dilalui pejalan kaki ini diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisata kota Jambi.
Kawasan wisata ancol tempat ujung jembatan ini berpangkal memang sudah populer sebagai pusat kuliner dan tempat nongkrong. Tapi kampung tua di Sekoja – Sebrang Kota Jambi – tak kalah menarik. Dan untuk sampai ke sana pengunjung harus memutar melalui jembatan di luar kota atau menyebrang dengan menggunakan ketek , perahu kecil.

Kini di Sekoja berdiri menara menjulang setinggi 80 meter yang juga difungsikan sebagai museum dan teater mini yang memuat sejarah masuknya Islam di Jambi.
Didominasi warna merah , hijau dan kuning Gentala Arasy terlihat menonjol dibandingkan bangunan tinggi lainnya di kota Jambi. Apalagi di atas menara terdapa empat jam besar yang masing-masing menghadap arah mata angin. Sebuah kubah kecil dengan ornamen tulisan Allah di atasnya menegaskan bahwa Menara Gentala Arasy merupakan museum sejarah islam.

Pembangunan ikon kota Jambi memakan waktu cukup lama, dari tahun 2012 hingga 2014 . Sebetulnya pembanguann Menara Gentala Arasy sudah selesai di penghujung tahun 2013 namun pembangunan jembatan Titian Arasy yang memakan waktu 2 tahun penuh.

Tantangan tersendiri bagi developer untuk membangun jembatan di sungai berlalu lintas padat. Aktivitas kapal penumpang dan barang di sini sangatlah ramai , sejak jaman dulu sungai Batanghari merupakan jalur utama transportasi air di Sumatra. Kawasan ancol Jambi, Mall Batanghari dan pasar Angso duo merupakan pusat perekonomian hingga saat ini.


Lebar jembatan titian Arasy 4,5 meter dan melintas sungai Batanghari sejauh 503 meter. Meski belum pernah menyebrangi pedesterian ini , saya sempat beberapa kali mengabadikan proses pembangunanya.

Kembali membongkar file lama di hardisk , saya kembali menyusun sejarah Menara Gentala Arasy.
Ketika menulis artikel ini saya baper luas biasa . Kangen kota Jambi. Kangen duduk-duduk di tepi sungai alias ancol sambil menikmati jagung bakar dan es tebu.
Meski beberapa pekan lalu saya sempat singgah di kota Jambi , tapi tak ada waktu untuk melihat menara ini dari dekat. Sampai di kota Jambi sore hari lalu pagi-pagi harus terbang ke kota lain.

Kota Jambi tak hanya mengisahkan sejarah Islam di masa lalu tapi juga mengisahkan sejarah hidup saya, yang pernah tinggal dan mencari nafkah di sana.
Kehadiran sebuah landmark sebagai kebanggaan masyarakat kota memang penting banget. Mataram (kota kelahiran saya) pun kini punya landmark serupa: Islamic Center dengan minaret seratus meternya, yang kemarin jadi venue tuan rumah MTQ 2016. Bagus sekali Mas menaranya. Kalau malam, cahaya yang berpantul di permukaan sungai pasti dramatis banget. Ngomong-ngomong, gentara arasy itu artinya apa, Mas?
SukaDisukai oleh 1 orang
ngga tahu apa artinya… akugoogling yah
SukaDisukai oleh 1 orang
genah tanah lahir abdurrahman sayuti (landmark of homeland of AS) :p
proyek mercusuarnya petahana, tp akhirnya kalah sama si artis yg jadi bupati
SukaSuka
Pertama kali tahu menara Gentala Arasy ini dari teman-teman saya yng berkunjung ke Jambi. Tapi dari foto mereka saya lihat biasa biasa saja. Mungkin karena Menaranya tidak difoto secara sempurna. Tapi dari sini, kelihatannya keren banget om. Yang paling saya suka puncak menaranya itu, ikonik.
Akhirnya Jambi punya Landmark yang ikonik , karena dari dulu saya sendiri bertanya2, ikonnya Jambi apa ya?.
SukaDisukai oleh 1 orang
kalau aku penasaran banget dengan pedesterian dan museum di dalamnya 😀
SukaSuka
Aku masih menyimpan keinginan untuk selfie di jembatan Gentala Arasy hehehe, lebih bagus malam sih katanya
🙂
SukaSuka
aku belum pernah sampe jembatannya… doakan jadi dinas ke sana :((
SukaSuka
Aku sudah dua kali ke sini. Tiap lewat jembatannya selalu cium bau tak sedap. Katanya sih bau limbah karet. Sayang sekali.. padahal banyak pedagang makanan di sekitarnya
SukaDisukai oleh 1 orang
Dekat situ memang ada pabrik pengolahan karet
SukaSuka
keren ya ikon barunya Jambi
catat, musti ke sini dan ke Sekoja kalau ada kesempatan ke Jambi
SukaSuka
bisa foto foto cetar
SukaSuka
hiks belum pernah ke Jambi…nanti minta rekomendasi tempat yg perlu dikunjungi ya kak
SukaSuka
jambi sebetulnya banyak yg seru apalagi kalau mau jauh ke kerinci
SukaDisukai oleh 1 orang
baru tau kemaren waktu naik pesawat jambi ke batam, kalo terbang pas di samping menara gentala … aku justru baper pas landing di hang nadim, dulu terbang ke karimun selalu lewat batam, dulu itu bandara paling mewah n modern di sumatera, sekarang kesannya udah ketinggalan.. untung mau direnov
SukaSuka
Astaga. Racun banget, mas! Sebagai pecinta sungai dan pedestrian, aku jadi tergoda maksimal buat ke Jambi. Duduk-duduk di pinggir sungai, berjalan sore menyusuri sungai, menikmati Gentala Arasy, duh pengennya.. 😦
SukaSuka
Hayuh ke Jambi kak
SukaSuka
dulu pernah ke Jambi tapi ngga dapet angle yang sama. keren ih!
SukaSuka
ada yang dari sekoja ada yang dari pasar angso duo
SukaSuka
Foto-foto ini hasil jepretan bg Danan ya?
SukaSuka
Yoi
SukaDisukai oleh 1 orang
Kereeen . . .
bg, kasih Saya saran atau masukan, gmna cara menjadi travel blogger seperti abg Danan… 🙏🙏🙏
SukaSuka
Jadi travel blogger yang penting kan rajin menulis kalau travel blogger rajin jalan jalan dan menulis
SukaDisukai oleh 1 orang
Siap… Semoga punya bnyak waktu luang untuk trus menulis ✊✊✊
Happy Blogging
SukaSuka