
Hidangan yang satu ini rasanya sudah tidak asing lagi di lidah penggemar masakan Minang. Kuah panas bening kekuningan dengan aroma rempah menggoda. Rasanya tak sabar lidah saya untuk menikmati kombinasi rasa dan tekstur isian soto.

Perlahan kuah soto di dalam mangkuk saya aduk. Dengan sedikit penasaran mulai saya angkat isian dengan menggunakan sendok. Ternyata ada yang berbeda dari soto Minang yang pernah saya jumpai sebelumnya. Potongan daging kikil menyembul dari balik kuah suhun putih. Potongan perkedel pun tidak tampak, apalagi potongan daging sapi yang digoreng garing.


Ternyata potongan perkedal disajikan terpisah bersama dengan nasi putih yang sudah ditaburi peterseli. Tidak ketinggalan segenggam kerupuk aci merah melengkapi sajian. Rasanya? Pastinya lezat. Tidak heran jika Rumah Makan Minang Soto yang bersebelahan dengan Soto Amir selalu dipenuhi pengunjung.
