Lomba, Produk

Resolusi Traveling Hemat Bujet 2019

Bagi penghobi traveling tahun 2019 ini adalah tahun yang berat. Bukan karena tahun babi tapi beneran bujet traveling bakal membengkak. Kalian pasti tahu kalau kenaikan harga tiket pesawat domestik lebih tinggi dari angka inflasi. Padahal salah satu komponen tinggi biaya jalan-jalan adalah tiket perjalanan sedangkan salah duanya adalah penginapan.

Lalu apakah kita kaum pikniker, akan menyerah dengan keadaan ini dan membiarkan diri ini menggalau di rumah saat hari kejepit nasional dan akhir pekan?

Meski bujet piknik membengkak dan duit di kantong menipis, piknik must go on. Caranya? Terpaksa ada beberapa destinasi impian yang harus dilewatkan tahun ini, seperti liburan ke Raja Ampat dan Labuan Bajo. Mumpung baru bulan Maret masih ada 10 bulan lagi untuk mengganti resolusi piknik 2019 yang lebih bersahabat dengan kantong.

Resolusi traveling hemat buget ala gue.

Berikut resolusi traveling hemat bujet saya yang mungkin bisa jadi inspirasi kalian kaum pikniker.

1.Menghindari Penerbangan Domestik

Bukannya tidak cinta tanah air tapi rasanya tahun ini harus menahan diri jalan-jalan di dalam negeri karena memang tiketnya mahal. Kalau ada tiket pesawat murah saya tidak akan menolak tapi sepertinya harga tiket tidak akan turun sampai pertengahan tahun ini.

Tampkanya tahun ini saya tidak akan ke bandara Sentani Jayapura yang cantik.

Beruntung saya tinggal di Batam, jadi banyak pilihan penerbangan internasional hanya dengan sedikit melangkah ke negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.

Selamat tinggal mimpi ke bandara El Tari Kupang.

Andai ingin traveling ke dalam negeri tetap akan berputar dulu lewat KLIA 2 dan menggunakan maskapai negara tetangga. Bandingkan harga tiket pesawat Batam-Medan PP hampir menyentuh 3 juta rupiah, sedangkan KL-Medan pp 700 ribu rupiah. Jika ditambah ongkos kapal feri Batam-Johor dan sleeping bus Johor-KL sebesar 600 ribu masih jauh lebih murah.

2. Transportasi Alternatif

Bagi penduduk pulau Jawa dan Sumatra bus dan kereta merupakan transportasi alternatif pertama setelah harga tiket pesawat meroket, namun bagi kami yang tinggal di propinsi kepulauan seperti Kepri, transportasi laut menjadi alternaif pilihan.

Semenjak tinggal di Batam semakin akrab dengan transportasi laut.

Meski kapal laut tidak sefleksibel bus yang bisa diberhentikan di pinggir jalan atau terminal tapi rute kapal feri di Batam cukup banyak. Dengan lima pelabuhan feri internasional, tiga pelabuhan domestik dan satu pelabuhan kapal besar Pelni membuat aktivitas traveling saya lebih leluasa.

3. Stay di RedDoorz

Usai perjalanan panjang melalui lautan (dengan kapal cepat) dan darat (dengan sleeping bus) saya membutuhkan tempat istirahat yang nyaman. Tidak harus hotel berbintang tapi tempat yang mampu memberikan kenyamanan maksimal dan wifi-nya kenceng. Maklum anak jaman now, eksistensi nomor satu sedangkan tidur nomor dua.

Pilihan saya jatuh pada RedDoorz karena memberikan 6 jaminan pelayanan seperti, linen bersih, kamar mandi bersih, perlengkapan mandi, televisi, air mineral dan Wi-Fi gratis.

RedDoorz Plus near Lavender Street, Singapore (sumber: http://www.reddoorz.com)

4. Setiap Bulan Nyingapur

Mungkin bagi kamu anak gunung atau anak pantai semua ini terdengar membosankan. Memang ada apa di Singapura sampai harus setiap bulan ke sana.

Setiap bulan ke Singapura bukan untuk patung Merlion.

Banyak tempat menarik di Singapura yang tidak pernah saya duga sebelumnya, seperti Kampung Buangkok dan kawasan Tiong Bahru yang dipenuhi bangunan bergaya art deco. Jadi Singapura bukan hanya berfoto di patung Merlion atau belanja di Orchard Street.

Kawasan perumahan Tiong Bahru yang mempesona

Setidaknya dengan uang 280 ribu rupiah saya sudah bisa menyebrang Batam-Singapura pulang pergi. Bandingkan dengan harga tiket pesawat Batam – Sorong pp yang kira-kira 28 tiket feri Batam – Singapura pulang pergi.

5. Festival & Acara

Ada banyak festival & acara yang digelar di Singapura, dengan kalender wisata yang rapih membuat wisatawan dapat mempersiapkan perjalanan dengan sebaik-baiknya.

Festival dan upacara keagaamn di Little India Singapura.

Salah satunya adalah Singapore Art Week 2019 yang berlangsung bulan Januari 2019. Selama satu minggu lebih berlangsung seratus lebih festival dan pameran seni. Membuat saya penghobi dan penikmat seni kewalahan untuk melihat semua gelaran. Hingga akhirnya saya memilih Art Walk Little India 2019 , Aliwal Festival dan Art Box 2019.

Tapi tenang hingga penghujung 2019 masih banyak festival dan acara di Singapura tapi yang paling saya tunggu adalah Singapore Festival Of Fun, Singapore Festival International of Art, Festival Perahu Naga dan Ultra Singapore.

6. Belajar Fotografi Ala Pelari

Pengalaman tahun lalu mengikuti Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2018 membuat saya ketagihan dengan kompetisi fotografi ini. Bagaimana tidak seru, sedari pagi para peserta dikumpulkan di Suntec City Convention Hall lalu diberikan tema dan hanya memiliki waktu tiga jam untuk berburu foto sebelum berlanjut ke tema berikutnya. Lomba fotografi ini terdiri dari tiga sesi dan di akhir sesi semua nilai peserta dikomulasikan untuk menentukan pemenang.

Peserta Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2018.

Bagi saya penghobi fotografi pemula lomba ini juga merupakan proses belajar yang baik. Bagaimana harus menginterpretasikan tema menjadi karya foto.

Berfoto besama pemenang Peserta Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2019.

Peserta kompetisi ini tidak hanya berasal dari Singapura saja tapi juga dari beberapa negara lain. Hampir semua negara di Asia Tenggara mengikuti gelaran bergengsi ini. Selain menjadi ajang belajar, gelaran ini juga menjadi ajang silaturahmi fotografer.

7. Berburu Lokasi Syuting Crazy Rich Asians

Sebagai kaum Misqueen Batam, salah satu cara agar kami eksis di dunia maya mengunggah foto di tempat hits dan mewah Singapura. Salah satu goal tahun ini adalah menyambangi 9 lokasi syuting film Crazy Rich Asians .

Garden By The Bay.

Walau saya tahu bahwa tidak semua tempat yang diceritakan di film lokasi set-nya benar-benar di Singapura, paling tidak tahun ini touch down 9 tempat yang kini makin hits sejak film Crazy Rich Asians.

Goal 2019 mengindap di sana :D.

Tempat-tempat yang menjadi wish list untuk berfoto tahun ini adalah: Marina Bay Sands, Skypark, Merlion Park, Marina Bay, Raffles Hotel, Gardens by the Bay, CHIJMES Hall, Bukit Pasoh Road, Newton Food Centre dan Ann Siang Hill.

8. Wisata Bandara Changi

Tidak heran jika mengagendakan bandara Changi sebagai salah satu destinasi wisata Singapura. Bandara tersibuk di Asia Tenggara yang juga dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik di dunia memang asik banget untuk diulik. Jadi nggak heran orang betah berlama-lama transit di sini.

Bandara Changi terlihat dari Selat Singapura.

Lalu yang nggak transit ngapain? Duh Kak di sini banyak tempat foto instagramable dan kulineran seru. Jadi walau agak absurd, tahun ini saya akan kembali ke Changi Airport untuk bertamasya.

Bandara Changi.

9. Pengalaman Bersama Warga Lokal

Keasikan berburu tempat wisata terkadang membuat kita melupakan orang-orang lokalnya. Bagi kamu yang pernah ke Singapura di akhir pekan, pernah tidak memperhatikan bahwa pengunjung wisata populer adalah wisata mancanegara, penduduk lokal kadang nyaris tidak terlihat. Lalu kira-kira jelang akhir pekan mereka kemana ya?

Pengalaman makan siang bersama warga lokal Singapura.

Sebagai bangsa yang giat bekerja, warga Singapura sangat menghargai liburan dan akhir pekan. Setelah bekerja lima hari biasanya mereka benar-benar menikmati akhir pekan dengan liburan, berkumpul bersama keluarga, sanak saudara dan komunitas. Coba kamu menelisik kedai, taman atau pasar di dekat pemukiman akan lebih banyak melihat orang duduk-duduk menikmti akhir pekan.

Melalui sebuah komunitas Pengalaman Bersama Warga Lokal, saya pernah diundang sebuah keluarga untuk menghadiri jamuan makan siang keluarga India. Ternyata pengalaman seperti ini lebih seru dibandingkan jalan-jalan ke destinasi wisata yang mainstream.

10. Berburu Mural

Nampaknya perburuan mural di Singapura belum selesai dan nampaknya tidak akan pernah selesai. Karena setiap tahun pasti ada mural-mural baru yang lokasinya tersebar di destinasi wisata populer seperti: China Town, Little India, Bugis, stasiun MRT dan tempat lainnya.

Berpose di depan mural kawasan Tiong Bahru.

Tahun ini saya ingin mengkhatamkan mural di China Town setelah Januari 2019 berburu mural di kawasan Little india.

11. Wisata Literasi

Saya sadar bahwa dengan banyak membaca akan memberikan banyak nutrisi serta energi bagi otak untuk menulis. Jadi walau bukan kutu buku (baca: pecinta buku) saya selalu menyempatkan diri untuk membaca.

Library @Orchard Singapore

Ternyata di Singapura banyak perpustakaan yang terbuka bagi pengunjung umum. Wah kebetulan nih sekalian mencari inspirasi untuk bahan ngeblog saya bisa berwisata literasi di Singapura. Konon beberapa perpustakaan selain nyaman juga instgrambale, lumayan nih untuk feed instagram dengan berpose ala-ala bookworm.


Perpustakaan Nasional di Singapura

Beberapa perpustakaan sudah masuk dalam daftar saya seperti: The Book Cafe di 20 Martin Road, Library @Esplanade, Clementi Public Library,Toa Payoh Community Library dan National Library of Singapura. Jadi kalau kita punya minat yang sama bisa jalan bareng ke Singapura.

12. Rute Tidak Biasa

Pulau Batam memiliki 5 pelabuhan feri Internasional dan semuanya memiliki jadwal penyebrangan kapal ke Singapura. Salah satu goal tahun ini adalah ke Singapura dari lima pelabuhan yang berbeda.

Nongsa kawasan wisata premium pulau Batam.

Memang apa bedanya masing-masing pelabuhan ini? Pastinya lokasi berbeda dan kalau ditilik setiap karakter penumpang setiap pelabuhan berbeda-beda. Seperti pelabuhan feri Nongsapura identik dengan tamu-tamu Singapura dari kalangan menengah ke atas dan kalau beruntung kamu bisa bertemu dengan selebritis mancanegara karena pelabuhan ini berdekatan dengan infinite studio, studio film terbesar di Asia Tenggara.

Pelabuhhan kapal yacht Nongsa Point Marine.

Jika naik dari pelabuhan feri Sekupang kita akan banyak bertemu dengan penumpang yang akan transit sejenak sebelum melanjutkan perjalanan dengan penyebrangan feri dalam negeri.

Lalu kalau pelabuhan feri Batam Center yang dekat dengan kosan saya. Wah ini pelabuhan feri dengan jadwal penyebrangan paling padat karena relatif lebih dekat dengan bandara Hang Nadim.

Plasa Lagoi pulau Bintan.

Ada juga pelabuhan Harbour Bay yang vlognya baru saya buat beberapa minggu lalu. Pelabuhan ini sering dijadikan warga Singapura yang ingin liburan ke kawasan Nagoya Batam.

Tapi rute paling menantang yang pernah terbayang diimajinasi saya. Berangkat dari Batam lalu pulangnya melalui pelabuhan Feri Tanah Merah Singapura menuju Lagoi Bintan, dari Lagoi kembali ke Batam dengan feri.

Nah selalu ada cara seru menikmati perjalanan dari dan ke Singapura bukan?

13. Membuat Vlog Kece

Setelah ngeblog lalu ngevlog kemudian. Itulah cara para blogger seperti saya untuk tetap eksis dan kekinian mengikuti perkembangan jaman. Tapi beneran, ternyata membuat catatan perjalanan dalam dalam bentuk video itu menyenangkan.

Selain tulisan di blog saya juga membuat video pendek instagram dan video panjang youtube untuk dokumentasi perjalanan. Tujuan utama hanya untuk catatan perjalanan pribadi tapi jika pada akhirnya dapat bermanfaat bagi orang lain, itu lebih baik.

Dari sini orang tahu bahwa selalu ada cara untuk tetap bahagia walau bujet piknik mepet karena harga tiket pesawat melambung tinggi. Dan yakinlah selalu ada kamar-kamar yang bersih dan hangat dengan bujet yang terjangkau di RedDoorz.

Ini resolusi traveling aku di tahun 2019, kira-kira apa resolusimu? Silakan share pendapatmu di kolom komentar bawah.

Tulisan ini diikusertakan RedDoorz Blog Contest bertema “Tuliskan Resolusi Traveling 2019 kamu”.




10 tanggapan untuk “Resolusi Traveling Hemat Bujet 2019”

  1. Ah ya!
    Nyingapur adalah ide bagus karena tiket pesawat domestik kini mahal

    Ngga perlu liburan.
    Pulang kampung pun terasa jebol.

    Fix, tiap minggu emang kudu nyingapur dan foto ala ala di lokasi syuting crazy rich asian.

    Suka

  2. Apa boleh orang yang tinggal di Batam pinjam buku di perpustakaan di Singapura? atau hanya boleh baca di tempat saja?

    Rp280 ribu itu naik Majestic ya? kalau saya sih naik Batam Fast saja lebih murah Rp5 ribu.

    Sudah pernah ke pulau Ubin? Coba sekali-kali jalan kesana. Disana bisa sewa sepeda atau jalan kaki untuk eksplorasi pulau itu. Disitu juga ada museumnya kalau tidak salah. Suasana di pulau itu katanya seperti di Singapura di jaman baheula. Untuk pergi ke pulau itu naik kapal kecil (bumboat) dari Changi Point Ferry Terminal dekat Changi Village Food Center. ongkosnya $3 sekali jalan.

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar