
Delapan remaja putri berkebaya kurung berlarian di tepian Teluk Tering, Batam. Tak ada gundah, hanya kecerian yang terpancar. Meski dunia ramai berandai-andai siapa yang akan menjadi presiden, usai pesta demokrasi paling liar di negeri ini.
Indahnya masa kanak-kanak, tak ada intrik ataupun kepentingan tendesius serta ambisi. Jika ada orang tua menjadi kekanak-kanakan jelang pengumuman pemenang pilpres 2014 oleh KPU, abaikan. Tapi jangan mengabaikan anak-anak dan tanggal 23 Juli, Hari Anak Nasional.

Langkah kaki terhenti memasuki komplek taman hiburan Ocarina, menyaksikan pemandangan tak biasa. Dalam balutan pakaian tradisional remaja putri berfoto selfie bersama. Penasaran sayapun bertanya.
“Kami dari Sanggar Dayang Kukintan Om.” Spontan mereka menjawab.
“Om?” Batin menjerit tanda tak setuju. ” Kakak aja ya panggilnya?” Senyum paling pede sedunia.
“Kakak? Kakak tua ya…”
“……” Pasrah mau dipanggil apa.
Bu Wiwik, wanita asal Solok berinisiatif membuka sanggar tari Dayang Kukintan di kawasan Batu Aji, Batam. Pengajar SMP 11 Batam berkisah , awalnya sanggar tari untuk mengisi waktu luang anak didiknya. Setiap hari Juma’at dan Sabtu , usai jam sekolah berlatih di Genta 1 Muka Kuning Indah I. Tapi lama kelamaan menjadi kegiatan rutin, setiap dua bulan sekali mereka melakukan syuting untuk dokumentasi pribadi
“Ini semua swadaya , tak ada sponsor hanya untuk memotivasi anak-anak agar bersemangat sekaligus bertamasya”, ujar wanita lulusan Universitas Negeri Padang.
“Sudah sering manggung kemana saja.”
“Belum banyak , hanya syuting pribadi saja. Bingung nggak tahu bagaimana memulainya. Saya baru empat tahun di Batam.”
“Videonya sudah diunggah di youtube?”
“Belum,”
“Coba ditaro di youtube jangan lupa cantumkan nomor telepon. InsyaAllah ada yang berminat.”
“Ooo gitu ya?” Perempuan yang pernah mengajar di sanggar Ujo itu mengangguk setuju.

Tak lama serombongan wisatawan Singapura mengajak berfoto bersama penari.
“Minta dollar tuh dengan bule kalau mau foto bareng,” canda saya .
“Nggak bisa ngomongnya Om.” Jawab anak-anak serentak.
“Aih… Om lagi.”Gerutu dalam hati.

Sekali lagi tarian digelar di tepi pantai. Bersama suara angin , musik dialunkan memandu penari melenggak-lenggok tanpa alas kaki. Selendang berterbangan di antara lentik jemari beradu. Sebuah tari kreasi yang mengkombinasikan beragam unsur gerak nusantara; Minang, Melayu dan Tapanuli.
Jangkah kecil-kecil menyibak jarik tetap dalam keharmonisan nada. Tawa riang tak serius anak-anak, berubah jadi senyum manis remaja putri. Kerudung tersibak bayu, wajah ayu dan mahkota keemasan di puncak kening. Tarian terlihat hikmad penuh aura.

Hiburan gratis bagi siapapun yang melewati pantai Ocarina , Batam. Seandainya pihak Ocarina memberi tempat anak-anak ini menunjukan bakatnya di pentas utama. Akan menjadi nilai lebih taman hiburan yang menjual garis pantai dan wahana permainan.
“Om jangan lupa bulan depan kita mau tampil di top 100. Tonton ya.” Seorang anak berpesan seraya naik ke mobil , berlalu sambil melambaikan tangan tanda perpisahan.
Dayang Kukintan telah pergi meninggalkan Teluk Tering… melanjutkan mimpi mereka untuk tetap bisa menari.

bajunya bagus nan tapi pasti panas banget ya disana
SukaSuka
Iyahhh
SukaSuka
iya hampir lupa kalo kemarin ya hari anak nasional..habis sibuk urusin ekhh nyimak pilpres sih…
SukaSuka
Iyah kasihan anak anak dilupakan yg tua sibuk capres2an
SukaSuka
pas liat linknya, udah siap-siap mau protes. ternyata udah direvisi: Teluk Tering 😀
SukaSuka
udah ada yg koreksi duluan om… tante isnawati
SukaSuka
Hahaha
SukaSuka
gara2 copras capres, hari anak nasional pun tak kedengaran gaungnya 😦
SukaSuka
Kalah DG capressss
SukaSuka
Terima kasih om danan wahyu…yg telah bersedia dengan kerendahan hati mengulas sanggar kami di blog om….semoga dari blog ini sanggar kami lebih dikenal lg…terima kasih banyak om wahyu…
SukaSuka
sama2 sukses buat sanggarnya
SukaSuka