Curahan

7 Macam Youtuber Pemula Bikin Netizen Gemas

Sejak setahun belakangan gabung beberapa grup youtuber baik di dunia maya atau di dunia maya, sering banget bertemu youtuber pemula (kaya gua) yang kadang kalau melihat kelakuannya bikin senyum-senyum sendiri. Yakinlah semua blogger dan youtuber pernah di fase alay tapi tahu tidak semua proses itu yang akan membuat kamu besar. Kalau tidak besar berarti kamu tidak berproses, tepatnya tidak mau. Karena sesungguhnya berproses itu butuh usaha dan kerja keras, jangan lupa belajar juga.

Kini Ngeyotube itu bukan hanya sekedar hobi tapi menjadi cita-cita bagi anak muda. Coba deh kamu tanya adik, ponakan atau mungkin anak kamu. Pasti ada yang bercita-cita menjadi seorang youtuber. Dengan membayangkan menjadi salah satu gen Halilintar betapa mudahnya menjadi populer dan banyak uang. Hanya dengan ngomong di depan kamera, unggah video lalu uang berjatuhan dari langit.

Apakah salah bermimpi menjadi seorang youtuber sukses? Nggak sih yang salah itu kebanyakan mimpinya daripada kerjanya. Coba kamu kepo’in media sosial Ria Ricis yang pernah curhat kalau waktu tidurnya sedikit karena waktunya habis untuk membuat konten dan mengedit video. Banyak waktu dan tenaga yang dikorbakan vlogger perempuan dengan subscriber terbanyak di Asia Tenggara.

Selalu ada kerja keras yang tidak terlihat di balik youtuber besar.

Lalu apa hubungan Ria Ricis dengan youtuber pemula?

Nggak ada sih tapi kadang gemsas aja dengan mereka yang baru mulai ngeyoutube tapi sudah menghitung-hitung rupiah, jam tayang, viewer dan subscriber. Seolah apa yang dilakukan setetes ingin dibalas dengan air laut.

Berikut beberapa keajaiban youtuber pemula yang kadang bikin netizen gemes. Oh iya semua klasifikasi ini berdasarkan pengalaman di beberapa grup youtube di facebook dan whatssapp.

1.Youtuber Alay

Duh ini gua banget sih tapi sesungguhnya semua berawal dari sini. Ketika awal-awal traveling rajin membuat video perjalanan yang 90% isi video adalah muka dengan latar tempat wisata seuprit. Tujuannya sih cuma mau bilang ke semua orang bahwa gua pernah ke sini dan punya dokumentasinya.

Kok videonya isi muka kamu semua?

Tapi sumpah kalau sudah kaya gitu rasanya gua dah kaya Atta Halilintar. Eh tapi kapan Atta bikin video jalan-jalan, video prank kali?

Oh iya gua berasa kaya host MTMA yang perutnya kotak-kotak padahal muka aja chubby gimana perut mau kotak-kotak.

2. Youtuber Sub For Sub.

Salah satu ciri mahluk jenis ini setiap saat, dimanapun, kapanpun dan apapun selalu mengajak subcribe chanel youtube. Berharap dengan rajin mengemis maka subcribernya akan bertambah dan memenuhi persyaratan untuk di-monetize.

Padahal kalau konten video dan SEO-nya orang akan iklas menonton video kamu dan men-subscribe lalu memberikan like sebagai bentuk apresiasi. Beda kasus kalau kamu cuma pengen berternak chanel dengan subcriber banyak lalu menjualnya.

Marketing chanel dan video youtube dimaksimalkan dengan SEO bukan marketing door to door aka sub for sub.

“Bang subcribe saya dong!” Sebuah DM entah datangnya dari mana mencolek saya.

“Nying… Nggak usah di DM asal loe pamer karya di-grup pasti gua tontong dan gua like. Kalau chanel youtube isinya video lama 2 biji untuk apa disubcribe?”

3. Youtuber Gear

Youtuber jenis ini bisa jadi sosok yang tajir melintir karena selalu ada gear baru yang dibahas dan dipamerkan, entah itu kamera, tripod atau asesoriesnya yang kadang bikin kita berdecak kagum. Tapi ngomong-ngomong, itu punya tripod beragam jenis tapi kenapa videonya masih getar ya. Atau jangan-jangan ini jenis kamera baru yang bisa getar sendiri kaya dil…. Ah lupakan.

Apakah gear kamu lebih murah dari ini? Sama…

4. Youtuber Produktif

Sebetulnya aku kagum lho dengan youtuber ini, produtivits dan semangat berkaryanya luar biasa kadang melebihi stasiun televisi. Bayangkan hampir semua aktivitas hariannya dibikin vlog lalu diunggah. Dari mandi pagi, makan pagi, berjemur pagi, pergi ke laundry, jalan-jalan ke mall, ketemuan mantan, cuci kaki, ngupil sampai nongkrong di jamban jadi vlog dan semua diunggah.

Nangisnya dia bisa ditonton jutaan orang? Tangismu ya deritamu…

Tapi ingat teman anda itu manusia biasa bukan Rafatar yang video ngupil bisa ditonton jutaan rakyat Indonesia. Kita harus sadar bahwa sesungguhnya video unfaedah di atas hanya akan memenuhi server youtube dan mungkin di kemudian hari akan jadi sampah digital.

Bayangkan itu video semuanya gempa bumi (goyang semua). Jangankan untuk menontonnya mungkin baru dibuka kita yang menonton mabuk.

5. Youtuber Galau

Tipikal youtuber seperti ini biasanya kebanyakan galaunya daripada videonya. Mau bikin chanel youtube bingung mau dikasih nama apa chanelnya. Selesai nama chanel sedetik kemudian bertanya mau ngeyoutube apa?

Halowww… Mau ngeyotube tapi nggak tahu mau bikin apa?

Ngeyoutube kok kebanyakan nanya. Coba sesekali nanya ke ulama atau orang pintar. Biar kamu pintar.

Selesai dikasih pencerahan ide sibuk bertanya dari A sampai Z. Kerjaannya tanya terus, minta bimbingan, minta perhatian, minta kasih sayang tapi videonya nggak ada yang diunggah. Adapun videonya begitu-begitu saja dari dulu. Seolah wejangan dan penjelasan banyak orang nggak ada feadahnya.

Sudah bikin video tanya lagi kenapa view dan subscriber sedikit. Mengeluh, gelisah lalu basah.

6. Youtuber Pemburu Dolar

Sebetulnya nggak ada salahnya dengan matrealistis tapi ya mbok seimbang antara ngomongin duit sama ngomongin karya. Yakinlah kalau kita fokus dan karya bagus, rejeki akan datang sendiri. Nggak perlu tiap hari melototin trafik dan estimasi pendapatan dolar.

Tujuan hanya materi sampai menghalalkan segala cara.

Rejeki youtuber nggak dari bagi hasil iklan dengan youtube saja, ada rejek lain seperti endorsement, job review atau bahkan rejeki lain tidak terduga seperti jadi pembicara atau job membuat video komersil lainnya.

7. Reuploader

Sebetulnya jenis species ini hampir musnah dari jagad maya karena peraturan ketat youtube yang semakin mempersempit ruang gerak reuplader yang identik dengan pembajakan hak cipta.

Di era kejayaannya reuploader memang paling berjaya karena bisa dengan mudah menangguk dolar haram tanpa harus bersusah payah. Kini pilihannya kembali ke jalan yang benar dengan menjadi youtuber sebenarnya atau mundur dan menyerah.

Musnahkan atau tenggalamkan yang model kaya gini.

Jika ada yang tersindir dengan tulisan ini, mohon maaf tapi sesungguhnya inilah yang terjadi di dunia peryoutuban kita. Lebih banyak yang pengen menjadi youtuber ketimbang benar-benar bekerja keras menjadi youtuber. Karena sesungguhnya ngeyoutube tidak cuma hanya karena ingin tajir dan terkenal. Sesungguhnya ada kerja keras dan proses dari semua keberhasilan yang ingin didapatkan.

23 tanggapan untuk “7 Macam Youtuber Pemula Bikin Netizen Gemas”

  1. Ini tulisannya menohok.. aahahah.. tapi aku gak pernah bikin youtube, gak pede euy.. hehe.. salut buat orang-orang yang rajin banget bikin konten youtube apalagi kalo kontennya bagus, suka deh. Editingnya kan susah..

    Suka

  2. Aplikasi apa saja yang direkomendasikan untuk buat Youtube video yang sederhana dan gratis untuk pemula yang isinya hanya informasi dan gambar dan ‘background music’ tapi tidak ada video?

    Suka

  3. jadi youtuber memang digandrungi karena bisa dapetin duit. Tapi buat yang baru merintis kayakny kok berat banget ya, artis2 mah muda bgt. memang harus rajin dulu aploadny tpi ntah kapan bisa banyak sub-nya

    Suka

  4. jadi youtuber memang digandrungi karena bisa dapetin duit. Tapi buat yang baru merintis kayakny kok berat banget ya, artis2 mah muda bgt. memang harus rajin dulu aploadny tpi ntah kapan bisa banyak sub-nya

    Suka

  5. Paling gemes tuh yang reuploader. Udah ambil karya orang, dia pulak dapat duit. Kalau yang lain mah, asal kontennya sesuai selera viewer gak masalah kataku sih.

    Suka

    1. nggak semua yang kaya gitu reuploader, itu model kerjasama atau bisa jadi anak chanel yang di luar. karena indonesia kan pasar besar nah sengaja dibikin chanel yang beda untuk versi bahasa indonesia. kalau murni reuploader mah bisa dicut, karena ada fasilitas hak cipta di youtube yang kita bisa compline kala karya kita diunggah ulang.

      cuma kita nggak paham aja sistemnya gimana, ada kerjasama gitu juga, jadi bagi hasil

      Suka

  6. Paling benci dengan channel reuploader, bagi saya tidak ada bedanya dengan percuri karya.
    Berkedok dibalik fair use dan educational, padahal hanya menambahkan narasi seadanya.

    Kalau yang educational beneran seperti Ted Ed, Vox, Great Big Story, Koq Bisa, mereka meneliti data, wawancara narasumber, membuat visual sendiri.

    Bahkan reuploader mengcrop watermark video, lalu menambahkan watermark dia sendiri, tanpa meminta ijin atau setidaknya memberi credit link.

    Contoh nih, ada teman saya buat short animation, pengerjaannya memakan waktu 2tahun, dan menghabiskan biaya sekitar $2000 untuk menyewa render farm. Yang nonton 100k, dia tidak perduli dengan viewers, dia membuat animasi itu untuk kesenangan pribadi. Tapi bisa dibayangkan kerja keras dan pengorbanan waktu dan biaya yang sudah dihabiskan.

    Ada reuploader besar menreupload videonya tanpa ijin, yang nonton 10jt, ditambahkan watermark si pencuri dan diberikan judul misleading. Lalu fans si pencuri berbondong-bondong menghujat di channel teman saya itu, menuduh kalau teman sayalah yang mencuri video itu, padahal logika saja, teman saya yang mengupload duluan.

    Youtube Indonesia cenderung lembek ke channel besar, apalagi yang dibawah naungan agency. Banyak yang kena copyright strike, channel hilang, lalu muncul lagi setelah nego dengan Youtube. Paling mereka hanya disuruh menghapus beberapa videonya.

    Berbeda saat setelah ada kasus pencurian video bule, dan masalahnya sampai besar di reddit, Youtube pusat turun tangan lalu menghapus channel reuploader itu tanpa ampun.

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar