Curahan, Travelling

Mengenang Jet Airways Melalui Kata

Hadirnya memang sudah menjadi kenangan, menorehkan kisah biru yang kini membuat saya tak mampu berhenti tertawa jika mengenanganya lalu berkesimpulan.

“Berhati-hatilah dengan maskapai yang menggelar promo jor-joran, bisa jadi dia sedang diambang kebangkrutan karena sedang berusaha keras untuk bertahan dengan menghimpun dana segar.”

Pola seperti ini hampir mirip dengan dua maskapai yang kini juga sudah menjadi kenangan, Batavia dan Merpati.

Setahun Lalu

Berita bahagia datang dari grup jalan-jalan Turki, maskapai ke dua terbesar India sedang melakukan promo besar-besaran. Bayangkan tiket pp Jakarta-New Delhi full service hanya dibandrol 1,7 juta rupiah. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengiyakan tawaran langka ini. Apalagi penerbangannya merupakan kombinasi maskapai Garuda Indonesia dari Jakarta sampai ke Singapura. Kebayang dong jalan-jalan ke India berbonus piknik manja ke Merlion dengan maskapai bukan rakyat jelata, yang dapat makanan berat, snack dan selimut.

Sebetulnya beli tiket pesawat jauh-jauh seperti ini agak beresiko karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam 1 tahun ke depan. Kalau tidak salah kami membeli tiket di bulan September 2018 untuk perjalanan 16 Maret 2019.

Kejutan Pertama

Ketika kami sedang asik-asiknya menyusun itinerary dan memesan hotel, tiba-tiba Kamis 7 Maret 2019 mendapat e-mail bahwa penerbangan lanjutan Singapura – New Delhi dibatalkan tanpa ada konfirmasi penggantian tanggal.

Parahnya hari itu libur nasional dan kantor perwakilan Jet Airways di Jakarta tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. Beruntung di tanggal tersebut saya sedang berada di Singapura. Langsung saja saya meluncur ke kantor Jet Airways yang ada di terminal 3 Changi Airport. Ternyata bukan saya saja yang mendapatkan e-mail serupa. Karena alasan operasional beberapa penerbangan dari Singapura- New Delhi ditidakan.

Beruntung saya langsung ke kantor Jet Airways sehingga langsung mendapat kepastian penggantian jadwal penerbangan ke New Delhi, walau kamu harus transit lebih lama di Singapura. Karena penerbangan yang seharusnya pukul 14:00 digeser pukul 19:00. Ya lumayanlah bisa jalan-jalan di Singapura.

Lalu bagaimana nasib penumpang yang tidak langsung mengurus penggantian jadwal di tanggal 7 Maret? Drama banget. Teman saya yang kebetulan membawa rombongan jalan-jalan ke India, harus menghadapi kenyataan transit berkali-kali. Bayangkan dari Singapura untuk sampai ke New Delhi, dia harus transit ke Hongkong dan Mumbai.

Drama Belum Berakhir

Sampai hari keberangkatan kami hanya bisa berdoa bahwa tidak ada pembatalan penerbangan. Walau kami sempat mendengar kabr burungbahwa jalur penerbangan New Delhi-Bangkok ditutup yang artinya kepulangan kami menjadi abu-abu. Tapi sebelum ada e-mail kami tetap berdoa dan berharap.

Akhirnya tanggal 16 Maret 2019 kami berangkat juga ke India dari Jakarta dan transit lebih panjang di Singapura. Teman-teman saya yang jarang ke Singapura, jelas tidak ingin melewatkan momen untuk berfoto di Merlion dan berburu coklat. Saya memilih stand by di bandara dan ikut trip keliling kota gratisan. Tapi sesungguhnya hati ini tidak jika belum memastikan apakah semua tiket keberangkatan dan kepulangan kami baik-baik saja.

Dan benar saja, ketika pukul 14:00 saya mendatangi kantor JetAirways seorang petugas mengabarkan bahwa ada perubahan jadwal penerbangan. Jadi penerbangan pukul 19:00 akan digeser ke penerbangan 16:00 dengan menggunakan Singapore Airlines. Duh apa kabar dengan teman-teman saya yang tidak bisa dihubungi dan kemungkinan baru akan kembali ke bandara Changi pukul 16:00.

Pilihannya jika tidak terbang pukul 16:00 maka akan digeser esok hari pukul 19:00 dengan diberikan penginapan satu malam di Singapura. Sumpah rasanya saya sudah tak mampu menghadapi drama tambah transit satu malam di Singapura. Lebih baik saya menunggu satu malam di New Delhi dibandingkan nongkrong di Singapura lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk naik Singapore Airlines pukul 16:00. Ya tentunya dengan drama pindah bagasi yang nggak mudah karena saya hanya punya waktu kurang dari dua jam.

Tas Ketinggalan

Ternyata ujian perjalanan ini belum berakhir. Setelah terbang dengan salah satu maskapai terbaik dunia, saya harus menghadapi kenyataan bahwa salah satu koper saya berisi pakaian tertinggal. Ya udah deh saya nyengir aja daripada stress.

Usai mengurus koper di lost and found saya mencari hotel untuk beristirahat dan jelang malam sebelum tidur saya mendapat kabar dari teman-teman saya bahwa pesawat pukul 19:00 tidak jadi batalkan hanya delay beberapa menit dan jelang pukul 2 dinihari mereka sampai di New Delhi dan langsung menuju ke Agra. Nah lho gua ketinggalan…

Pagi-pagi gua langsung menghubungi pihak maskapai agar koper saya dikirimkan ke Jaipur dan saya langsung meluncur ke Jaipur. Karena kalau saya menyusul teman-teman ke Agra jelas akan terjadi susul menyusul karena pukul 12 siang mereka akan meluncur ke Jaipur.

Begitulah sekilas ulasan drama bersama Jet Airways. Apakah masih ada drama lagi?

Masih. Saat perjalanan dari Jaipur ke Jodhpur kami mendapat kabar bahwa penerbangan New Delhi-Bangkok dibatalkan dan beruntung ada teman traveler yang membantu mengurus reroute sehingga kami dari New Delhi langsung ke Singapura. Padahal beberapa teman sudah berniat akan belanja di Chatuchak jika transit di Bangkok. Terus ini mata uang Bath yang sudah dituker mau diapain?

Sepanjang perjalanan kami tidak pernah alfa mengecek e-mail dan jadwal penerbangan melalui aplikasi Jet Airways. Alhamdulilah sampai dengan kepulangan tanggal 30 Maret 2019 tidak ada kendala dan sayapun bisa menikmati penerbangan bersama Jet Airways untuk pertama kali dan terakhir kalinya.

Jawaban Drama

Akhirnya 19 April 2019 saya mendapat kabar bahwa maskapai nomor dua India yang telah melanglang buana selama 26 tahun harus mendarat untuk selama-lamanya. Ya Jet Airways resmi dinyatakan bangkrut setelah dililit hutang sebesar US$ 1,2 miliar.

Ternyata pengurangan rute beberapa penerbangan beberapa bulan lalu itu akibat beberapa pesawat Jet Airways di-grounded dan ditarik oleh pihak kreditur karena tak mampu membayar hutang. Rasanya sedih jika merunut sejarah Jet Airways yang pernah menjadi maskapai dengan pelayanan terbaik.

Tapi begitulah bisnis jika kita terlena dan tidak melakukan inovasi maka akan terlibas kompetitor. Konon kehadiran SpiceJet dan IndiGo pada tahun 2000-an dengan promo besar-besaran membuat Jet Airwyas tertatih menghadapi kompetisi.

Akibat kondisi itu Jet harus menelan kerugian dan menumpuk utang hingga US$ 1,2 miliar, namun ia tetap bertahan. Akhirnya pada 2013 maskapai penerbangan Abu Dhabi, Etihad Airways membeli 24% saham pada 2013.

Tahun lalu, Jet Airways masih menyumbang 20% penumpang dari total keseluruhan penerbangan di India. Namun ekonomi semakin bergejolak, mata uang India jatuh ke titik terendah pada 2018 dan mendorong kenaikan biaya bahan bakar yang lebih tinggi. Hingga akhirnya Jet Airways harus tutup usia.

Semoga drama Jet Airways ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua (termasuk konsumen). Jangan mudah tergiur dengan promo dari maskapai yang tidak benar-benar sehat atau memiliki masalah finansial. Aku cuma bisa berempati bagi teman-teman yang sudah membeli tiket promo Jet Airways tapi belum sempat terbang, maskapainya sudah bangkrut.

Oh iya, kira di Indonesia bakal ada lagi nggak maskapai yang nasibnya sama dengan Jet Airways, Batavia dan Merpati. Setelah melepas tiket promo habis-habisan, akhirnya tidak terbang lagi.

😀

10 tanggapan untuk “Mengenang Jet Airways Melalui Kata”

  1. Deg-degan banget deh kalau ada drama penerbangan seperti ini. Bingung banget ngurusnya dan yang bikin sebal, jadwal jadi berantakkan banget. Tapi sedih banget mendengar kabar Jet Airways bangkrut. 😦

    Suka

  2. Jadi Jet Airways ini sebenernya udah resmi nggak beroperasi atau hanya vakum, mas? Perjalananmu drama bangeeettt, mas!
    Sayang ya, aku penasaran juga naik maskapai ini soalnya.

    Dari sejak 2017 aku udah nggak mau lagi beli tiket jauh-jauh hari. Udah 3 kali beli tiket promo jauh-jauh hari, dan semuanya gagal berangkat. Jadi aku lebih memilih buat beli tiket jarak dekat seperti 2 bulan sampai seminggu sebelumnya.

    Suka

    1. Sudah resmi nggak operasi , 16 ribu karyawannya jadi pengangguran. Sedih sih. Aku juga aslinynua jarang beli tiket jauh hari , soalnya selama di batam setahun bisa dua kali tiket hangus. Taun ini sekali dan rata rata dengan air Asia. Nggak jodoh kayaknya. Tapi paling drama jet airways

      Disukai oleh 1 orang

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar