Curahan, Singapura, Travelling

4 Kisah Random Check Singapura Yang Beneran Random

Empat tahun tinggal di Batam, rasanya jalan-jalan ke Singapura seperti ke pasar inpres.

Duh congkak bener Mas, situ jalan ke Singapur juga bawa bekal kan?

Bukannya congkak tapi beneran walau jalannya gaya sobat misqueen. Beda dengan orang Singapur jalan-jalan ke Batam kaya ke pasar becek, cuma pake kaos kutang, celana kolor dan sendal jepit. Dengan recehan dollar sudah bisa spa dari ujung kaki sampai ujung rambut, pipis biasa sampai pipis enak lalu membeli cinta dan kasih sayang.

Jadi tahu kan kenapa jomblo Batam yang gajinya UMK kalah pamor dibanding Apek-Apek Singapura. Gila Bro 1 SGD sekarang Rp 10.850.

Jika ke pasar inpres dengan uang lima puluh ribu rupiah bisa dapat aneka jajan pasar tapi dengan uang 500 ribu rupiah ke Singapura orang Indoensia cuma bisa membawa pulang kenangan dan foto kece.

Salah satu kenangan indah itu bernama random check yang beneran random kaya cinta yang tak kunjung datang. Hmmm curcol.

Jangan tanya kenapa saya bisa dirandom check berkali-kali? Hanya Tuhan dan petugas imigrasi yang tahu random check itu akan datang.

Ia bukan kutukan tapi datangnya membuat nyali menciut sampai sebiji melinjo. *eeh* Rasanya seperti kebelet pipis tapi ketika sampai di toilet tak ada yang menetes. Hanya air mata yang jatuh… Itu anyang-anyangan kali Mas.

Tapi sudahlah, aku tetap strong Kak, mungkin ini suratan pemegang paspor hijau jika masuk Singapura tak semulus paha Cherry Belle. Walau pada awalnya saya pede karena punya nama tiga kata serta wajah mulus klimis tanpa kumis dan jenggot. Tapi wajah miskin nggak akan bisa disamarkan dengan krim pemutih apalagi cream anti aging.

Random Check Pertama
Pernah tidak kamu traveling dengan seseorang yang baru dikenal dua minggu. Lalu pas mau balik ke Batam kita kena random check dan di tas teman kamu ditemukan biji-bijian kering mirip biji ganja kering.

“Mati… Teman jalan gua pengedar ganja.” Teriak batin gua histeris. Langsung terbayang gua di hukum gantung di negeri dan jadi headline berita online. “Pria Berwajah Biasa-Biasa Ini  Digantung Karena Teman Dunia Maya.”

Tadinya gua berpikir bahwa cobaan terberat dari random check adalah diinterogasi dengan petugas imigrasi berwajah super jutek dan bengis seperti Muni Cadeer atau Conny Sutedja. Tapi ini beda Man , kami diimigrasi kepulangan , batin gua teroyak melihat backpack diobrak-abrik lalu semua isinya dikeluarkan satu per satu termasuk daleman kotor yang aromanya semerbak.

Petugasanya imigrasi yang wajahnya sok tegas itu akhirnya cengar cengir melihat dalaman gua warna warni dan bertali. Ya elah Mas biasa aja kali lihat g-string.

Setelah dinterogasi teman saya mengaku bahwa itu biji kering bunga aster yang ia ambil dari Garden By The Bay untuk kenang-kenangan ke tanah air. Maklum ini perjalanan pertama ke Singapura harus ada kenang-kenangan yang berkesan.

Ini berkesan banget kan *nangis di pojokan*

Beruntung petugas imigrasi tidak memproses keisengan dan  keluguan teman saya dan mengiklaskan kami pulang ke tanah air.

Aku langsung sujud sukur.

Random Check di Stasiun
Akhir pekan pagi saya suka jalan-jalan di stasiun MRT untuk melihat beragam dekorasi interior unik. Namun ternyata hobi ini menjadi perhatian petugas keamanan dan sepertinya wajah kriminal saya tertangkap kamera cctv.

“Maaf kalau boleh saya periksa isi tasnya.” Dengan sopan petugas keamanan stasiun MRT mengajak saya ke ruangan.

Karena yang ngajak nini-nini saya pasrah, lagian nggak baik Bro ngelawan orang tua. Berlahan ia membuka tas saya lalu melihat satu per satu isinya. “Kamu fotografer ? ” Tanyanya tersenyum?

“Bukan Bu, saya hanya penghobi foto.” Tak lama tas saya dibereskan lalu random check selesai tanpa ketegangan.

Kejadian seperti ini terhitung sudah tiga kali dan aku beneran kuat. Apalagi petugasnya cuma aki-aki atau nini-nini berseragam. Nah kalau yang negor mbak-mbak pasti aku modusin.

“Mbak mau nggak jadi model saya? Model buku nikah saya.” Hmmm…

Anjing Pelacak dan Marinir
Ternyata random check tidak hanya terjadi di imigrasi tapi bisa juga di tengah laut. Bayangkan ketika sedang menyebrang lautan tiba-tiba kapal dihentikan oleh marinir Singapura lalu beberapa petugas naik ke atas kapal bersama anjing pelacak yang tingginya nyaris sepaha.

Binatang mamalia itu mengendus selolah mencari sesuatu. Beberapa turis Korea yang duduk di dekat saya terlihat panik, mereka berbisik-bisik lalu berusaha untuk tenang.

Meski awak kapal dan petugas kemanan mengatakan bahwa ini aktivitas rutin dan biasa dilakukan tetap saja membuat wajah beberapa penumpang pucat. Bayangkan kalau saya apes si anjing langsung mengendus-endus tas saya karena bau ikan asin rebus dan sambal terasi . Pasti saya langsung digelanggang ke kantor polisi dan diinterogasi.

Proses yang hanya 10 menit ini rasanya seperti berjam-jam. Dan saya langsumg  teringat nasihat emak di kampung. “Pokoknya kalau piknik ke luar negeri hati-hati dengan tas nanti diselipin narkoba . Pokoknya tas dipeluk jangan jauh -jauh .”

Itulah alasan saya sampai detik ini mengapa belum menikah karena lebih mendengar nasihat ibu untuk selalu memeluk tas dibandingkan pacar atau istri. *ciee ngeles*

Germo Dengan 4 Ayam
Sumpah kalau inget kejadian rasanya nista banget. Masa sih mas-mas berperawakan gempal, gendut dan buncit jalan dengan 4 cewek usia 20 tahunan disangka germo.

Berawal dari rencana jalan-jalan ke Legoland bersama temana lama dan teman-temannya lama yang masih pada unyu-unyu dan lucu. Alhamduliah mereka 4 cewek-cewek yang bukan tergabung dalam ikatan grup vokal apalagi pertalian darah karena memiliki suami yang sama, korban poligami.

Sebut saja gadis 1 , gadis 2 , gadis 3 dan gadis 4 (nama sengaja disamarin karena mereka malu jalan dengan  Om-Om) yang baru lulus kuliah dan meletek di dunia traveling. Baru punya gaji untuk memburu tiket pesawat promo dan jalan-jalan ke luar negeri tanpa membebani orang tua  atau mencari sugar daddy.

Jumat malam kita janjian di bugis baru sabtu paginya ke Legoland via second link yang konon tidak terlalu ramai dibandingkan woodland. Dan benar saja jam 10 pagi kita sudah sampai di depan pintu Legoland Jojor, foto cengar cengir alay di depan taman permainan yang sebetulnya cocok untuk anak di bawah 12 tahun.

Ya gini kalau masa kecil kurang bahagia sudah pada tua baru datang ke Legoland. Mustinya ke Legoland bawa anak sih.

Singkat cerita piknik singkat di Legoland selesai dan sebeulum pukul tiga sore kembali ke Singapura melalui second link dan drama itu terjadi….

Ketika masuk imigrasi Singapura gua dapat pertanyaan yang sebetulnya ini SARA banget. “Are you muslim?”

Gua nggak jawab cuma mengangguk. “Follow me…” Petugas imigrasi mengajak gua ke kantornya.

Walau pertanyaan agama atau suku tidak berlanjut, gua cukup bete pas ditanya jalan sama siapa, lalu kok teman jalan-jalannya cewek-cewek muda yang usianya 10 tahun lebih muda dari gua. Anjir gua disangka Om Om jualan ayam kali ya. Pertanyaan pun berkembang kenapa jalan-jalannya sebentar-sebentar, dari Singapur ke Malaysia lalu ke Singapur lagi.

“Hmmm pasti Om-Om ini broker paha ayam lintas negara.” Berujar dalam hati sembari matanya  berkenyit mengisyaratkan kecurigaan.

“Eh Tong, suka suka gua dong.” Jerit gua dalam hati.

Semua catatan perjalanan di paspor periksa satu-satu dan gua yakin bakal ketinggalan bus kalau gua cuma diam. Sambil menunjukan kartu nama,  gua bilang kalau gua travel blogger dan kalau gua mondar mandir Batam-Malaysia-Singapura untuk jalan-jalan dan cari konten blog.

“Kalau nggak percaya buka blog gua!” Ini aslinya mau pamer blog dan bilang ada peran blogger remah rengginang dari Indonesia yang membantu promosi negara loe Tong!”

Nggak lama paspor gua dibalikin dan diijinkan melanjutkan lalu gank jalan-jalan teriak dari atas bus. “Mas buruan Mas ke sini.”

Akhirnya dengan gaya Mardi Lestari Melanglang Buana, gua mengejar bus yang sudah nyaris berangkat. Belum sempat naik bus seorang kondektur memintan ongkos. Karena gagal fokus gua salah menyerahkan uang, seharusnya 3 SGD dengan lugu gua kasih 3 Ringgit. Eh si kondektur ngamuk-ngamuk. Ya elah Pak situ kagak tahu bijimane paniknya di kantor imigrasi dan dituduh germo.

Setelah 4 tahun di Batam dan 4 kali mengalami random check yang epik, mental dan jiwa gua semakin kuat melewati cobaan yang kadang nggak terduga. Soal petugas imigrasi yang wajahnya jutek, aku sudah strong banget. Biasanya model begini Emak-Emak India (maaf nggak rasis) yang sorotan matanya sudah kaya scanner, melihat dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Dan pertanyaan paling jleb. “Are you Jomblo…?”

“I… am…” Langsung nangis inget nasib diri yang nggak payu-payu (laku-laku).

“Sorry Sir. Are you alone or in group?” Jah salah denger, sudah terlanjur baper.

Jadi intinya kalau di depan petugas imigrasi mental harus kuat dan jangan baper. Sekali  saja kamu terlihat lemah dan tidak percaya diri maka mereka akan menindasmu dengan pertanyaan intimidatif.

Lalu apa pengalaman random check kamu di Singapura? Apakah lebih menyakitkan?

41 tanggapan untuk “4 Kisah Random Check Singapura Yang Beneran Random”

  1. Huahahaha, aku ngakak baca ceritamu, mas. Bahasanya lucu-lucu.

    Makanya, mas. Jangan jadi cowok sendirian apalagi kelihatan “bedanya” (baik dari segi usia maupun perawakan, hahaha). Minimal ada 1 temen cowok. Eh, atau bilang aja lu trip leader mereka.

    Disukai oleh 1 orang

  2. wkwkwkwk baca ini guling ugling pipis ‘enak’ gegara lihat celana dalam warna warni, mbayanginnya bikin nggak bisa Tidur.

    eniwei, selama ke singapore Alhamdulilah selalu aman, paling ditanya, mau pusing pusing kemana? atau gimana pusing pusingnya? pusing pusing mau pipis enak mencari cinta. hahahha

    Disukai oleh 1 orang

  3. Aku dulu juga pernah mas kena random check pas mau masuk ke Bali via bis dari banyuwangi. Deg-degan aku mas, apalagi pas ktp ku dicek lama banget. Waktu itu aku cuman berdoa, semoga isi kolom nama di KTP ku ga berubah jadi Amrozi atau Azhahari 😂

    Suka

      1. Waduh enak juga ya jadi petugas imigrasi, bisa menggerayangi tubuh-tubuh Azhari *eh…

        Oh iya mas ada temen saya yg tiap keluar negeri selalu bermasalah karena dia punya nama M. Akerot

        Suka

  4. Huahahahaaa…. aduh pengen ngakak tapi takut kualat, secara pak suami dengan single name juga jadi langganan keluar masuk kantor imigresen. Aku juga sekali dan mudah2an yg terakhir masuk office, untunya ga bongkar2 ransel klo nggak kelihatan deh taperwer bekas bawa bekal hahaha…

    Suka

  5. Hahahahahahaa…aku padamu lah Mas, selalu cekikikan kalau baca cerita di blog mu ini…paling gokil yang dikira germo sii…minta dibikin dendeng tuh petugas imigrasinya hahahaa

    Suka

      1. Mas saya kenak Rendom check in sampai di deportasi ke indonesia lagi , kira kira masuk ke singapura lagi nanti gimana ya dan harus nunggu berapa lama ? Mohon jawabannya mas

        Suka

  6. Kayaknya pernah deh waktu kita traveling bareng, kena random check di Malaysia atau Singapura om? Waktu masih pagi di X Ray dan seluruh isi tas dikeluarin. Ingat ga?

    Btw Om… Mau dong jadi baby sugar nya… Huahahaha

    Suka

  7. Hahaha mamak miris bacanya mau ketawa apa prihatin. Alhamdulillah gak pernah kena tapi pernah liat pas ke johor. Prihatin liatnya soalnya wajah petugasnya langsung kayak merendahkan gitu bentak2. Semoga mamak dijauhkan dr itu semuahh.
    Btw kalau dah siap nikah boleh japri mamak. Adek mamak banyak mana tau jadi kawan travelling #ehh hahaa

    Suka

  8. Widih… Seem ya kena random check, apalagi ampe 4 kali…. Memang Tuhan dan petugas imigrasi sayang sama kamu kak… Yang ke lima mending check in aja kak, gak usah pakai random…

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar