Lampung, Travelling

April Ceria : Pulau Tegal

Pulau Tegal, Keindahah di Pesisir Lampung
Pulau Tegal, Keindahah di Pesisir Lampung

Gempa Aceh tiga hari  lalu menyurutkan nyali orang bermain di pantai apalagi laut. Tapi tidak untuk saya. Hari ini (14/4/2012),saya begitu bersemangat menyambangi lautan. Rindu rasanya, setelah dua minggu penuh tidak menyentuh air asin. Bersama sebuah komunitas- Lampung Cinta Snorkling-pagi ini kami berkumpul di sebuah kantor operator telekomunikasi CDMA di Jalan Ahmad Yani.

Meeting Point: Kantor Operator Telekomunikasi CDMA
Meeting Point: Kantor Operator Telekomunikasi CDMA

Lampung Cinta Snorkling komunitas di Lampung yang menggawangi wisata bahari. Komunitas yang dimotori oleh Saiful Rasyid ini memang baru seumur jagung. Tapi aktivitasnya  membawa warna baru di industri pariwisata Lampung. Secara aktif memperkenalkan dan mengedukasi pasar apa itu snorkling. Mencari spot-spot terbaik snokrling dan berperan aktif dalam kelestarian lingkungan. Dengan mengembangkan wisata yang berawasan lingkungan atau ekowisata.

Pelabuhan Ringgung
Pelabuhan Ringgung

Bang Yopie – dari @KelilingLampung – menyalami saya ketika sampai di meeting point. Rasanya sebuah nama yang tidak asing di dunia maya dan photography. Beberapa kali , kita sempat berkomunikasi  di twitter, membahas potensi alam Lampung. Senang rasanya bisa bertemu dengan teman-teman yang tadinya hanya jumpa di dunia maya.

Pulau Tegal tujuan snorkling kita hari ini. Dari Bandar Lampung bergerak menuju Padang Cermin , atau sering di sebut lempasing. Setelah 45 menit perjalanan sampailah disebuah dusun bernama Gebang. Dari jalan besar sebuah papan penunjuk Ringgung – pelabuhan Kecil – 500 meter. Jalanan berbatu mengantar kami menuju desa nelayan kecil. Aroma laut menyeruak masuk ke dalam mobil. Bagi beberapa orang mungkin membuat mual. Tapi bagi saya ini aroma yang selalu mengingatkan akan tanah kelahiran, Lampung.

Sampai di Pulau Tegal
Sampai di Pulau Tegal

Matahari meninggi kamipun bergegas mempersiapkan penyebrangan menuju pulau. Dua buah perahu membawa kami meninggalkan Ringgung. Awan tidak terlihat kemilau di antara langit biru. Tapi hari ini cukup cerah, air laut berombak ringan seiring dengan hembusan angin.

Perjalanan terasa begitu singkat, hanya 15 menit. Sebuah pulau hijau tampak ringan mengambang di antara kemilau laut kebiruan. Kesan pertama, mungkin tidak seindah Pulau Palambak di Singkil atau Lengkuas di Belitung. Tapi saya yakin di sini biota laut masih sangat terjaga. Samar-samar terlihat ikan lalu lalang lincah.

Bang Yopie : Pemanasan Sebelum Snorkling
Bang Yopie : Pemanasan Sebelum Snorkling
Clown Fish dan Anemon
Clown Fish dan Anemon

Setelah melewati sebuah karamba , kapal merapat di sisi pulau berpasir putih. Kamipun bergegas bersiap, berganti baju dan mengambil snorkling Set. Sebuah ritual kecil , yang sangat jarang saya lakukan sebelum snorkling. Aktivitas pemanasan dipandu Bang Yopie, lalu ditutup dengan doa dan sedikit informasi bagaimana seharusnya menikmati keindahan alam tanpa mengusiknya.

Rumput laut berpadu dengan pasir laut, tak jernih tapi terasa banyak aktivitas di sini. Saya mencoba mengintip ke dalam, wow rombongan ikan berlalu di antara rumput laut. Bang Yopie mengkomando kami menuju lautan dalam sebelah kanan pantai. Beragam biota laut terlihat di gugusan karang yang lebih dalam. Belut dan ular laut terlihat di dasar laut. Tenang, mereka tidak berbahaya jika tidak merasa terancam. Jadi jangan diganggu sebuah wejangan dari Bang Yopie , selalu mengingatkan.

Usai makan siang spot selanjutnya, terumbu di sebelah kiri pantai. Di beberapa titik kita harus ekstra hati-hati karena terumbu mencuat tinggi menyisakan sedikit jarak dari permukaan. Konturnya lebih naik turun, membuat biota laut di sini lebih cantik. Beberapa tampak bersembunyi di balik karang. Lambaian anemon warna-warni berpadu dengan clownfish, begitu menggoda. Tapi jangan dipegang ya.

Birunya Air Laut
Birunya Air Laut
Pindah Spot Snorkling
Pindah Spot Snorkling
ClownFish di balik Terumbu
ClownFish di balik Terumbu

Kapal  bergerak menuju pantai bertebing curam. Sauh pun diturunkan. Laut tampak  dalam kebiruan. Awalnya beberapa peserta ragu  masuk ke dalam air. Tapi sekilas terlihat hamparan terumbu karang di kedalaman laut. Sebuah spot sedalam 5 meter lebih menantang. Byurrr, sebuah kejutan menghampiri. Hamparan terumbu berbentuk kelopak bunga mawar menghampar bagai taman. Wah indahnya, air juga lebih jernih untuk berfoto. Bagaimana dengan biota lautnya? Ikan di sini lebih berwarna dan cerah Clownfish biru berenang cantik di antara anemon di kedalaman 4 meter. Butuh kerja keras untuk mengabadikannya.

Menuju PAntai Lain di Pulau Tegal
Menuju PAntai Lain di Pulau Tegal
Singgah Sejenak di Pantai
Singgah Sejenak di Pantai

Matahari bergulir berlahan menuju barat. Tak banyak sinar menerobos awan. Tapi Pulau Tegal tetap indah. Sayapun sempat mengambil beberapa gambar ketika singgah di pantai lain berpasir putih sebelum pulang.

Bersiap Pulau di Ringgung
Bersiap Pulau di Ringgung

Kapal motor kami menderu kuat tapi lajunya tetap lambat. Bagai badan kelelahan, setelah seharian bermain air. Analogi yang pas untuk sebuah perjalanan hari ini. Menjelang sore kami sampai di pantai Ringgung. Menghempaskan diri sejenak dalam kopi Lampung dan sepiring mie instant  menunggu magrib. Lalu lalang orang bersiap untuk memancing, memabangkitkan imajinasi saya untuk kembali mengarungi keindahan Pulau Tegal.

Malam mulai merayap, kamipun bergegas menuju Bandar Lampung. Sebuah pengalaman pertama tak terlupakan. Melihat keindahan bawah laut di tanah kelahiran tercinta. Lampung. Terimakasih buat “Lampung Cinta Snorkling” dan “Keliling Lampung” untuk pengalaman ceria di bulan April. Next trip kemana kita? wakkakakkakakka

2 tanggapan untuk “April Ceria : Pulau Tegal”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar