
Pertama kali sampai di Palambak Besar pandangan kita akan tertuju pada 6 buah bangunan kayu yang menghadap ke pantai. Empat bangunan merupakan cottage yang disewakan bagi tamu sedangkan dua bangunan di timur merupakan kantin dan tempat tinggal pengelola cottage.


Rumah panggung berkuran 4×4 meter idealnya ditempati oleh dua orang. Namun jika kondisi terpaksa bisa ditambah ekstra bed dengan biaya tambahan dua puluh ribu rupiah. Di depan kamar terdapat sebuah balkon yang langsung menghadap ke pantai. Balkon ini juga dilengkapi dengan dua buah kursi rotan beserta meja. Pada pegangan balkon berjajar kerang-kerang laut ornamen khas cottage .


Sebuah lemari dan tempat tidur tertata apik di dalam kamar beratap daun sirap. Untuk menghindari gigitan nyamuk dan kenyamanan di dalam kamar disediakan sebuah kelambu berukuran besar. Cottage tanpa air conditioner ini dilengkapi dengan dua buah jendela besar untuk sirkulasi udara di siang hari, salah satunya langsung menghadap ke pantai.

Cottage ini memiliki dua buah kamar mandi di luar. Untuk ukuran pulau kecil suplai air dirasa cukup untuk kegiatan MCK empat buah kamar. Sumber listrik menggunakan genset yang hidup antara pukul 18:00 sampai 23:00 WIB. Namun terkadang listrik di ruang makan akan hidup di siang hari untuk menunjang kegiatan memasak.

Harga sewa sebuah cottage seratus ribu rupiah . Bagi tamu yang tidak kebagian kamar karena tidak melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pengelola menyediakan tenda sebagai tempat tinggal sementara sampai kamar kosong. Namun sebagian besar wisatawan mancanegara lebih menikmati tinggal di dalam tenda. Makan sebanyak tiga kali sehari dikenakan biaya seratus rupiah. Mungkin jika dibandingkan harga dikota besar tergolong mahal. Tapi perlu dipertimbangkan semua bahan makanan di sini harus dibawa dari daratan (pulau sumatra).

Di ruang makan banyak tersedia buku dan novel yang kebanyakan berbahasa Inggris. Karena kegiatan favorit wisatawan asing di sini berjemur sambil membaca buku. Berbeda dengan wisatawan lokal yang lebih memilih aktivitas jalan-jalan sambil berfoto narsis.
Mungkin bagi beberapa orang fasilitas di Pulau Palambak terkesan sangat minim. Tapi kesederhanaan ini yang membuat banyak orang kembali lagi kesini. Menjauh dari hingar bingar kota dan aktivitas rutin yang menjenuhkan, serta mencoba mencari ketenangan.
RELATED STORIES
Sevice First Pay Next
Transit di Pulau Balai
Jejak Besar di Palambak Besar
Ngintip Cottage di Palambak Besar
Sore Hingga Malam di Palambak Besar
Pagi… Berburu Sunrise di Palambak Besar
Island Hopping sampai Hopeless

Cottage-nya asik sptnya 😀
SukaSuka
ada cootage ada tenda tapi nyamuknya ganas2, maklum jarang ketemu org
SukaSuka
oh ini yah tenda yang kamu ceritain di twitter? heheee
persis kek di Hoga Island, Wakatobi nih….harga nya malah lbh murah sih tapi panorama nya ajib banget yah….
Ihh mauk banget kemari….how to reach dr Aceh? Ribet gak?
SukaSuka
saya waktu itu berangkat dari medan kk, naik travel malam langsung bisa dianter ke pelabuhan di singkil….
abis itu naik kapal jam 8 pagi nyebrang sampai pulau balai… dari pulau balai dijemput dengan yang punya cottage di palambak besar
SukaSuka
Cuma seratus ribu? Murah banget bisa lihat pemandangan yg indah banget. Tapi aksesnya susah ya? 😦
SukaSuka
Biasanya yg aksesnya susah memang bagus kak… Sesuqi dengan perjuangannya
SukaSuka