Jati Sari is back! Sukses mendulang sukses di beberapa ajang festival film indie . Jatisari hadir kembali dalam First Blood Revolution.
Jatisari (19/05/2013) Sekuel Jati Sari First Blood-Reloaded diproduksi dengan konsep lebih serius. “Akan lebih banyak kejutan high-tech,” ujar Ahmad Suhardi sutradara sekaligus penulis skenario. Beberapa pengambilan gambar menggunakan kamera yang disematkan pada quartercoper. Menghadirkan efek point of view pesawat terbang. Kamera profesional sudah menggantikan kamera DSLR Nikon D7000 pada produksi sebelumnya. Pengambilan gambar dipercayakan kepada Mas Eko dari komunitas film indie Tulang Bawang.
Beberapa komunitas digandeng untuk menghidupkan adegan. Adegan laga dipercayakan kepada komunitas capoera dan aikido. Komunitas air soft gun melakukan penyerangan di areal persawahan Jati Sari, Lampung Selatan membuat suasana invansi lebih realistis.
Digarap dalam suasana kekeluargaan , Jati Sari First Blood – Revolution merupakan gerakan baru film indie Lampung. Beragam komunitas dengan latarbelakang berbeda berkolaborasi. Tanpa tedensi profit mereka bersatu untuk berkarya. Cuaca menjadi kendala dalam proses pengambilan gambar yang berlangsung satu hari. Beruntung proses produksi bisa tepat waktu sesuai jadwal.
Film Jati Sari First Blood-Reloaded berawal dari impian anak kampung asal Jati Sari mencuri perhatian di berbagai festival film. Awalnya impian memproduksi sekuelnya nyaris terkibur karena kesibukan crew dan pemain. Namun atas dukungan beragam komunitas , hadir kembali. Dan siap meramaikan ajang festival film indie. Akankah Jati Sari First Blood-Revolution kembali mencuri perhatian? Kita tunggu tanggal mainnya…
mantab
SukaSuka
makasih om….
SukaSuka
wew pengen main film… 😀
SukaSuka
aya juga pengen maen film kk, tapi ini bantuin aja dulu pegang2 make up ama baju :p-
SukaSuka
lanjutkan OM 🙂 PATEN (y)
SukaSuka