gugup budaya di singapura
Curahan

Pertama Kali ke Singapura, Pastikan Jangan Gugup Budaya

Jarak Batam- Singapura itu hanya 60 menit perjalanan kapal Feri tapi tetap saja ketika saya menjejakan kaki di sana tetap saja mengalami gagap budaya.  Terlihat sangat Indonesia aka sangat ndeso.

Emang salah ya ndeso itu? Bukankah itu bagus , berarti saya sangat menghargai budaya leluhur.

Budaya leluhur yang mana? Menyela antrian, buah sampah sembarangan atau tak pernah membereskan meja sendiri usai makan siang.

Berikut ini 10 hal yang membuat saya  gagap budaya di Singapura. Apakah kamu pernah mengalaminya?

1. Mengantri Dengan Tenang

Turun dari kapal feri di pelabuhan Harbour Front saya tak pernah menyangka orang di sini berjalan sangat cepat , mereka berhamburan menuju imigrasi. Saya berjalan santai dan ketika sampai di ujung belakang antrian berniat untuk menyelinap ke depan . Tapi baru menyela satu orang , beberapa orang protes dan menimbulkan kegaduhan masal membuat petugas imigrasi datang . Duh malunya sampai dihardik petugas imigrasi untuk tertib di antrian.

2. Persiapakan Diri Anda

Online adalah aktivitas paling menyenangkan ketika mengantri di  imigrasi Singapura , di sini wifinya super kenceng sampai bisa youtube-an. Walau ada papan larangan  mengaktifkan gadget  dan berfoto  tetap saja saya mencuri-curi menghidupkan ponsel. Sesekali selfie untuk update di media sosial , pamer kalau  sudah sampai Singapura.

Walhasil ketika sampai di depan petugas saya lupa  belum mengisi kartu imigrasi. Dan sialnya karena panik saya tak menemukan pulpen dan paspor di dalam tas. Wajah petugas imigrasi yang tadinya ramah langsung  berubah bete.

” You must prepare yours!” Omel petugas.

Jadi seharusnya  siapkan  KTP, paspor, pulpen , tiket pulang dan bukti booking hotel di tempat yang mudah untuk dikeluarkan. Dan ketika berada di antrian langsung keluarkan paspor dan kartu imigrasi yang sudah diisi.

3. Menunggu Teman

Aku tuh orangnya paling toleransi kalau jalan bareng, sangking tolerannya sampai  menunggu teman yang masih mengantri di  imigrasi . Dan lagi-lagi karena setia menanti teman,  berdiri  di depan jalan dekat petugas imigrasi sambil tertawa riang gembira. Rasanya bahagia banget bisa melewati petugas imigari Singapura yang konon galak.

Dan baru sadar kalau kita berdiri di zone terlarang menunggu. Hiks saya   dihardik petugas imigrasi untuk kesekian kalinya.

4. BAB Tanpa Air

Godaan iman pertama di Singapura itu bernama perut mules tingkat dewa. Tapi alhamdulilah di Harbour Front toiletnya bersih banget jadi nggak susah menjawab panggil alam.

Tapi ketika mau cebok, mana airnya. Hanya tisue! Tuhan aku dibilik tandas tanpa air. Mencoba untuk tabah berlahan namun pasti menuntaskan bersih bersih  dengan lembaran tisue gulung. Beruntung ada sedikit air minum  di botol air mineral sehingga tugas mulia membersihkan diri dari najis selesai.

5. Bersihkan Mejamu Sendiri

Setelah ritual di tandas perut keroncongan berat dan kami memutuskan sarapan sekaligus makan siang di foodcourt pelabuhan. Selesai makan piring dan gelas kotor kami tinggalkan di meja dengan sampah berhamburan. Tak menunggu lama petugas kebersihan yang kebanyakan manula datang membersihkan.

Sepertinya ada yang aneh dengan bekas makanan kita? Kenapa bekas makan orang lain begitu rapih, piring dan gelas ditumpuk rapih di atas meja tanpa sampah.

Belakangan kami baru tahu agar  tidak terlalu merepotkan para pekerja manula, selesai makan setiap orang membersihan mejanya masing-masing.

6. Etika di Eskalator

Seumur hidup saya baru tahu kalau ternyata ada etika yang harus dipatuhi ketika berada di eskalator. Bagi kamu yang hanya ingin berdiri dan mengikuti pergerakan eskalator  sebaiknya berdiri  di sisi kiri . Sedangkan kalau ingin berjalan beradalah di jalur sebelah kanan. Jangan sampai salah posisi dan menghalangi orang  berjalan di eskalator.

Mungkin terasa  nggak penting ketika eskalator sepi tapi ketika kondisi padat , kamu akan terlihat tak beretika ketika posisimu menghalangi orang lain . Apalagi berdiri bergerombol ambil mengobrol santai memenuhi eksalator.

7. Masuk MRT

Ketika pintu MRT terbuka saya langsung berlarian masuk ke dalam MRT takut tidak kebagian tempat duduk. Tiba-tiba seorang bapak berisyarat agar saya berdiri di pintu yang sudah diberi tanda antrian dan memberikan kesempatan penumpang turun.

Duh kayaknya aku salah lagi nih? *nunduk malu ikutan antri*

8. Kursi Khusus

Karena masuk MRT belakangan saya tak mendapatkan tempat duduk .Walau saya berdiri tapi mata saya tetap waspada melihat kursi penumpang yang kosong. Begitu ada yang beranjak saya langsung duduk di samping pintu MRT.

“Young Man,  this is not for you but for him.” Seorang wanita muda mencolek saya lalu menunjuk pria manual yang sedang berdiri.

“Aduh Mbak saya nggak baca gambar ini. Sorry…” Eh si Mbak nggak ngerti bahasa Indonesia.

Teman kalian musti tahu anak-anak muda di Singapura lebih banyak memilih berdiri di MRT. Ini memang bentuk empati mereka kepada kaum mula dan disable. Selain itu dengan berdiri akan lebih mudah turun saat MRT padat.

9. Bayar Secukupnya

Kejadian di  di MRT tak membuat saya jera untuk menggunakan transportasi umum di Singapura. Semoga naik taksi di sini tak banyak aturan seperti di MRT. Alhamdulilah saya mulai bisa antri lho ketika menunggu taksi :D. Walaupun tadi hampir saja memberhentikan taksi di tengah jalan.

Meski naik taski mahal sebagai pria yang murah hati dan tidak sombong, ongkos taksi saya lebihkan  beberapa dollar. Ya kalau di Indonesia memberikan tips atau uang lebih kepada supir taksi itu biasa.

Tapi supir taksi dengan santun menolak pemberian saya dan memberikan uang kembalian hingga sen terakhir. Saya sempat bengong ketika dia menjelaskan bahwa dia hanya akan menerima uang sesuai dengan pelayanan yang diberikan.

*hening*

*aku terharu*

“Uncle, dapatkah aku memelukmu untuk pelajaran berharga  hari ini tentang kejujuran?” Jerit hati saya sambil menyeka air mata.

10. Baca Jangan Sotoy

Bagi yang hobi belanja di Singapura pasti tahu apa itu GST, Goods & Service Tax. Itu lho pajak pelayanan dan barang dan ini wajib dikenakan ketika ketika membeli barang atau jasa di Singapura. Karena kita bukan warga negara Singapura jadi tidak ada kewajiban membayar GST yang nilanya 7% dari belanjaan kita dan ini bisa dikembalikan.

Jadi kalau kamu belanja minimal 100 SGD bisa dikembalikan yang artinya sekitar 70 ribu rupiah . Duh lumayan kakak untuk jajan di starbucks :p.

Dengan percaya diri saya cari dong loket atau mesin penukaran GST di pelabuhan Harbour Front Singapura. Karena nggak ketemu saya bertanya dengan petugas pelabuhan  yang sedang bertugas di loket check-in barang.

Dan Mbak petugas pelabuhan yang wajanya manis-manis jambu  kaya artis india  era 80-an itu tersenyum getir. Lalu kepalanya bergoyang ke kiri dan kenan sambil menjelaskan bahwa kalau pengembalian GST tidak berlaku di pelabuhan karena status Batam yang FTZ (Free Trade Zone).

*hening* Berusaha mencerna kata-kata si Mbak.

Duh gusti saya sadar kurang membaca informasi yang sebetulnya ada di internet dan pamflet di pelabuhan.

Sambil melirik tas Hermes baru saya si Mbak mengingatkan, ” Don’t forget you must pay  tax when enter your country.”

*terdiam lalu mengitung sisa uang di dompet*

Travelling memang membuat kita bertemu dengan hal-hal baru termasuk budaya yang kadang membuat kita gagap dan gugup. Tapi yakinlah dengan mawas diri dan banyak membaca dan meriset negara yang akan dikunjungi insyaAllah tidak  akan mengalami kejadian memalukan di atas.

Kalau masih mengalaminya mungkin ini takdirNya agar kita manusia yang hobi piknik ini diberikan cobaan agar makin kuat menjalani hidup  dan banyak rejeki.

AMIN.

34 tanggapan untuk “Pertama Kali ke Singapura, Pastikan Jangan Gugup Budaya”

  1. bayak Hikmah yang bisa diambil nih, heeee
    semoga pemuda di Indonesia mencontoh hal positif / tata krama saat naik MRT di Siangpore dengan KRL atau dimanapun (hak disabilitas dan lansia). Kejujuran sopir Taxi dll.
    sangat bermanfaat ……….

    Disukai oleh 1 orang

  2. mendadak kita patuh kalau di singapura. tapi begitu sampai di indonesia, kebiasaannya balik lagi. hehe. kayaknya musti tinggal lama dulu di singapura biar bisa kebawa dusiplinnya orang sana ya. .

    Disukai oleh 1 orang

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar