Pagi sepulang dari Anoi Itam. Sabang diguyur hujan lebat sampai rencana kami ke Sumur Tiga pun gagal. Memang sempat singgah di Sumur Tiga , tapi untuk berteduh bukan untuk berfoto apalagi bermain di pantai.

Menjelang siang , matahari kembali bersinar. Saatnya kembali menjelajah pulau ujung barat Indonesia. Tujuan kali ini adalah pantai yang tidak terlalu jauh dari kota. Pantai Kasih. Mendengar namanya banyak interpretasi yang timbul. Otak sayapun mulai berimajinasi: Pantai Aura Kasih ? Pantai buat kekasih? Pantai tempat memadu kasih? Pantai loe minta gw kasih? Ya sudalah apapun namanya, saya nikmati saja keindahan.

Memasuki pantai kasih , yang jalannya agak tersembunyi. Hamparan pasir putih membentang luas, kedua sisi pantai dibingkai gugusan karang hitam. Ombak besar bergulung , mengjhantam batu karang.

Rekan saya, Oki dan Liza pun tak tahan untuk melakukan pose-pose ekstrim. Mulai dari loncat, salto, hands stand, split di udara… Saya photograper merangkap penata gaya. Terjadilah adegan nan ajaib.

Puas di pantai kasih , kamipun bergeser ke pantai lain. Sebuah pantai yang di depannya ada lapangan luas dan di kenal dengan Sabang Fair.

Sabang Fair merupakan taman kota yang disediakan khusus untuk pameran. Di area tamannya tersedia tempat bermain untuk anak-anak. Keunikan lainnya , di tempat ini masih ada peninggalan Jepang berupa benteng dan meriam.

Sabang Fair bersebrangan dengan pantai yang berhadapan langsung dengan Teluk Sabang. Persiapan tahun baru sudah nampak di sini, panggung berukuran besar dan sound system sudah mulai dipasang. Nampaknya malam pergantian tahun akan meriah. Kamipun melanjutkan perjalanan menjelajah pulau Weh. Tujuannya adalah menuju selatan lalu ke barat ke beberapa tempat wisata. Tiba-tiba Vira dan Edy menelpon , mereka sedang menyebrang ke Sabang pagi ini. Wah perjalanan akan semakin ramai dan seru….