Travelling, Turki

Mengawali Musim Semi di Turki

“Seharusnya bulan April sudah  musim semi tapi mengapa masih ada orang yang mengenakan pakaian musim dingin.” Mata saya melirik wanita mengenakan mantel panjang lengkap dengan kupluk rajut dan  boots heels. Sesekali tangannya masuk ke saku lalu mengurai saru tangan kulit. Memang sih AC  bandara Ataturk  lumayan dingin tapi belum sampai di bawah minus 10 derajat celcius. Oh mungkin kedinginan itu karena akan menghadapi petugas imigrasi bandara.

Lahan pertanian yang mulai digarap kembali ketika musim semi tiba.
Lahan pertanian yang mulai digarap kembali ketika musim semi tiba.

Setelah diperhatikan yang  saya lihat itu wisatawan Indonesia yang mungkin saltum atau memang sengaja saltum biar kece di foto. Meski udara tidak sepanas Indonesia tapi kulit saya masih bisa menahan hembusan angin dingin Istanbul yang tercatat 20 derajat celcius. Matahari bersinar cerah  tapi tak terasa menyengat di kulit dan yang paling menyenangkan bunga-bungan tulip aneka warna bermekaran. Di negeri asalnya tulip mudah tumbuh, jadi jangan heran jika kamu blusukan ke Turki di musim semi akan menemukan bunga ini tumbuh liar.

Kak bukannya Tulip itu dari Belanda. Dik coba rajin googling, tulip itu aslinya dari Turki kalau dia jadi beken di Belanda itu karena memang pesonanya luar biasa.

Bursa yang juga memesona dari ketinggian
Bursa yang juga memesona dari ketinggian

Bis tour yang saya tumpangi langsung melesat menuju Bursa dan saya hanya bisa mengintip  sekilas hamparan bunga tulip  di pinggir jalan. Duh indahnya. Terlihat beberapa orang jalan menikmati hangatnya sinar matahari. Sebagai kota persinggahan pertama Bursa terasa begitu spesial. Awalnya saya bepikir bahwa kota terbesar ke empat di Turki ini hanya menawarkan wisata sejarah dan religi seperti masjid hijau. Namun nyatanya Bursa terlihat seperti sebuah kota metropolis dengan trem di tengan kota dan kesibukan orang lalu lalang.

Masjid Hijau , situs bersejarah dan wisata religi di Bursa
Masjid Hijau , situs bersejarah dan wisata religi di Bursa
Bagian dalam masjid hijau
Bagian dalam masjid hijau

Kota bursa memiliki sejarah panjang. Kota ini didirikan oleh Prusias, Raja Bythania pada tahun 230-192 SM. Oleh karena raja Bythnia menjadi orang yang pertama berkuasa, tidak heran jika kawasan ini disebut dengan Prusa, yang diambil dari nama sang raja selepas dari kekuasaan para penguasa Persia, Yunani, Romawi, dan Byzantium.

Duduk santai di halaman masjid hijau, Bursa
Duduk santai di halaman masjid hijau, Bursa

Meski musim semi tak sehangat musim panas paling tidak memberikan harapan untuk melihat matahari dengan langit biru setiap hari. Duduk di taman adalah kegiatan favorit penduduk lokal sambil mengudapi jajanan lokal seperti kacang kastanya yang dibakar. Jenis kacang-kacangan ini memang tidak populer di asia tenggara apalagi di Indonesia karena hanya tumbuh di negara 4 musim.

Bentuk kastanya mirip dengan buah-buahan yang suka diperebutkan tupai dalam film kartun Alvin and The Chipmunks. Rasanya gurih seperti kebanyakan kacang-kacangan dan memiliki kandungan lemak tak jenuh  yang tinggi. Panteslah orang Turki cantik dan ganteng cemilan sehat.

Beberapa pedagang kaki lima tak sungkan menghampar dagangan di pinggir jalan membuat mata wisatawan (Indonesia) tergoda. Sudah menjadi rahasia umum kalau wisatawan Indonesia termasuk yang royal / rajin belanja. Mungkin budaya kita yang mudah  sungkan kalau tidak membawa buah tangan dari bepergian, apalagi ini jalan-jalan dari luar negeri.

Pedagang souvenir setia menanti dagangan di tepi jalan , Bursa
Pedagang souvenir setia menanti dagangan di tepi jalan , Bursa

Turki memang sudah menjadi salah satu destinasi wisata favorit orang Indonesia apalagi beberapa paket umroh menawarkan paket plus jalan-jalan ke Turki. Ya hitung-hitung piknik yang bisa sekaligus menjejakan dua  benua Asia dan Eropa sekaligus. Jadi jangan heran kalau beberapa pedagang bisa berbahasa Indonesia (walau sepatah-patah) dan epiknya beberapa toko menggunakan nama bahasa Indonesia, seperti “Toko Sutra”.

Duh saya sebagai orang Indonesia merasa tersanjung dan terhomat banget lho Kak lalu jadi ingin memborong semua sutra di Bursa.

Saat musim semi tiba Bursa menjadi begitu romantis, usai musim dingin yang mencekam orang mulai keluar dengan pakaian berwarna lebih terang. Beberapa penajaja bunga di pinggir menawarkan hadiah paling romantis di muka bumi. Bunga memang bukanlah hadiah abadi seperti emas permata namun keindahan bunga merupakan  simbol menggambarkan keindahan cinta. Duh aku kok jadi baper ya lihat penjual bunga…

Penjual bunga di lampu merah Bursa, ternyata di Turki ada pedagang asongan
Penjual bunga di lampu merah Bursa, ternyata di Turki ada pedagang asongan

Dan yang menyedihkan saya hanya singgah satu  hari saja di Bursa. Setelah sore hari menikmati wisata sejarah masjid hijau bermalam di hotel pusat kota. Memang sih beberapa teman mengajak jalan malam tapi saya memilih untuk tidur lebih awal karena  lelah.

Jalanan kota Turki terasa lebih hangat di musim semi
Jalanan kota Turki terasa lebih hangat di musim semi

Istanbul Apa Kabar?

Festival bunga tulip sedang berlangsung, jadi tidak mengherankan tulip hadir di seluruh taman kota di istanbul. Dari taman kota yang luasnya hanya beberapa meter persegi sampai ribuan seperti Emirgan Park. Ini sih bukan perayaan musim semi biasa tapi pesta besar, di sana sini bunga tulip menghampar, membuat penghobi swafoto geregetan.

Gimana nggak  geregetan, maunya sih bisa foto guling-gulingan di atas bunga indah tapi  baru saja mendekat sedikit polisi akan menghardik. Apalagi yang mendekat orang-orang berwajah asia (Indonesia) terkenal sebagai wisatawan mblubut. Akan melakukan apa saja demi foto diri cetar membahana dan memberi makan feed instagram.

Abaikan modelnya, fokus ke bunga di belakang sana
Abaikan modelnya, fokus ke bunga di belakang sana

“Kak bukan wisatawan Indonesia saja yang kelakuannya ajaib… Itu wisatawan Chi…”

“Hush jangan menunjukan kesalahan orang lain kalau kita juga nggak benar-benar benar.”  Sudah jadi rahasia umum kalau wisatawan Asia itu hobi banget foto diri.

Jika tidak mengikuti jadwal tur yang padat mungkin saya akan seharian berada di taman ini. Selain suasananya menyenangkan bagi penghobi foto makro banyak objek seru yang bisa diabadikan. Mengamati ekpresi orang-orang menikmati musim semi juga menjadi daya tarik bagi penghobi foto human interest.

Awalnya saya berpikir euphoria musim semi ini hanya terjadi di taman bunga Emirgan tapi nyatanya di tempat yang kental dengan sejarah, istana Topkapi suasanannya membuat saya super baper. Bayangkan halaman istana yang luas dengan pepohonan rindang menghampar di depan. Hampir setiap sudut kosong tumbuh rumput hijau dengan bunga liar warna-warna. Jika tidak mengikuti jadwal tour yang super padat mungkin saya akan duduk santai di salah satu sudutnya.

Bangunan yang dibangun antara tahun 1466 dan 1478 M memang terkenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit, jadi tidak mengherankan jelang liburan musim seperti sekarang ini banyak dikunjungi wisatawan lokal yang kebanyakan anak-anak sekolah. Nampaknya setelah berhibernasi di musim dingin yang panjang semua orang Turki ingin keluar rumah menikmati bunga-bunga bermekaran.

Dan yang paling epik sih ternyata di depan Hagia Sophia ada karpet bunga tulip besar dengan warna dan konfigurasi cantik. Dan lagi sayang disayang sayanya nggak sempat memfoto banyak apalagi mendekat karena keterbatasan waktu. Dilema ikut tur ya, pilihannya masuk ke Hagia Sophia atau melihat pameran karpet tulip. Kalau kamu pilih yang mana?

Sudah deh nggak usah pengen duduk santai kaya gini kalau jomblo
Sudah deh nggak usah pengen duduk santai kaya gini kalau jomblo
Jurnlasi melipur pameran karpet bunga tulip di depan Hagia Sophia
Jurnlasi melipur pameran karpet bunga tulip di depan Hagia Sophia

Jelang musim semi sepertinya harga buah-buahan di Turki relatif murah. Ketika makan malam saya tidak sengaja menemukan pasar kaget di kota Istanbul dan menmukan jeruk sunkist yang harganya 2.5 Lira saja. Duh ternyata kalau blusukan di lokasi yang tidak terlalu turistik bisa menemukan makanan dengan harga yang murah.

Jeruk sunkist kira-kira 10 ribu rupiah
Jeruk sunkist kira-kira 10 ribu rupiah

Jalan Kaki Santai Cappadocia

Sadar tidak bisa jalan-jalan lebih santai sebagai penghobi foto saya memutuskan tinggal lebih lama di Turki lalu berpisah dengan rombongan. Hari ke dua di Cappadocia saya memutuskan untuk jalan-jalan yang beneran jalan. Usai mengikuti tur balon udara yang epik sayapun bergegas sarapan dan mandi lalu berjalan menyusuri Goreme.

Cappaodicia yang mempesona di pagi hari
Cappaodicia yang mempesona di pagi hari

Dengan hanya mengandalkan intuisi menuju Open Air Museum yang merupakan salah satu destinasi wajib di Goreme. Meski tersesat saya senang banget karena akhirnya saya bisa melihat sisi lain musim semi di Turki. Menyaksikan petani yang mulai bergerak menggarap tanahnya setelah berhibernasi. Tapi sayang sang petani tidak bersedia saya foto, padahal sudah pedekate dengan mengobrol. Mungkin karena mengobrol dengan bahasa kalbu dan isyarat dia lelah Kak apalagi melihat penampilan saya yang menyeramkan, konon lebih mirip wisatawan Afrika dibanding Asia.

Wajah eksotis Asia gini kok disangka turis Afrika.

Bunga liar di antara semak di Goreme, Cappadocia
Bunga liar di antara semak di Goreme, Cappadocia

Karena kecewa sayapun berlari ke semak belukar *ishhh apaan sih* Dan ternyata bunga-bunga liar ini mampu menjadi pelipur lara dan yang lebih menyenangkan saya bertemu dengan teman-teman kecil, lebah, kura-kura dan kupu-kupu (sayang yang ini tidak tertangkap kamera).

Hampir seharian penuh saya berjalan kaki menaiki tebing-tebing di Gomere, melihat keindahan Cappadocia yang mungkin tak terjamah. Untuk keliling Goreme kebanyakan wistawan mengambil paket Red Tour dan sudah dapat ditebak destinasinya pasti yang mainstream dan ada jebakan batmannya, di akhir tur dibawa ke toko souvenir 😀 .

Intuisi saya memang tidak terlalu tajam dan sempat kesasar, lalu berpikir bagaimana jika saya terjatuh dari tebing lalu tidak ada orang yang tahu? Tenang Bro selama ada ponsel dan power bank masih menyala pantang langkah untuk surut karena imajinasi berlebihan.

“Sejujurnya momen seperti ini kan yang kamu rindukan. Blind trip tanpa tujuan tapi akhirnya menemukan hal tidak terduga.” Suara hati saya lirih berujar.

Trip jalan kaki di Goreme akhirnya saya tutup denga menanti senja di puncak Sunset menyaksikan kota Goreme mereduk berlahan sampai akhirnya tergantikan dengan lampu gemerlap khas kota wisata. Ingin merasakan suasana tidak terlalu turistik malam ini saya memutuskan untuk menginap di Cozzy Villa, sebuah homestay bernuansa Korea.

Karena merasa lelah sampai di Cozzy Villa langsung tertidur lelap dan keesokan pagi saya mendapatkan kejutan musim semi memukau. Halaman belakang homestay yang terlalu luas  begitu  memanjakan mata dengan  bunga-bunga aneka warna, mulai dari tulip yang tumbuh liar sampai bunga mirip sakura.

Sebelum bersiap untuk Red Tour saya sempat sarapan di beranda yang langsung menghadap ke halaman belakang homestay. Duh Gusti, musim semi di Turki itu sangat menyenangkan apalagi ketika menyambangi lembah Ihlara saya sempat menemukan sungai yang airnya berasal dari lelehan salju mencair yang menjadi sumber kehidupan setiap tempat yang dilalui.

aku yang tergolek pasrah di tepi sungai lembah Ihlara
aku yang tergolek pasrah di tepi sungai lembah Ihlara

Penasaran dengan kisah Tour Hijau di musim semi dan kisah lain di Turki nantikan tulisan berikutnya. Buset ini tulisan udah bersambung kaya sinetron striping. Tapi beneran nggak salah kalau ada yang bilang musim semi saat paling tepat menyambangi Turki.  Walau mungkin kamu nggak bisa berpose kece dengan latarbelakang salju tebal dalam balutan mantel bulu panjang  ala Syahrini terus memerkan sepatu boots dan sarung tangan kulit berlogo Channel.

“Ish Kakak ini sepertinya sentimen kali dengan orang yang piknik dengan kostum ala-ala winter.”

“Aku sih lebih keki  dengan Mbak-Mbak yang pakai baju ala-ala winter di Singapura”

26 tanggapan untuk “Mengawali Musim Semi di Turki”

  1. Ih kakak inilah, bikin ngakak aja sama kalimat penutup wkkkk. Tapi ga papa sih kalo dia foto pake baju winter ke snow city.

    Musim semi emang jadi impian setiap orang. Setelah winter berlalu, bunga-bunga mulai bermekaran, langit biru cerah, asik banget buat minum teh di sore hari.

    Suka

  2. Cantik-cantik banget bunganya ya, kalau di Indonesia udah abis diinjak-injak #eh. Memang surga banget buat wefie/selfie kayaknya ya Turki ini. Bangunan dan tamannya cantik semua.

    Suka

  3. Dan saya jg shock waktu beli sunkist di denizli kak, belinya lgsg kasih 5 lira tanpa tny harga. Taunya dapat 5 kg dan baru abis 2 hr bt ber3 wkwkwk…mayan keliling denizli & hierapolis sambil gemblok tas isi jeruk 5kg

    Suka

  4. Assalamualaikum…maaf ya soal saltum gak usah dikoment walaupun dalam hati biarlah mereka bahagia dgn gayanya…bisa jadi orang tsb mmg gak tahan dingin…cara berpikir demikian lebih aman dari siksa neraka dan memungkinkan mengantar ke surga 🙏💐

    Suka

  5. April nya tgl berapa pak? Klo awal april masih dingin ga yaa… Krn th 2021 pertengahan april sdh ramadhan, mau ga mau klo pengen liat tulip harus berangkat awal april… Masih dingin ga yaa?

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar