Nadia dalam kemben batik
Kepulauan Riau, Lomba, Photography

Orchard Park Photo Contest 2016 – Batik Identitas Indonesia

Seorang rekan Blogger Kepri menawarkan  mengikuti lomba fotografi  bertajuk  Orchard Park Photo Contest.

“Duh saya kan blogger Kakak, masa diajakin ikutan lomba foto.”

“Lah waktu itu di Festival Penyengat, bukannya ikutan lomba foto?”

“Wah itu kan beda bukan memfoto  model tapi festival.”

“Formatnya kan hampir sama , hunting juga cuma sekarang yang diburu pose para model mengenakan batik.”

Menjawab penasaran bagaimana sebetulnya hunting bersama ala fotografer model saya pun menghadiri kontes yang digelar oleh Agung Podomoro Land. Lokasi fotonya pasti sudah bisa ditebak. Yup betul banget Orchard Park yang berlokasi di Batam Center.

Tepat pukul 09:00 WIB 70 penghobi fotografi siap “meng-gangbang”  para model yang mengenakan batik rancangan Feby Erika . Maaf kalau kata-kata saya  agak vulgar. Bagi saya hunting seperti ini tak ubahnya mengeroyok model beramai-ramai.

Wajar jika di satu kesempatan model terlihat  tak fokus. Baru melirik ke kanan dipanggil untuk melirik ke kiri. Sedangkan ketika  tersenyum manis lalu fotografer lain meminta memasang wajah serius. Lelah banget kan?

Bayangkan puluh moncong lensa akan mengarah pada satu objek dan kemungkinan hasil fotontya mirip. Meski menyukai dunia fashion  pada akhirnya saya lebih suka jalan-jalan sambil memfoto dibandingkan memfoto sambil jalan-jalan.

Balik lagi ke lomba foto. Lomba dibagi menjadi enam  sesi dan masing-masing berdurasi 15 menit saja. Agar lomba lebih tertib maka dibuat garis merah  untuk menjaga jarak antara model dan fotografer. Bukan tidak mungkin dalam ajang perburuan seperti ini , ada fotografer yang ingin sangat dekat dengan model.

“Ngambil foto makro Mas?”

“Bukan aku cuma mau nge-zoom hati modelnya…”

Sesi pertama berlokasi di gerbang Orchard Park. Sang model mengenakan mini sackdrees kemben dengan detail batik tumpuk depan menjuntai ke bawah. Dalaman hitam  sackdress terlihat agak mengganggu

Di beberapa pose terlihat seperti mengenakan celana pendek  hitam. Andai warnanya senada dengan batik atau kulit, tentu akan terlihat lebih manis. Jika tak berhati-hati dengan lapisan merah dengan panjang tanggung (midi) model tak terlihat jenjang.

Beruntung di sesi pertama model Julia  cukup membangkitkan semangat para fotografer dengan posenya yang ekplorasif.

Sesi ke dua masih mengambil lokasi di gerbang Orchard Park tapi agak masuk  tepat di di bawah gapura.  Saya suka dengan atasan yang dikenakan model Nadya. Babydoll  dengan kerah sabrina dan lengan lonceng detail pita. Batik ternyata bisa dipadupadankan dengan celana jeans pendek.

Meski awalnya agak malu-malu , model Nadya cukup bisa memuaskan keinginan fotografer untuk berpose. Model yang baru saja melepas masa SMA awalnya terlihat gugup namun di beberapa frame saya menangkap ia memiliki ekpresi wajah yang tak biasa (baca : unik). Jika digali lebih dalam bisa menjadi kekuatan tersendiri. Semangat Dek Nadya!

Sesi ke tiga menjelajah lebih jauh ke dalam Orcharde Park. Kawasan yang disebut sebagai Promanade adalah loaksi model Anggun berpose sporty. Tapi kesan sporty tak harus selalu memasang wajah tegas apalagi jutek? Thanks God akhirnya saya bisa meng-capture  model Anggun tersenyum manis.

Meski batik asimetris terkesan tempelan di mini dress kombinasi putih hijau. Saya masih bisa memaafkan karena konsepnya pas dengan lokasi dan properti vespa.

Sesi ke empat adalah favorit saya. Rancangan bajunya cukup sederhana atasan tanpa lengan model kerah v dipadupa celana pipa cutbray.

Perlu  diacungi jempol bagaimana celana bermotif batik dapat terlihat high fashion. Banned celana tinggi celana hingga atas perut dan  celana menjuntai hingga ke bawah heels, membuat model terlihat jenjang.

Sesungguhnya sesi ke lima cukup membingungkan saya. Lokasinya sih bagus tapi tiga model dengan konsep pakaian yang beda dibaurkan. Garis  merahnya tetap batik tapi bagaimana pakaian ala piknik Anggun  dengan topi dan sepatu kets bersanding dengan Nadia casual feminim.

Baiklah saya akan fokus ke salah satu model dulu. Julia  favorit gue. Kalau dilihat-lihat dari semua model dia terlihat “sudah jadi”.  Tak heran ia terlihat sangat sadar kamera  dan paling penting sadar diri. Karena sesungguhnya meski model terlihat cantik secara kasat mata tapi belum tentu di depan kamera.

Model yang baik itu model yang mampu  memaksimalkan kelebihan  dan kekurangan tubuhnya di depan kamera. Hmm kalau boleh jujur yang agak mengganggu di akhir sesi pemotretan rambut si Mbak Julia mulai acak-acakan dan  wajahnya keringetan jadi kalau di zoom ada titik air.

“Tim make up mana nih. Tisue plis. Modelnya di touch up  donk…!”

Seperti yang saya bilang di awal , selain  cantik Nadya memilik ekpresi wajah unik . Jika diulik lebih dalam  tarikan garis wajahnya tak menoton seperti Julia dan Anggun. Kali ini sayafokus ke wajahnya dibandingkan memfoto full body.

Jujur saya agak sulit men-capture busana ke dua anggun . Mungkin kesan super casula ingin ditampilkan dengan memadupadankan kulot balon , sepatu kets dan topi lebar. Tapi maaf jika agak sedikit kejam. Di tengah taman bunga dan rumput, lebih terlihat mirip orang-orangan sawah. Apalagi dengan ekpresi wajah super tegas cenderung jutek.

Jadi model memang tak gampang apalagi kalau fotografernya super  nyinyir kaya saya. Untung saya bukan fotografer fashion hanya blogger ala-ala dan semua nyinyiran di atas abaikan saja. 😀

Lagian saya juga baru sekali ini memfoto model. Sebetulnya dulu  pernah tapi saya memilih undur diri karena tidak sreg dengan konsepnya. Beberapa acara “hunting bersama” terkadang asal-asalan.

Model tidak harus cantik dan tidak harus mengenakan rancangan designer kondang . Tapi  bagi saya menghasilkan sebuah karya seni harus total , tidak bisa setengah hati atau asal jadi yang penting ada.

Duh maaf jika saya terkesan sotoy dunia fashion dan seni. Tapi begitulah jika kamu mencintai seni dengan segenap hati tak ada alasan untuk melakukannya setengah hati.  Dan ini belum bicara make up atau tata rias, kalau dibicarakan “wejangan” Ices Marices akan lebih panjang lebar lagi :p .

Sesi terakhir ditutup dengan fashion show rancangan Feby Erika yang temanya Batik Identitas Indonesia. Untuk sesi ini saya tak mengambil banyak gambar, terlalu pe we (posisi wenak) ndeprok nonton model dari bawah.

designer muda berbakat Feby Erika
designer muda berbakat Feby Erika

Dari semua perburuan   kemarin saya belum memutuskan dua foto terbaik yang akan dikirimkan ke dewan juri. Paling lambat pengiriman tanggal 19 Agustus 2016. Karena ini pertama kali memfoto fashion jadi tidak terlalu mengerti foto fashion yang bagus itu seperti apa? Apakah hanya yang terlihat bagus secara visual, baik secara teknik atau foto yang mampu “menjual” fashion.

Nah kalau kamu punya saran atau kritik tulis di kolom komentar, bantu saya memilih foto yang akan dikirim ke penjurian. 😀

 

 

37 tanggapan untuk “Orchard Park Photo Contest 2016 – Batik Identitas Indonesia”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar