
Matahari semakin tinggi, udara kota Medan memanas. Jarak antara Jalan Masjid dan Jalan A Yani – dulu jalan Kesawan – tidak sampai satu blok. Teringat restauran Legenda di kota Medan yang berdiri tahun 1929 dengan nama awal Jangkie . Lalu pindah ke Jl. Kesawan tahun 1934 dan berganti nama Tip-Top.
Menu andalannya es krim. Maklum pelanggannya di jaman itu Noni dan Meneer Belanda yang tidak tahan cuaca panas kota Medan. Namun seiring perkembangan waktu menu disesuaikan selera konsumen.
Limun saparila cap Badak mengawali petualangan kuliner di Tip Top. Dentuman buih soda beradu dengan dinginnya es batu, menyegarkan lidah. Waktu seolah berputar mundur terbawa suasana. Duduk di serambi resto berkursi rotan sambil memandang orang lalu lalang. Nuansa romntisme begitu kental membuat orang tak mampu berpaling. Apalagi lidah dimanjakan beragam menu penggoyang lidah.
Hidangan berat oriental, ifo mie menebarkan aroma lezat. Rasanya makin sempurna bersama acar cabai dan bawang merah. Potongan udang dan telur orak-arik berbaur di antara tauge dan mie. Menawarkan rasa lapar jelang makan siang. Awal petualangan kuliner begitu memikat.
Selanjutnya mencari sensasi cita rasa manis. Pancake saus coklat. Bundar kekuningan sederhana tanpa isi atau garnis. Namun aroma butter dan susu sangat kuat. Dipanggang sedikit tebal dengan kematangan sempurna. Disajikan bersama satu cup coklat cair. Tuangkan sejenak coklat di atas pancake lalu nikmati sedikit demi sedikit. Jika kurang manis celupkan potongan ke dalam coklat cair.
Dua hidangan membuat perut terasa penuh. Padahal pamungkasnya belum dimulai. Sekarang waktunya memanjakan mata , menikmati suasana resto . Tamu-tamu asing berdatangan menikmati minuman beralkohol sambil bercengkrama. Mesin hitung dan tempat garam tempo dulu menghiasi salah satu sudut resto, memikat untuk dilihat. Pandangan saya tertuju pada toko roti kecil di samping resto .
Cake and Bakery Tip Top tidak menyatu di dalam resto. Tapi pengunjung bisa memesan roti lalu dinikmati di resto. Tempat yang tepat membeli buah tangan setelah puas hang out di Tip Top. Rasa penasaran dan selera makan menuntun saya menuju toko kecil di kiri resto. Pilihan saya jatuh pada croisant isi nanas, cupcake buah kering dan kue soes.
Tidak berapa lama pesanan cake ice berlapis tiga warna datang. Es krim di sini rasanya klasik, tidak seperti es krim sekarang yang lebih creamy. Tapi tekstur kasar ini dirindukan banyak orang. Aroma dan cita rasanya tetap original seperti puluhan tahun yang lalu. Sesendok es masuk ke mulut, langsung lumer menebarkan manis dingin . Menyegarkan di udara Medan yang tidak terlalu bersahabat. Sebuah ide kecil muncul. Bagaimana jika cupcake dikombinasikan bersama es krim. Sudah bisa dipastikan rasanya sangat lezat, karena tidak ada panganan yang tak lezat di Tip Top.
Nuansa tempo dulu dan cita rasa berpadu sempurna diTip Top, menjadi tempat wajib “stop”. Jika Anda berkunjung ke kota Medan.










Horas Medan 2012 (part 1): First Food , First Step
Horas Medan 2012 (part 2): Stop di Tip Top
Horas Medan 2012 (part 3): Bertandang ke Rumah Tjong A Fie
Horas Medan 2012 (part 4): Petang di Masjid Raya
Horas Medan 2012 (part 5): Pan Cake Durian Plus
Horas Medan 2012 (part 6): Merapat di Perapat
Horas Medan 2012 (part 7): Air Terjun Situmurun
Horas Medan 2012 (part 8): Menuju Taman Eden 100
Horas Medan 2012 (part 9): Kebersamaan Backpacker
Horas Medan 2012 (part 10): Air Terjun Penutup
Horas Medan 2012 (part 11): Pelajaran Pagi Hari
Horas Medan 2012 (part 12): Istana Maimoon
Horas Medan 2012 (part 13): Harmoni Religi,Alam dan Kuliner

Badak is the best … bener2 made in lokal lagi udah dr jaman baholak … paten !!!
SukaSuka
wakkakakka udah kaya larutan penyeger, jangan2 satu pabrik tuh
SukaSuka
Tentang Badak ada ku tulis di
http://lisalubis.blogspot.com/2012/08/badak-kurnia-segarnya-idul-fithri-di.html
Eh, klen gak pesen Kurnia juga waktu itu??
SukaSuka
ini buah berry ya kurnia? wah ga cobain kmrn… alasan buat balik ke Medan
SukaSuka