Hotel, Travelling, Turki

Sepenggal Malam di Blue Moon Cave Hotel

Cappadocia – Untuk kesekian kali impian dan ujaran yang tak sengaja menjadi kenyatan. Kini saya berada di sebuah kamar di Cappadocia, menikmati musim semi bermekaran yang dikenal sebagai kota para peri. Bangunan yang atapnya bercungkup mirip jamur menyebar di seantero kota kecil bernama Goreme.

Banyak hotel menawarkan pengalaman tinggal di dalam goa batu yang disulap menjadi istana kecil dengan desain khas Turki. Karpet tebal warna-warna dan pernak pernik unik kata anak jaman sekarang sangat instgramable.

Namun saya lebih memilih hotel berlantai dua di pojokan jalan yang umurnya lebih dari seabad. Blue Moon Cave Hotel mulai dibangun tahun 1900 an dan kini sudah mengalami renovasi

Posisinya yang strategis membuat hotel ini lebih menjadi tempat nongkrong dibandingkan menginap. Hanya penduduk lokal yang senang menginap di sini sedangkan wisatawan asing lebih suka tinggal di gua batu yang memang menjadi kekhasan Cappadocia.

Secara posisi hotel ini sangat strategis dekat dengan restoran dan grosiran cindermata. Tepat di sebelahnya ada toko karpet besar yang membuat mata emak-emak pasti tergoda

Bagi pelancong yang enggak naik turun ke bukit batu dan menginap di kamar batu, mungkin ini salah satu solusi yang tepat. Karena posisi kamar-kamar goa memang berada di dataran tinggi. Harganya pun cukup bersahabat, sekitar 300 ribu rupiah untuk dua orang termasuk sarapan.

Mengintip Bilik

Hotel ini hanya memiliki 12 kamar dan 4 jenis kamar yaitu : Cave Room, Stone Room, Arch Room dan Standar Room. Saya menempati Arch Room, sebuah kamar sederhana di lantai dua dengan dua tempat tidur.

Fasilitasnya standar cukup bagi saya yang kebetulan memilih traveling sendiri ke Cappadocia . Namun sesungguhnya yang paling penting adalah heater. Walau memasuki musim semi Turki masih tetap dingin untuk ukuran orang Indonesia.

Yang bikin agak ngenes sih saya tidur sendiri walau ranjangnya ada dua. Hampir semua kamar menghadap ke jalan membuat kamar ini terkesan terang karena matahari langsung masuk melalui jendela.

Setelah berhari-hari melewati perjalanan super cepat dari Madina, Mekah, Bursa dan Istanbul, akhirnya saya bisa tidur sedikit lebih lama di kamar ini. Walau di hari-hari berikutnya saya harus bangun lebih pagi untuk naik balon udara.

Sarapan Cantik

Saya tidak pernah menyangka bahwa hotel ini memilik resto cantik di lantai tiga. Sebetulnya ini loteng terbuka yang sebagiannya dibiarkan terbuka sedangkan sisi lainnya dijadikan restoran tertutup.

Karena musim semi orang lebih suka duduk-duduk di luar untuk menikmati hangatnya sinar matahari. Beberapa pengunjung terlihat asik mendengarkan musik sambil berjemur dan bercengkrama santai.

Kalau dilihat-lihat orang Turki ini enak banget ya, jam kerja cuma leyeh-leyeh manja. Lah ini kan tempat liburan Mas, masa kerja. Wong sampean saja cuma makan, tidur, piknik, kelonan sama guling.

Untuk harga 300 ribu rupiah, sarapan selengkap ini rasanya nggak rugi. Tapi memang sih, sarapan ala Turki itu memang meriah dan sehat. Bayangkan aneka ragam biji-bijian dan buah-buahan yang kalau di Indonesia jadi menu diet, di sini jadi makanan sehari-hari. Walaupun aslinya aku merindukan nasi uduk dan lontong sayur dengan kiah kimplek-kimplek kaya santen dan bumbu rempah.

Jalan Kaki Keliling Kota

Jarak hotel ini ke Open Air Museum Goreme hanya satu kilometer saja. Sejujurnya saya suka sekali berjalan kaki mengelilingi Goreme. Rasanya hampir setiap sudutnya fotogenik.

Apalagi jelang musim semi seperti saat ini matahari bersinar tapi angin tetap berhembus. Agak dingin sih tapi menyenangkan karena saya bisa melihat langit biru bersama awan tanpa mendung. Kalau mau menilisik beberapa sabana akan melihat bunga-bunga bermekaran.

Usai menikmati tour balon udara seharian mengelilingi Goreme dengan berjalan kaki dan mendapatkan banyak bonus perjalanan seperti menemukan beberapa destinasi tidak terduga seperti kapel kecil terpencil dan berdialog dengan orang lokal.

Bagi yang berkunjung ke Goreme jangan lupa untuk menikmati sunset di titik tertinggi. Walau penuh usaha tapi yakinlah menikmati matahari terbenam menjadi penutup hari yang indah di Goreme.

Malam di Blue Moon Cave

Salah satu daya tarik Goreme di malam hari adalah tempat nongkrong. Salah satunya adalah hotel tempat saya menginap. Beberapa orang mengajak saya untuk nobar (nonton bareng) sepak bola di resto atas. Tapi kalian tahu kan kalau saya bukan penggemar sepak bola?

Baiklah malam ini saya melewatkan makan malam bersama beberapa teman di salah satu resto yang cukup hits di kota ini, Nazar Borek.

Blue Moon Cave Hotel
Alamat: Gaferli Mahallesi Müze Caddesi No 24, 50180 Nevşehir, Turki
Telepon: +90 384 271 24 33
Website : http://www.bluemooncavehotel.com

6 tanggapan untuk “Sepenggal Malam di Blue Moon Cave Hotel”

  1. Salam kenal mas Danan,

    Wah ini hotel menarik ya, rooftopnya bisa buat nongkrong liat pemandangan. Itu terik begitu tapi dingin ya? Berapa derajat sih musim dingin di sana?

    Salam,
    Ogie

    Suka

  2. ini sih cakep hotelnya,resto dengan view outdoornya kayak gitu, murah juga ya plus dapet sarapan kayaknya pilihannya beragam

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar