
Masakan Padang bisa dibidang salah satu identitas bangsa Indonesia. Di mancanegara masakan ini dikenal sebagai kulinernya orang Indonesia. Bagaimana di negeri sendiri. Dari Sabang sampai Merauke sangat mudah menemukan rumah makan Padang. Tapi apakah ke khasan tiap daerah mempengaruhi cita rasanya?
Mendengar kata Kerinci – orang setempat menyebutnya Kincai – yang terbayang atap Sumatra setinggi 3.805 meter dpl. Destinasi impian pendaki nusantara menaklukan gunung vulkanik tertinggi di Indonesia. Pelancong lainnya lebih suka menyambangi wisata alamnya seperti danau dan air terjun. Padahal banyak fakta menarik seputar Kerinci . Tak banyak yang tahu Kayu Aro merupakan kebun teh kualitas nomor satu terluas di dunia (3.020 hektar) dan tertinggi nomor dua di dunia (1.400-1.600 meter dpl) . Konon rasa teh Kerinci membuat Ratu Belanda, Betrix enggan berpaling .Tidak berlebihan jika ada ungkapan “jangan mati kalau belum ke Kerinci”.
Bagaimana dengan keunikan kulinernya . Ada hubungan emosional dan cita rasa antara orang Padang dan Kerinci. Meski berada di propinsi Jambi, budaya Kerinci lebih dekat ke Minang termasuk urusan lidah. Secara geografis jarak kota Padang ke Kerinci lebih dekat dibandingkan kota Jambi ke Kerinci. Meski serupa ternyata ada perbedaan antara masakan Minang dan Kerinci. Bahan-bahan lokal dan budaya setempat melahirkan masakan Minang bercita rasa Kincai.
Dendeng Batokok Siulak Darek
Jika anda menuju kota Sungai Penuh dari Padang akan melewati daerah Siulak Darek. Kedai bertuliskan dendeng batokok berderet seolah menyapa , memanggil untuk singgah. Siapa yang tidak tergoda mencium aroma lezat , apalagi di jam makan siang. Bagi pecinta masakan Minang , dendeng batokok bukanlah hal asing . Daging has berbumbu direbus ini akan dipukul-pukul – bahasa Minang ditokok-tokok – setelah dipotong setebal satu sentimeter. Lalu dipanggang di atas bara arang kayu manis.

Di masa kejayaannya Kerinci dikenal sebagai penghasil kayu manis ( Cinnamomum verum) terbesar di Indonesia, lebih dari 30.000 hektar lahan ditanami pohon daun berwarna kemerahan. Bayangkan jika daging sapi diasapi arang kayu manis pasti rasa dan aroma lebih spesial. Dan benar saja mencicipi, sepotong dendeng batokok mulut rasanya tak ingin berhenti. Ada sedikit cita rasa manis dan aroma bakaran khas Kerinci yang tidak akan jumpai di tempat lain.
“Tambo ciyek da!”. Hawa pegunungan membuat perut tak pernah merasa kenyang. Sepiring nasi beras Payo Kerinci datang bersama dendeng batokok yang masih terjepit dalam panggangan kawat.

Gulai Ikan Semah
Jika anda bertandang ke kota Padang akan mudah menemukan gulai ikan laut seperti kakap atau kerapu. Pergi saja ke daerah Bungus, di sana berjajar rumah makan yang menyajikan menu khas pesisir. Beda cerita jika bertandang ke Kerinci, ikan Semah menggantikan ikan laut di dalam rendaman kuah santan kekuningan. Cara memasak ikan endemik danau Kerinci sedikit berbeda . Jika ikan lain harus dibersihkan sisikanya sebelum diolah. Sisik ikan semah tidak perlu dibersihkan . Sisik ikan akan memberi cita rasa lebih pada gulai. Tak percaya? Mari nikmati gulai kepala ikan semah. Meski tak banyak daging di dalamnya, rasanya luar biasa. Nasi hangat dengan uap mengepul panas menjadi pasangan serasi gulai kepala ikan semah.


Gulai ikan Semah paling mantap dinikmati di pinggir danau Kerinci. Makanya kali ini saya memilih rumah makan AL desa Pidung, Kecamatan Pingir Danau dengan memiliki balkon menjorok ke danau. Serbuan angin sepoi-sepoi mengundang rasa kantuk usai menikmati gulai ikan. Tapi tunggu dulu masih ada sajian kuliner lain di pinggir danau Kerinci.

Masih di tepian Danau Kerinci, rumah makan Telago di Telago Pulau Tengah Kecamatan Danau menyajikan menu andalan ikan bakar. Dari rasa dan tampilannya , ikan bakar dibumbui dengan kunyit. Lalu disajikan bersama sambal lado hijau atau merah khas Minang Tak lupa sepiring keripik ubi melengkapi, menambah cita rasa renyah di mulut. Dari dua sajian di atas tergambar betapa nikmatnya ikan semah.

Soto Padang Semurup
Selain dikenal dengan sumber air panasnya, Semurup populer dengan soto. Ada sebuah warung soto bertajuk “Semurup” letaknya strategis di jalan lintas Padang-Kerinci, tidak jauh dari pasar . Mencarinya cukup mudah tanyakan saja kepada warga sekitar dimana letak kedai soto berlantai dua. Jika anda berjalan dari arah Padang, kedai soto berada di kiri jalan.

Soto kuah bening memang terasa ringan di lidah , apalagi disantap siang hari. Segar dan panas bagai mandi di kolam air panas Semurup. Tapi jangan menganggap remeh, isian soto Semurup memberikan pengalaman kaya rasa. Bayangkan daging sapi digoreng tipis menjadi isianya.

“Kriuk-kriuk”. Mengunyah daging sapi crispy.
“Slurp…”. Menyeruput kuah bening penuh taburan peterseli dan bawang goreng.
Tiba-tiba sensasi lembut padat hadir dari kentang dipotong dadu. Tunggu dulu ada su’un yang memperkaya isian soto sekaligus sumber karbohidrat. Kalau belum nendang bisa ditambahkan sepiring nasi.
Sate Padang Amir
Warung sate Amir terletak di jantung kota Sungai Penuh, tepatnya di jalan Muradi. Apa sih uniknya kuliner ini. Sate Amir telah hadir di Kerinci lebih dari 50 tahun, hingga kini memasuki generasi ketiga. Tidak mengherankan jika di hari raya Idul Fitri warung sederhana ini ramai. Pengunjung rela mengantri untuk menikmati sate Padang saos kanji berbumbu rempah. Bagi sebagian kaum tua, warung Amir tempat bernostalgia mengenang masa muda . Maklum jaman dulu tak banyak warung yang bisa dijadikan tempat bertemu anak muda di Sungai Penuh.
Tak ada yang istimewa dari interior warung Amir, hanya meja kayu dan kursi plastik memenuhi ruangan. Namun kesederhanaan ini membuat suasana makin bersaahaja. Membangkitkan kenangan masa lalu sambil menyecap aroma bakaran sate pengugah selera.

Kelezatan sate Amir berasal dari 19 macam bumbu yang racikannya diwariskan secara turun temurun. Dan tentu saja arang kayu manis digunakan untuk memanggang potongan daging. jadi jangan sungkan, mampirlah ke sate Amir jika bertandang ke Sungai Penuh.

Beras Payo Kerinci
Sumatra Barat memiliki beras Solok – biasa disebut Barek Solok – nan tersohor, sampai-sampai rumah makan di pulau Jawa mendatangkan beras asal Solok untuk mempertahankan keaslian rasa Minangkabau. Sedangkan di Kerinci ada beras payo . Teksturnya agak keras – perak – mirip beras Solok tapi bulirnya lebih besar. Konon jenis padi ini sudah dikenal sejak lima abad lalu. Warung dendeng batokok biasa menyediakan beras Payo dalam sajian utama . Karena waktu tanamnya yang panjang sekitar 6 bulan , harganya relatif mahal. Tapi harga tak jadi masalah untuk memuaskan lidah dan perut bagi siapapun , termasuk saya. Sedikit dalam merogoh kocek tak apa asal mendapatkan cita rasa kuliner terbaik.

Meski serupa kuliner Minang dan Kerinci berbeda, masing-masing memiliki ciri khas disesuaikan dengan budaya dan sumber alam setempat. Memanfaatkan potensi alam menciptakan sajian kuliner baru. Itulah seni kuliner, memodifikasi bahan, cara memasak hingga tampilan. Dengan memasukan unsur lokal agar bisa diterima dimana saja seperti proses adaptasi. Mungkin ini filosofi yang terkandung dalam masakan Minang. Tidak mengherankan masakan Minang bisa diterima dimana saja termasuk di mancanegara. Sekarang bagaimana Kuliner Minangkabau di daerahmu. Mari berbagi pengalaman di Jelajah Kuliner Unik Nusantara. Mumpung masih ada kesempatan hingga tanggal 19 Februari 2014 untuk memenangkan grand prize keliling Indonesia bersama Daihatsu :D.
Saya baru dengar semua namanya 😀
SukaSuka
ayo kakak maen2 ke sumbar biar bisa icip2 dan kenal masakn ini
SukaSuka
Semoga satu saat bisa jalan-jalan ke sumatra. Hehe
SukaSuka
aihh sate padangnya *lap iler
SukaSuka
Iyah nih, bumbnya keliatan menggoda
SukaSuka
Quote nya kagak nahan “Jangan Mati dulu Sebelum Ke Kerinci” …. aku tak sanggup nak gunung kakak tapi ngiler liat dendeng nya 🙂
SukaSuka
Mantap pokoknya rasa dendengnya
SukaSuka
Aaaah jadi lapar saya!
SukaSuka
Maaf kakak… Xixixi
SukaSuka
Perut langsung keroncongan…tanggung jawab mas! 🙂
SukaSuka
Yuk mari ke kincai….
SukaSuka
Tukang makan ternyata 😆
Btw sukses yaa Om
SukaSuka
Sukses nimbun lemak xixixixix
SukaSuka
pengen tau teh kerinci..apa iya segitu hebatnya? Danan kapan kesana lagi? nitip dong..mba suka banget ngeteh sama ngopi
SukaSuka
Boleh mbak nanti kalo kesana lg, aku malah lg cari yg sudah diekstrak kaya gel, itu katanya kualitas nomor satu
SukaSuka
terus gelnya diseduh? beneran ya nitip
SukaSuka
Iya kak kalo aku ke kerinci…, elnya tinggal seduh dg air panas kaya madu
SukaSuka
perkebunan Kayu Aro meluas sampao Sumbar ya.., aku baru nyampe situ aja…..
iya makanan Minang emang mirip2 dengan makanan Sumatra lainnya, beda juga rasanya kalau di Medan…, ada bumbu2 khusus yg beda, seperti jenis asamnya
SukaSuka
Iya menyesuaikan dg budaya setempat kaya rendang menjadi manis ketika di jawa
SukaSuka
pemenang memang beda
SukaSuka
Belum menang om, doain ya xixixiixix
SukaSuka
pasti menang… sampe kalah… kempit aja panitianya
SukaSuka
Ga kenal om jurinya…. Kalonkenal boleh deh barter kempit kelek
SukaSuka
hahaha… bukane kaya biasa hehe
SukaSuka
yaampun.siang2 gini, menjelas istirahat kantor, liat masakan kayak gitu, ya tuhannn, kirimkanlah buatku hehehe
SukaSuka
Basi kakak kalomdikirim
SukaSuka
Kak , kulinernya menggoda banget. Dendeng dan sotonya hmmm
Btw, temannya kak Barry Kusuma ya? sepertinya hobinya samaan suka jalan” hehehe
SukaSuka
good posting 😀
i ilke it …
ingin tau lebih jauh tentang Kesenian, kerajinan, hingga kuliner di minangkabau. silahkan klik di sini
SukaSuka
terimakasih sudah mampir….
SukaSuka