gojek hati
Curahan, Kepulauan Riau

Drama GOJEK Batam Yang Tertukar

Ini bukan judul sinetron apalagi film layar lebar, tetapi kejadian nyata yang baru saya alami akhir pekan lalu ketika menggunakan jasa ojek online berseragam hijam , GOJEK.

Tulisan ini bukan juga soft campaign review produk. Ini murni pengalaman pribadi, bisa jadi curahan saya kepada  semua pihak termasuk pelaku bisnis , konsumen dan pengambil kebijakan transportasi umum kota Batam.

Meski belum resmi diworo-woro di media masa dan elektronik , kehadiran GOJEK sudah mulai terlihat di  Batam sejak dua pekan lalu. Mas-mas bermotor dengan helmet  dan jaket hijau terlihat wara-wiri di sejumlah jalan utama. Sesekali mereka berhenti menyambangi atau menurunkan calon penumpang lalu menekan gadget sejenak.

Semogga ini bisa  menjadi solusi transportasi murah di pulau yang hanya sepelemparan batu dari Singapura. Sejak jaman batu mayoritas warga Batam selalu mengandalkan taksi sebagai alat transportasi umum. Bukannya semua orang Batam tajir melintir tapi memang tidak ada pilihan  lain. Adapun transportasi umum murah jumlahnya terbatas dan tidak beroperasi sampai malam. Sedangkan untuk tujuan trayeknya juga dibatasi tidak mencakup semua pelabuhan dan bandara.

Untuk destinasi vital serta “basah” seperti Pelabuhan Feri Internasional dan bandara masih dikuasai taksi tertentu.  Taksi berlogo biru tak diijinkan masuk dengan alasan kesejahteraan pengemudi taksi setempat akan terganggu. Pemerintah daerah sangat peduli dengan nasib supir taksi tapi mengabaikan kebutuhan warga akan transportasi umum dengan tarif yang lebih rasional. Ini belum belum termasuk curhatan retribusi taksi bandara dan biaya  tambahan jika argo di bawah 100 ribu.

Jadi tidak mengherankan jika GOJEK  terkesan beroperasi secara diam-diam . Mungkin untuk menghindari benturan dengan ojek pangkalan seperti pertikaian si burung biru dengan taksi lokal yang belum ditemukan solusinya.

Sejak sepekan lalu sebetulnya saya sudah mencoba memesan GOJEK  melalui aplikasi di i-phone. Tapi sayang setelah menanti lebih 15 menit belum ada driver yang merespon. Mungkin karena jumlah pengemudinya belum banyak. Jadi pemesanan saya batalkan.

Sabtu kemarin saya kembali mencoba memesan GO-RIDE di aplikasi GO-JEK. Tidak sampai 3 menit seorang pengemudi berininsial AA mengontak akan datang menjemput di depan kantor BPJS Jalan Gurindam.

Berdsasarkan estimasi waktu di aplikasi , driver AA akan sampai di tempat saya sekitar 6 menit namun setelah menunggu sekitar 8 menit yang bersangkutan tak datang dan berkabar. Akhirnya 3 menit kemudian datang seorang supir berseragam hijau dengan lambang GOJEK. Dengan sopan ia mempersilakan saya naik ke motor lalu menyebutkan ulang  tujuan saya yaitu Citra Buana Inustrial Park III.

Ketika motor bergerak sepertinya ada yang salah, mengapa pointer di peta  aplikasi tidak bergerak mengikuti tujuan seperti biasanya. Saya mencoba berpikir positif , mungkin ada kesalahan di GPS ponsel saya.

Merasa tak nyaman saya mencoba  membandingkan tampilan fisik pengemudi gojek yang membonceng saya dengan foto di aplikasi. Meski sang supir tak membuka kaca helm saya yakin ini orang berbeda dengan foto di aplikasi.

Saya semakin curiga ketika tiba-tiba aplikasi menginformasikan motor yang saya kendarai sudah sampai tujuan dan mengeluarkan notifikasi pembayaran. Baiklah saya mencoba mencari tempat ramai untuk meminta driver memberhentikan motornya. Ketika akan sampai di simpang terowongan supir berkata untuk sampai ke Citra Buana Inustrial Park III harus memutar ke Batu Ampar.

“What!!!”. Kesabaran saya habis. Sudahlah rutenya salah sejak awal , sekarang mau berputar makin jauh. Tanpa memikirkan kesalamatan saya meminta supir menghentikan motor di tepi jalan Laksamana Bintan

Berdasarkan fakta yang ada – untung identitas AA saya screen shoot – saya berkomunikasi baik  kepada pengemudi  bahwa rutenya salah sejak awal.  Dan akhirnya ia pun mengaku kalau sebetulnya ia bukan pengemudi yang saya pesan. Katanya ia menolong temannya AA yang kebetulan ban motornya pecah.

Jika benar ban motor AA pecah seharusnya bisa membatalkan pesanan saya dan biarkan sistem yang akan kembali mencarikan pengemudi untuk saya bukan? Tapi karena terburu-buru saya tidak ingin memperpanjang masalah ini . Yang saya inginkan adalah sampai ke tujuan tepat waktu.

“Kamu beneran supir gojek” , tanya saya kepada AA gadungan yang ternyata nama aslinya IM.

“Bener Pak saya juga supir gojek. ”

“Oke sekarang saya order kamu dan kamu terima ya.”

“Pak ini yang dipencet yang mana untuk menerima?”, tanya IM sambil menunjukan notifikasi di ponselnya.

“Pencet yes.”

“Gitu aja….”, IM meyakinkan.

“Iya..” Duh rasanya saya mau marah tapi saya tak mau menambah kerutan di wajah,

“Siap! Kita lewat Batu Ampar…” IM bersiap menggas motornya.

“Mas berhenti!!! Bisa baca google map nggak? Disitukan kelihatan rutenya kemana Citra Buana Inustrial Park III.” Emosi saya beneran meledak.

“Saya nggak bisa Pak kalau bawa motor sambil baca peta di hape.”

“Kamu baca dulu petanya baru jalan. Kamu tahu kita ada di jalan apa?” Tangan saya menunjuk layar gadget.

“Engga Pak”, jawab tukang ojek gugup. Beneran pengen nangis guling-gulingan di trotoar kalau sehari ketemu 5 tukang ojek kaya gini.

“Santai aja Mas saya nggak marah kok.” Menarik napas dalam-dalam sambil berdoa kerutan di wajah tak bertambah

3 menit kemudian….

“Iya Mas saya tahu.” Saya melompat ke jok belakang lalu motor bergerak dan alhamdulilah sampai tujuan.

Terlepas dari niat apapun si Mas gojek nyasarin saya seharusnya kita belajar dari kejadian ini. Terutama bagi penumpang gojek di Batam yang mungkin masih awam dengan aplikasi GOJEK.

1. Pastikan pengemudi gojek yang menjemputmu sama dengan yang tertera di aplikasi.

2. Capture identitas supir yang terlihat di aplikasi
3. Selama perjalanan tetap memantau rute di aplikasi.
4. Jika terjadi keganjilan, berhentikan kendaraan di tempat ramai.
5. Meski anda ditipu cobalah untuk berkomunikasi dengan baik kepada pengemudi.
6. Sabar…
7. Sabar…
8. Sabar… Dan siap memberikan kursus menggunakan google map

saya dan mas GOJEK Batam -
saya dan mas GOJEK Batam

Apakah dengan semua kejadian ini saya kapok menggunakan layanan gojek di Batam?  Tidak. Karena saya yakin semua orang butuh proses untuk menjadi lebih. Sesungguhnya sesuatu yang baik dan berkah , harus diniatkan serta dilakukan dengan cara yang baik.

Semoga tukang ojek pangkalan yang dulu pernah malak alus saya dengan tarif 15 ribu  untuk jarak tidak sampai 1 km membaca tulisan ini. Hanya karena saya keluar dari pelabuhan Feri Internasional dan gemblok ransel 60 L kamu kasih saya tarif bule Singapura. JAHAP!!!

 

 

31 tanggapan untuk “Drama GOJEK Batam Yang Tertukar”

  1. Wkakaka endingnya 😂😂😂 saya sih selalu memanfaatkan fasilitas review yg ada di aplikasi Mas, ketika proses pengantaran selesai. Dan saya sengaja komen pake bhs inggris siapa tau orangnya gak ngerti2 bgt lol

    Disukai oleh 1 orang

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar