Sejak mengenal mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar saya yakin bahwa energi itu abadi, ia tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan oleh manusia. Namun manusia hanya dapat mengubah bentuknya dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.
Setelah melewati kehidupan lebih dari 30 tahun saya sadar bahwa energi baik itu menular, ia seperti sebuah wabah yang membangkitkan kepekaan hati lalu membuat manusia bergerak melakukan hal-hal positif kepada sesama manusia.
Pada awalnya saya tidak pernah tertarik untuk menjadi relawan di bidang apapun hingga dua tahun lalu melihat program BUMN Mengajar di pulau Buluh Batam. Melalui anak perusahaannnya PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), beberapa dewan direksi mengajar di Sekolah Menengah Umum 11 Batam. Mereka berdiri di depan kelas untuk membagikan kisah sukses menjadi direktur. Tentu saja kisah-kisah ini menginsipirasi murid SMA yang sebentar lagi akan memasuki jenjang pendidikan tinggi.

Terlahir di pulau kecil dengan segala keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. “Biarkan kerja kerasa dan doa yang bekerja untuk meraih cita-cita. Melalui program CSR”, ujar Arief Transaindra Kushermawan, Direktur Bisnis & Pengembangan TGI.

CSR Departemen TGI membedah dua perpustakaan di pulau Buluh, SD Negeri 001 Bulang dan SMA Negeri 11 Batam. Ruangan perpustakaan dibuat nyaman dan koleksi bukunya ditambah membuat siswa betah berlama-lama di sana. Program ini juga memberikan pelatihan manajemen perpustakaan kepada guru sehingga buku yang ada tetap terjaga dan minat baca siswa semakin meningkat.

Melihat semua pengalaman ini hati saya tergerak untuk menyebarkan energi baik bagi anak-anak pulau namun saya bukanlah siapa-siapa. Saya hanyalah karyawan biasa dengan hobi menulis dan membuat video perjalanan.
Sahabat Hinterland
Sekitar sebulan yang lalu saya mengenal Sahabat Hinterland melalui media sosial teman, sebuah komunitas sosial yang bergerak di bidang pendidikan bagi anak-anak di daerah pinggiran (hinterland). Saat ini komunitas yang memiliki taqline “Arungi Samudra Untuk Indonesia” fokus dengan pulau-pulau kecil di sekitar Batam namun visi ke depannya akan berkembang ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia.

Selain memotivasi anak-anak hinterland untuk meraih cita-cita, Sahabat Hinterland juga memberikan wawsan para guru yang bertugas di daerah pinggiran untuk berkreasi dalam keterbatsan sarana prasarana. Bersama semua elemen masyarakat untuk memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang ada di hinterland. Caranya beragam mulai dari donasi sampai bergotong-royong bersama.
Melalui program berkesinambungan selama 5-6 bulan, relawan juga mengajarkan keterampilan yang bahan bakunya berasal dari daerah pinggiran dan memperkenalkan permainan tradisional Indonesia yang kaya dengan nilai-nilai positif seperti kejujuran dan sportivitas.

Berikut beberapa program Sahabat Hinterlad yang sudah disusun :
- Pulau Inspirasi, 11 Agustus 2018. Relawan memberikan insipirasi di depan kelas dengan membagikan pengalaman kerja dan profesi masing-masing.
- Bedah Sekolah, 16 September 2018. Relawan bersama pihak sekolah dan masyarakat sekitar memperbaiki sarana dan prasarana sekolah.
- Do It Yourself Kreatifitas Tanpa Batas, 20 Oktober 2018. Relawan mengajarkan keterampilan dari bahan-bahan yang ada di sekitar pulau dan daur ulang sampah.
- Outbond Anak Pulau, 17 November 2018. Relawan memperkenalkan aneka permainan tradisional yang memiliki nilai-nilai positif dan membangun karakter anak pulau.
- Family Gathering, 16 Desember 2018. Relawan mengajak masyarakat untuk berkumpul melakukan aktivitas bersama seperti gotong royong agar tali silaturahmi tetap terjaga sehingga semua program bisa berlanjut.
Sahabat Hinterland berdiri tanggal 10 Maret 2018 dan kini memiliki anggota sekitar 50 relawa, baru saja menyelesikan siklus pertama program. Ternyata kegiatan ini tidak hanya memberikan efek positif bagi warga hinterland namun juga relawan yang terjun ke lapangan. Pengalaman berharga ini membuat mereka menjadi pribadi yang lebih bersyukur, empati dan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah tergerus oleh kehidupan individualis kota besar.
Langkah Pertama di Pulau Temoyong
Tanggal 11 Agustus 2018 adalah momen bersejarah saya menjadi relawan di Sahabat Hinterland. Saya mendapat tugas untuk memberikan inspirasi di SD Negeri 002 Bulang, Pulau Temoyong.
Bersama 10 orang relawan memulai perjalanan dari pelabuhan Sagulung Batam dengan menumpang kapal pompong (kayu) menuju pulau Temoyong. Hembusan angin pagi dan deburan ombak seolah mengiringi langkah kami untuk menebari energi baik.

Bagai prajurit yang akan berlaga di medan tempur kami mempersiapkan amunisi dengan sebaik-baiknya. Saya yang awalnya gundah, kini menjadi lebih percaya diri setelah pekan lalu belajar bersama melalui simulasi kelas atau micro teaching di Universitas Internasional Batam bersama beberapa relawan yang juga praktisi di bidang pendidikan.
Sejak lima hari sebelum hari H kami rajin bertemu dan berdiskusi mempersiapkan materi ajar yang terdiri dari 3 sesi yaitu : pengenalan 10 profesi, pengenalan profesi diri dan mengajar kerajinan. Alat peraga dibuat agar agar relawan lebih mudah mengajar di depan kelas. Beragam permainan dan ice breaking pun dipersiapkan agar siswa tidak bosan di dalam kelas.

Sesi pertama saya mendapat tugas mengenalkan 10 profesi kepada siswa kelas 2 dan 3. Karena keterbatasan ruang kelas maka kelas 2 dan 3 digabung menjadi satu. Seperti kebanyakan jumlah siswa di hinterland, mereka hanya 22 orang saja tapi kok saya gugup menghadapinya. Beruntung saya didampingi Mona yang bertugas memberikan ice breaking, jika otak saya tiba-tiba blank di depan kelas.

Saya lebih percaya diri ketika menghadapi siswa kelas 4 dan 5 di sesi ke dua, mungkin karena materinya menceritakan profesi pribadi yang berawal dari hobi. Kali ini saya mengenalkan profesi travel blogger dan travel writer melalui alat peraga peta dan majalah. Pekerjaan yang tugasnya jalan-jalan lalu membagikannya ke semua orang dalam bentuk tulisan. Sesekali saya mengajak mereka untuk berimajinasi tempat-tempat di dunia yang mereka akan kunjungi ketika dewasa.
Sesi ke tiga lebih terasa mengalir dan penuh improvisasi . Pada awalnya saya tidak berpikir untuk mengajarkan membuat vlog kepada murid kelas hingga seorang siswa bernama Januar menginspirasi saya. Anak lelaki berusia 11 tahun ini bercita-cita menjadi seorang vlogger.
Bayangkan anak dari daerah pinggiran memiliki keinginan yang tak lazim dibandingkan teman-teman di lingkungannya. Namun tidak ada yang tak mungkin untuk sebuah cita-cita dan impian. Kita sebagai orang tua harus mendukung dan mengarahkannya agar cita-citanya terwujud.

Baiklah sekarang kita belajar bagaimana membuat video blog yang baik. Hal pertama yang saya ajarkan bagaimana anak-anak membuat skenario sederhana dengan menterjemahkan bahasa tutur. Video blog yang baik adalah yang memiliki konsep dan alur cerita.
Dari mengarang tentang destinasi wisata impian akhirnya anak-anak membuat vlog traveling. Dan setiap orang dalam kelompok menjalani perannya sebagai produser, presenter dan kameraman.
Saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi inspirator di Sahabat Hinterland sangat menyenangkan dan kebahagiaan terbesar melihat antusias siswa mengikuti semua sesi. Rasanya hari ini tidak ada orang yang tidak bahagia di pulau Temoyong, seolah seluruh energi baik melingkupi SDN 002 Bulang.

Sebelum pulang guru dan siswa berkumpul di halaman sekolah untuk melepas kami relawan kembali ke Batam.
“Jangan sedih Adik-Adik bulan depan kami akan kembali ke sekolah untuk program sekolah.” Wajah-wajah terlihat lega dan bahagia mengetahui kami akan kembali.
Meski langkah terasa berat meninggalkan pulau Temoyong ada keringanan di hati bisa berbagi sesuatu kepada anak-anak di sini. Berbagi itu tidak harus berupa materi namun dengan sedikit meluangkan waktu dan tenaga di akhir pekan menginspirasi anak-anak di daerah pinggiran.
Sepanjang perjalanan saya kembali teringat hukum kekelan energi. Hukum yang mengajarkan bahwa jumlah energi dari sebuah sistem tertutup tidak berubah. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia, namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.

Berharap energi baik yang kami sebarkan hari ini dapat berubah menjadi energi baik yang menggerakan hati anak-anak untuk giat belajar mengejar cita-cita. Dan kelak anak-anak ini yang akan kembali menebarkan kembali energi baik ini ke seluruh nusantara.
Salam Sahabat Hinterland!
sebuah tulisan menginsipirasi, selalu tebarkan hal-hal positif mas 🙂
SukaSuka
terimakasih sudah mampir 😀
SukaSuka
Kegiatan gini nih pastinya yang di nanti nantikan masyarakat Hinterland. Seneng banget pasti mereka nih
SukaSuka
Luar biasa kakak bisa berbagi. Semoga tercipta anak2 yg sukses dan luar biasa.apa ada yg mau ikut kakak jadi blogger/vlogger juga gak ya ? 😁
SukaSuka
Semangattt teruss menginspirasiiii mas danan
SukaSuka
Bapak yang mau potong tumpeng kok mirip Adam ya wkwkwk.. seru nih kegiatan gini, ajak- ajak kakaaaa
SukaSuka
Oh bapak itu direktur bisnis direktur dan pengembangan , doi duda lho rin anak dua dan udah lama . Fokus besari anak anaknya cowok yang udah bujang , kerjaan bertiga touring naik vespa
SukaSuka
Btw, ini bagian dari Kelas Inspirasi Batam bukan ya Nan? Atau beda komunitas?
SukaSuka
Beda komunitas , nanti aku jelasin Japri
SukaSuka