
Tadi malam teluk Kiluan diterpa badai cukup besar. Pukul 3 dinihari suara angin membangunkan kami semua. Rasanya pondok bambu ini bergerak-gerak akan terbang. Terpaan air laut juga mulai menerobos masuk sela-sela dinding bambu. Walaupun suasananya agak sedikit menegangkan tapi kami bersyukur semalam tidak hujan. Jadi hari ini kami bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Setelah menyelesaikan administrasi dan berfoto dengan pak Solihin serta si Bolang dari Kiluan, kami bergerak menuju pantai Pegadungan. Ternyata kondisi jalan pulang tetap sama, penuh tanjakan dan bebatuan terjal. Namun pemandangan teluk Kiluan dari puncak bukit merupakan bonus besar petualangan hari ini. Teluk Kiluan tetap indah dipandang dari manapun.

Sampai di daerah Batu Suluh, kami harus melewati sungai-catet melewati bukan menyebrangi karena ga ada jembatan. Sebuah sungai berarus deras dari air mata pegunungan menggoda kami untuk singgah. Rasanya segar sekali ketika air menyentuh kulit. Tanpa menunggu terlalu lama, kamipun mandi di sungai bagaikan bidadara turun ke sungai. Setelah tengok kanan-kiri di rasa aman tidak ada perempuan kamipun melepas perkakas dan menjeburkan diri ke dalam sungai. Segar rasanya setelah berhari-hari hanya mandi air payau , sekarang bisa berendam di air tawar pegunungan.

Seekor kupu-kupu jinak berwarna orange terbang santai di antara kami. Ini kupu-kupu memang narsis kayaknya. Sering aja hinggap di kepala kalo kita mau foto.

Puas bermain air di sungai , rasa lapar datang mengguncang lambung. Sepertinya masak mie di antara bebatuan sungai seru nih. Mirip acara masak-memasak di televisi kamipun menggelar kompor dan nesting. Bersatu dengan alam menikmati apa yang alam berikan dengan cara sederhana. Makan mie selesai, lanjut dengan menikmati kopi untuk menghangatkan tubuh.

Matahari semakin tinggi. Setelah berkemas kamipun melanjutkan perjalanan menuju pantai Pegadungan. Tak lupa kami membawa bekal air tawar dari sungai jernih dan segar. Jarang sekali di kota bisa menemui sungai yang airnya bisa langsung diminum tanpa dimasak.