
Lawakan cerdas. Itulah sebutan yang menggambarkan stand up comedy, pecahan seni perrtunjukan melucu. Syarat pelakunya memiliki kemampuan dan kecerdasan intelektual.
Memenuhi tantangan Ahamda Suhardi – junior semasa kuliah-saya (15/04/2012) mencoba tampil lucu di depan umum. Pukul 19:00 sayapun menyambangi kafe Rumah PUtih yang berada di kawasan Gotong Royong Bandar Lampung. Sesampai di Rumah PUtih ternyata Aji Aditya, rekan lama sudah menunggu. Siap memberikan semangat serta “kompornya”.
Gugup, itu sudah pasti karena untuk acara ini tanpa persiapan. Lagian apa yang mau dipersiapkan. Inikan cuma seru-seruan. Pengetahuan saya tentang jenis komedi ini juga minim, jadi proses kreatif yang harus dilakukan tidak tahu. Pengalaman menonton komedi sejenis mungkin hanya 3 kali. Satu-satunya yang ada dipikiran saya bagaimana melucu dengan pintar.
Sebelum acara dimulai setiap comic-sebutan peserta stand by comedy-mengambil undian nomor urut tampil. Binggo! Saya mendapatkan urutan pertama. Dengan modal percaya diri , sayapun naik panggung kecil di tengah kafe. Lima menit terasa begitu lama. Hal yang paling satir terjadi,ketika berusaha untuk melucu tapi tidak ada yang tertawa. Tapi show must go on. Tanda waktu sudah habis, saya melewati semuanya. Untung pada waktu itu tidak terlalu banyak penonton :).
Belajar dari kesalahan sayapun mencoba bertanya kepada Aji, sebetulnya bagaimana pakem dan pola sebuah standby comedy. Aji berkata sebetulnya cuma ada dua pola yaitu set up dan punch. Set up berfungsi membangun sebuah informasi dan fenomena lalu ditutup dengan sebuah punch. Punch biasanya suatu informasi ironi yang bisa membangkitkan kelucuan. Dalam satu sesi biasanya terdiri dari lima buah bahan joke.
Setelah melihat peserta lain tampil. Sayapun baru tahu apa itu stand up comedy, bagaimana polanya dan kapan sebuah punch harus dikeluarkan. Idealnya setiap comic , memiliki identitas dan ciri khas sendiri sebagai nilai jual. Kata Aji saya cukup menjual, mungkin untuk kalangan tertentu “tante-tante”. Will see… kalo ada kesempatan kembali. Tidak ada salahnya mencoba melucu dan membuat orang bahagia.

Hai Danan 🙂
kunjungan balik:)
whuaaa…
senengnya ketemu sama sesama pecinta standup comedy jugaaaa…
aku juga pernah nekad jajal panggung buat open mic lho…
di salah satu kafe di Bandung…
udah hampir pingsan sangking nervous nya…
tapi minggu depan open mic lagih….hihihi…
*daku memang suka menyiksa diri sendiri*…
aku open mic sekitar 5 kali an lah…
sampai akhirnya nyerah dan kehabisan materi…hihihi…
SukaSuka
waaa terimkasih sudha mampir, aku pertama kali dan nagih… kayaknya ampuh buat menghilangkan stresss
SukaSuka
kalo sempet mampir di postingan stand up ku yaaaa 🙂
http://erryandriyati.blogdetik.com/2011/10/25/viva-la-komtung/
SukaSuka
Saya suka dengerin stand up comedy.. aneh juga sih acara ini kesannya orang disuruh ngomong sendiri dan kita yang dengerin.. tapi lucu gitu..
Eh iya Mbak Erry tuh pernah open mic.. pede banget dia..
Dan satu lagi, lupa ikutan kontesku ya Mas.. #memohon#
SukaSuka
waduh mbak kayaknya ga ada koleksi foto2 saru ixixixixiix… nantti dicek dulu dikoleksi foto #berpikirkeras
SukaSuka