
“Green…green... (*maksa)“. Ponsel Elyudien berbunyi. Clement menelepon, tidak tahu bicara apa. Elyudien manggut-manggut terus geleng-geleng terus manggut-manggut lagi sambil geleng-geleng (*efek house music dan jalanan berkelok), aneh pasti ada yang ga beres. Harusnya tadi kami berjumpa dengannya di desa tradisional Wologai. Supir Clement yang merekomendasikan kami singgah di Wologai sebelum menuju Ende. Tapi Clement malah menghilang. Mungkinkah Clement ketakutan jadi
berondongtante-tante , suka makankedondongdan naikodong-odong.
Lanjutkan membaca “Explore Timor-Flores 2012 (part 22): Green Green”
