
Teluk Kiluan masih gelap tapi suara mesin jukung mulai terdengar. Waktu menunjukan pukul 05:30, rasanya enggan untuk bangkit dari peraduan. Tapi pagi ini kami ada janji dengan pak Solihin untuk berlayar mencari lumba-lumba. Teluk Kiluan terkenal dengan hewan mamalia air sahabat manusia. Untuk bisa melihat hewan kami harus keluar dari teluk lalu menyusuri selat sunda ke arah barat.
Dengan menggunakan jukung, perahu tradisional berkapasitas 4 orang. Saya bersama rackabolang , ian06 serta juru kemudi pak Solihin meninggalkan Teluk Kiluan. Deburan ombak terasa semakin besar ketika memasuki laut lepas. Wah rasanya seperti bertaruh dengan ombak. Kami tidak tahu apakah dalam perjalanan ini akan beruntung bisa bertemu dengan lumba-lumba. Tapi tidak ada salahhnya mencoba keberuntungan.



Gugusan pulau karang terlihat cantik diterpa gelegar ombak. Matahari masih bersemu malu di balik awan . Namun sang pemburu keberuntungan sudah terlihat. Tampak beberapa jukung melintas di depan kami , menuju spot lumba-lumba. Ombak semakin besar, rasanya jukung ini akan terbenam di bawah gelombang besar. Tapi dengan piawai pak Solihin membawa perahu ini melintas di atasnya. Rasanya mirip seperti di atas jetcoaster. Sesekali jukung memecah ombak, dentumannya membuat jantung berdetak semakin cepat.


Tak terasa kami sudah berputar-putar di lautan selama 2 jam lebih. Mamalia air bermoncong enggan untuk keluar. Mungkin karena gelombang yang terlalu besar. Padahal sinar matahari sudah tampak terik membirukan laut. Kami bersama kapal lain kembali ke teluk. Ada sedikit rasa kecewa tidak bisa melihat pesona utama di Teluk Kiluan. Namun rasa itu terobati ketika melihat keindahan gugusan karang di pantai .
Kali ini memang kami belum beruntung tapi tidak dikalahkan oleh ombak besar…