
Memasuki touring hari ketiga stamina fisik sudah mulai turun, otomatis konsentrasi dan reflek juga turun. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kita berkomitmen tidak terlalu kebut.
Perjalanan kali menuju Pantai Tanjung Setia yang berada di sisi barat propinsi. Rutenya kita kembali lagi menuju kota Liwa sekitar 31 km. Lalu lanjut ke arah barat menuju kota Krui sekitar 60 km. Ternyata sampai di Krui perjalanan juga masih harus berlanjut sekitar 1 jam ke arah selatan menuju kecamatan Pesisir Selatan.

Rasa letih langsung sirna ketika melihat sebuah gapura besar bertuliskan “Selamat Datang di Tanjung Setia”. Motor kita belokan ke arah pantai memasuki sebuah perkampungan “homestay bule”. Suasananya benar-benar mirip dengan pantai Gapang di Sabang. Tampak beberapa wisatawan mancanegara bercengkrama dengan papan selancar.

Tanjung Setia memiliki garis pantai yag berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Meskipun tidak terkenal sepert Kutai , pantai ini mampu menyedot wisatawan mancanegara 100 ribu per tahunnya. Ombak besar serta pasir putihnya yang mempesona daya tarik utama pantai ini. Konon Tanjung Setia merupakan spot selancar terbaik nomor tiga di dunia. Pada bulan Juni – Agustus ketinggian ombak bisa mencapai 6 meter lebih dan panjang hingga 200 meter.

Bagi pecinta olahraga memancing merupakan surganya Ikan Blue Marlin raksasa atau masyarakat setempat sering menyebutnya dengan nama Iwa Tuhuk. Berat ini ikan ini bisa sampai 70 kilogram dengan panjang 170 cm.

Tempatnya yang cukup terpencil dan jauh dari kota besar membuat pantai di sini benar-benar masih perawan. Dengan mudah saya menemukan biota laut seperti kepiting, ikan ataupun udang di laut dangkal tak jauh dari pantai.

Siang ini saya benar-benar terpukau dengan keindahan Pantai Tanjung Setia, membuat saya setia tak mampu berpaling dari keindahan ini.

itu buah pandan laut. pandan laut oleh masyarakat pesisir lampung barat dijadikan bahan anyaman untuk membuat tikar.
SukaSuka
buahnya unik ya… bisa dimakan ga ya?
SukaSuka