Ada kisah di setiap cita rasa . Makanan hadir tak hanya untuk mengganjal lambung jika rasa lapar menjalar. Konon mengecapnya berkali-kali mampu membangkitkan kenangan sekaligus mengobati kerinduan.
Rasa nikmatnya terkadang melahirkan getaran baru di hati bernama cinta. Jangan pernah salahkan Semarang jika lidahmu jatuh hati berkali-kali tergoda kuliner kaki lima di Simpang Lima.

Tak hanya kuliner Simpang Lima yang wajib kamu coba. Sambangilah tempat makan yang lebih hikmat. Yang sekedar memberi nikmat di lidah tapi mampu meretas kisah yang tak tertatahkan di meja makan.

Restoran Semarang, tak ubahnya rumah tempo dulu dengan halaman luas yang kini seluruhnya dijadikan tempat parkir. Jendela besar kaca hampir memenuhi seluruh muka bangunan. Pintu berdaun ganda terbuka lebar memberi kesempatan setiap insan untuk melongok ke dalam.
Kali ini saya tak hanya melongok, tapi melangkah masuk bersama peserta Famtrip Semarang Hebat 2016. Kami duduk mengitari meja panjang besar yang sudah tertata rapih.
” Makan besar nih ! ” Hati bersorak gembira diiringi suara perut berderat.
Jam makan siang memang telah tiba tapi ada seseorang yang kita tunggu. Konon hadirnya menyempurnakan jamuan makan siang ala Semarangan tempo dulu.
Tak mau diam, saya melangkah lebih dalam menyusuri tiap jengkal Restoran Semarang. Ternyata di belakang bangunan ini terdapat ruang terbuka yang ditata menjadi tempat makan tak biasa. Becak dan bemo tua menjadi elemen dekoratif taman yang didominasi meja bundar besar.

Ada juga ruangan kecil yang menghadirkan nuansa makan yang lebih intim. Meski dibatasi tembok , yakinlah kamu akan betah di dalamnya bersama pasangan tercinta. Lukisan dan elemen interior di dalamnya membangkitkan nuanasa ruang makan keluarga tempo dulu.

Empu Restoran Semarang
Pria berwajah karismatik itu akhirnya hadir di tengah kami. Dari foto-foto yang tergantung di ruang depan kami sangat kenal sosoknya. Yongki Tio pemilik Restoran Semarang , lebih senang disebut sebagai petutur kota Semarang dibandingkan budayawan.
Kecintaannya akan sejarah dan fotografi membuat pria kelahiran 19 April 1941 melahirkan buku yang berisi foto lawas bertajuk Kota Semarang Dalam Kenangan.
Olive , blogger pecinta sejarah tak sabar untuk berdialog lebih dalam, mengenang perjumpaan mereka bertahun lalu. Buku bersampul coklat yang ia bawa dibuka , tepat di bawah halaman , sang petutur kota menorehkan tanda tangan.
Guratan ringan tangan menyalin sebuah nama dan meninggakan jejak bersama sebait pesan bagi sang penjelajah kubur.
Kisah masa lalu dan sejarah memang sangat dekat dengan tukang kuburan dan petutur kota. Jika akhirnya mereka terjerembab dalam kenangan Semarang tempo dulu, mungkin itu takdir.


Dongeng Makanan
Berlatar belakang Pojok Heritage , Yongki Tio berdiri berhadapan menyapa para blogger. Bersahaja ia memperkenalkan diri lalu berkisah tentang Restauran yang berdiri sejak tahun 1991.
Kecintaannya akan kuliner dan Semarang tempo menginspirasi mengusung masakan lawas di atas meja makan restoran berkelas. Meski sebagian besar menu rumahan, cita rasanyaa tak murahan. Dari penampilan dan rasa silakan diadu dengan hotel bintang lima di kota Semarang. Namun bagi saya yang luar biasa, makanan di sini tak kehilangan keotentikan rasa dan nuansa.

Lontong Cap Go Meh , dari komposisi tampilan dan warna ia terlihat memukau. Bayangkan dua belas jenis menu pendamping tak hanya jadi pelengkap tapi elemen penting hidangan. Nasi yang dipadatkan itu terbenam dalam kuah opor bersantan encer.
Panganan ini terlahir dari alkuturasi budaya dan toleransi umat beragama. Ketika seorang Babah ingin membalas hantaran dari tetangga muslim yang mengirimkan ketupat opor di Idul Fitri.
Saat Cap Go Meh (lima belas hari setelah Imlek) sang Babah mengirimkan lontong yang dipotong bulat sebagai simbol bulan purnama. Dan uniknya lontong berkuah opor ini rasanya tak akan senikmat jika tidak dicampur dengan lauk pendamping yang terdiri dari sambal goreng ati, sambal goreng tahu, docang (kelapa gurih yang berwarna putih), abing (kelapa berwarna cokelat dengan cita rasa yang manis), bubuk kedelai, telur ayam, dan kerupuk udang.
Keanekaragaman lauk pauk melahirkan keharmonisan rasa seperti Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi kita tetap satu jua.

Kisah Cinta Lumpia
“Ada kisah cinta di balik lumpia. Ia lahir dari cinta dua anak manusia…”, ucap Yongki Tio sembari melirik panganan khas Semarang di ujung meja.
Jika Tjoa Da You dan Warsih tak bertemu mungkin tak akan ada lumpia lezat Semarang. Kala itu Tjoa Da You penasaran mengapa makanan yang ia jual tak selaris milik Warsih gadis desa dari Kebon Lancung.
Tak segan pemuda berdarah tionghoa bertanya kepada Warsih lalu keduanya menjadi sangat dalam diskusi kuliner. Akhirnya keduanya jatuh cinta lalu menikah dan memiliki seorang anak bernama Tjoa Po Nio.
Dari pernikahan Tjoa Po Nio dan Sim Hoan Sin lahir tiga orang anak yang melahirkan generasi pemilik toko lumpia besar di Semarang yaitu Mbak Lin di Jalan Pemuda, Lumpia gang Lombok dan Lumpia Mataram.
Meski Yongki Tio dan istirnya Puspwati tak berasal dari garis keturunan Tjoa Da You dan Warsih, lumpia di sini tak kalah lezat dibandingkan lumpia lain di Semarang.
Isian gurih manis terasa pas di lidah , begitu juga teksturnya. Paduan udang dan rebung terasa padat ketika digigit dan tidak ambyar.
Es Rujak Puspa
Jamun makan kali ini tak ditutup manis dengan Es Rujak Puspa, karena sejatinya ia tak terasa manis mengigit seperti kebanyakan jajanan Jawa.
Hah bagaimana es tidak terasa manis?
Es yang diciptakan oleh Puspawati memang terasa unik di lidah, tapi cukup memberi klimaks makan siang kali ini. Dipastikan anda tersenyum lepas menyantapnya.
Geliat rasa manis , asam dan pedas terasa pas di lidah. Isiannya cukup sederhana, hanya serutan bengkoang dan timun mas. Setelah diracik sempurna , rujak didinginkan dalam lemari es.
Begitu dimakan ia akan berpendar membangkitkan rasa dingin dan segar di langit-langit mulut lalu berputar-putar di lidah. Menawarkan dahaga sekaligus panas kota Semarang.
Jika kebanyakan desert manis menyisakan rasa haus, maka tidak dengan Es Rujak Puspa.
Jika puspa artinya bunga , tak berlebihan jika hati saya berbunga-bunga usai menyantapnya satu mangkuk.
Makanan lawas alias tempo dulu tak hanya didominasi masakan tradisional Asia . Jadi jangan heran di restoran ini kamu melihat beberapa kuliner Eropa seperti Hollandaise Croquette.
Lagi-lagi keroket di sini istimewa, rasa keju adonan kentang daging ayam begitu kuat. Kulit keroket berbalut tepung panir goreng garing yang menyeimbangkan tekstur panganan asal negeri kincir angin.
Jangan lupan mencelupkan ke dalam mayonise, sebelum ia masuk ke dalam mulut.
Slurppp… rasa nikmat itu terlalu sayang untuk dilewatkan teman. Apalagi kisah setiap rasa yang didongengkan oleh pemilik restauran Semarang.
Semarang International, Family & Garden Restaurant
Jalan Gajah Mada 125 (100 meter Simpang Lima)
Telp: 024-831 014 0
Fax : 0214-844 401 0
Tulisan ini merupakan famtrip Semarang , 6-8 Mei 2015. Undangan Badan Promosi Pariwisata Kota Semarang (BP2KS).
Tulisan Semarang Trip lainnya :
- Tempat Wisata dan Kuliner asyik di Semarang | Atanasia Rian
- Bermain Tubing di Desa Wisata Kandri asyik lhoo | Atanasia Rian
- Dari Sam Poo Kong Ke Tay Kak Sie | Richo Sinaga
- FamTrip bikin #SemarangHebat jadi Trending Topik (Part 1) | Sinyo
- FamTrip bikin #SemarangHebat jadi Trending Topik (Part 2) | Sinyo
- Ada Gus Dur di Pecinan Semarang! | Vika Octavia
- Jelajah Malam Lawang Sewu | Leo
- Pecah di Semarang Night Carnival 2016 | Eka Situmorang-Sir
- #SemarangHebat Culinary to Heritage | Badai
- Dongeng Rasa di Restoran Semarang | Danan Wahyu
- MG Setos Hotel – Terjebak di Antara Kubikel Raksasa | Danan Wahyu
- Hantaman Jeram Kali Kreo | Imama
- Ada Tiongkok di Semarang | Farchan
- Satu Hari Mengenal Tionghoa di Pecinan Semarang | Nunu
- Lawang Sewu Kini dan 13 Tahun yang Lalu | Parahtiti
- Gebyar Fantasi Warak Ngendok di Semarang Night Carnival 2016 | Parahtiti
- Kisah di Balik Kuliner Semarang | Luh De
- Antusiasme Masyarakat di Semarang Night Carnival 2016 | Puspa
- Lepaskan Zona Nyamanmu dengan Tubing di Sungai Kreom | Astin
- Photo Stories: Semarak Semarang Night Carnival | Ghana
- Photo Essay : Semarang Night Carnival | Wiranurmansyah
- Keseruan Semarang Night Carnival 2016 | Budiono
Wah restorannya sejak 1991.. Seumuran aku dong… 😉
SukaSuka
Kamu seumuran sama yg punya resto kali 1941
SukaDisukai oleh 1 orang
Wkwkwkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
Nyammmmm… Ada kisah di setiap rasa. Yep bener banget itu kak. Misalnya saat mencicip pangsit di salah satu pojokan di kota ini, rasanya selalu mengingatkanku saat makan berdua menu ini ama mantan.. Bhay!! *curcol
Lumpia ya enak banget kayanya ya kak..
SukaDisukai oleh 1 orang
Kayaknya paling enak deh… Isinya ngga Ambar tapi tetap asik dikunyah … Aku nyesel ngga bawa pulang
SukaSuka
hemm… sedapnya, pingin nyoba es rujak puspanya!
SukaSuka
Rekomendasi banget es puasanya
SukaSuka
Aaaaaah.. ada lumpia… Salah satu cemilan favorit gue niiih..
Jadi kangen lontong cap go meh… Jadi laper… 🙂
SukaSuka
Aku sengaja makan lumpia ngga banyak banyak takut susah move on
SukaSuka
Aku waktu ke Semarang kemaren beli lumpia dua besek.. 1 besek lumpia goreng, 1 besek lagi lumpia basah.. #akukalap #akudoyan #danakhirnyamakinsusahmoveon #deritalu 😀 😀 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Ngiler euy
SukaDisukai oleh 1 orang
Artikel makanan selalu menjadi godaan besar di pagi hari
SukaSuka
Judulnya bagus dongeng rasa. Terima kasih alamatnya saya dapat baik baik untuk didatangi kalau berkunjung ke Semarang berikutnya, Mas Danan
SukaDisukai oleh 1 orang
Terimakasih mbak… Eh gimana dengan arisan kita. Ada kocokan baru nggak?
SukaSuka
Kak lapar kaaak. Lapaaar
SukaSuka
Tulisan ini harus di enyahkan saat jam makan siang
SukaSuka
kak danan…itu photo yang diperbarui setiap 3 bulan, berarti 3 bulan kemudian mukakmu nampanglah ya disana kak hehe…sebagai blogger femes n ngehits
SukaSuka
Foto Semarang jadul sad… Kalo foto pengunjung kaya aku masa dipajang, bikin ilang nafsu makan
SukaSuka
bikin ilang nafsu makan tapi bikin semangat nulis dan bikin pidio ala ala kak hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Deskripsi makanannya bikin lapar lagi kak hahah
keren!
SukaDisukai oleh 1 orang
terimakasih ya… keliatan bloggernya hobi makan
SukaSuka
wah, kamu malah lebih lengkap kisah cinta warsi-nya. welldone
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku suka ngiluk makanan termasuk sejarahnya kak
SukaSuka
Makan sambil belajar ilmu kuliner asik ya kaka
SukaDisukai oleh 1 orang
harusnya blogmu kubaca yang terakhir kak. soalnya bikin lapar. padahal blom baca blog lainnya. sik, pamit makan dulu. lapaaarr… hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Karena tulisan ini, aku jadi teringat masih punya “harta karun” Es Puspa di freezer!
SukaSuka
Waaaa kalian pada bawa pulang utk oleh oleh
SukaSuka
paling suka lumpianya enak bgt di resto semarang ini. juga es puspanya. lha kok ya pas, pas ada puspa yang cantik, ada es puspa yang enaaakkk 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
kalo kata orang jawa.. isi lumpianya gempi….
SukaSuka
nyam nyam nyam aku kenyang sejenak pas baca tulisan ini kak hehe :3
SukaSuka
duh ini postingan kenapa bikin laper ya?
SukaSuka
Aduh… Jadi bPer deh… palagi hujan2 seru juga Kali y makan di sana
SukaSuka
Tetep musti Googling musim Donk masak ke Jepun pke jaket parasut tipis
SukaSuka
blom pernah kesini, tapi kalo liat resto-nya, kayaknya menu asem-asemnya bakalan uenak.
SukaSuka
ini endes banget lho kak, restonya aku kanegn sampe pengen ke sni lagi
SukaSuka
Makasih infonya berguna banget buat wisata kuliner, jadi ngileerrr
SukaSuka