Jelajah Rasa Eat Travel Write Selangor 3.0
Kuliner, Malaysia, Travelling

Kisah Rasa Eat Travel Write Selangor 3.0

Apa yang tersisa dari sebuah perjalanan luar biasa? Pengalaman dan kisah yang tak akan terlupakan seumur hidup atau foto-foto epik yang bertebaran di laman sosial.

Bagaimana dengan rasa di lidah , apakah memiliki kisahnya  sendiri?

Bagi seorang penjelajah rasa, makanan bukan hanya pegganjal lambung yang mampu memenuhi nafsu perut dan mulut. Dia hadir bagai sebuah mahakarya,  baik tampilan, rasa hingga proses pembuatannya.

Setiap makanan memiliki kisahnya sendiri-sendiri, ia tak akan terulang  kembali. Meski terlahir dari koki yang sama, namun dimensi waktu melahirkan cita rasa berbeda seperti pengalaman saya menjelajah rasa jauh ke utara Selangor.

Tart Bengkulu

Di sebuah tempat bernama Negeri Sembilan  saya merasa de ja vu. Kue yang dibuat wanita-wanita itu mengingatkan saya akan panganan yang biasa ibu sajikan di hari raya. Panganan berkulit gurih renyah dengan isian selai manis.

Meski hasil akhirnya mirip kue nastar, tart Bengkulu (bisa juga disebut bengku hulu) menggunakan bahan dan cara yang lebih tradisional. Tak ada mentega atau parutan keju, hanya  minyak dan santan kelapa  agar tepung terigu dan telur yang diulen menjadi kalis.

Misteri serupa  itu terpecahkan setelah wanita pembuat kue  berkisah bahwa ia keturunan orang Bengkulu dari tanah Sumatra. Untuk mengingat tanah leluhur , panganan ini dinamakan Bengkulu sedangkan di daerah asalnya Tart Bengkulu dikenal dengan nama baytat.

Nasi  dan Ikan Buluh

Masih dari Hulu Selangor kami diperkenalkan dengan cara memasak yang unik di sebuah kampung bernama tak biasa, Kampung Orang Asli Serigala. Awalnya saya sempat berpikir bahwa orang-orang di sini bisa berubah menjadi serigala.

Orang asli berarti warga pedalaman. Karena dulunya banyak serigala di sini , kawasan ini dikenal sebagai Kampung Orang Asli Serigala. Sehingga orang menyebut kampung ini dengan julukan Kampung Orang  Asli,  Serigala. Jangan salah menempatkan koma karena maknanya akan berbeda.

Pernahkah kamu membayangkan bahwa bilah-bilah bambu dijadikan peralatan masak. Tak ada panci , dandang atau rice cooker. Bahan masakan yang telah dicuci bersih digulung daun pisang lalu dimasukan ke dalam bilah bambu. Sebelum akhirnya dipanggang di atas api berkobar sedang.

Ikan sungai berbumbu garam rasanya  menjadi sangat lezat , usai dimasak dengan teknik memasak ala Kampung Orang , Asli Serigala. Membuat lidah ini bergoyang hebat menyantap nasi padat yang juga dimasak dengan bambu.

Kuih Apam  Gula Hangus

Mengulik kuliner ini terasa lebih spesial karena kami memasak di tepi sungai Chiling Kuala Kubu Bharu. Setelah bermain dengan ikan kelah dan makan siang dengan  ayam madu saatnya membuat makanan penutup ~dessert~ sendiri.

Kue apam gula hangus, memang tak asing bagi saya dan Olive yang berasal dari Indonesia. Kue apam ini  variannya, dari yang original, putu mayang hingga kini divariasikan dengan beragam toping menggoda.

Namun yang istimewa dari kuih apam gula hangus ~ apem karamel~ adalah rasa dan aroma yang lahir dari gula putih hangus. Menyisakan bercak-bercak coklat kehitaman di pinggir kue. Jika tergigit terasa tekstur kasar unik sedikit pahit tapi nikmat.

Cara pembuatannya tak sulit hanya perlu mencampurkan semua bahan menjadi satu. Namun jangan pernah mencampur gula panas ke dalam adonan atau menggunakan wadah berminyak. Karena adonan tidak akan mengembang.

Mua Lao dan Lao Huei

Kami mengulik lebih dalam dapur milik  Swee Len Food Industries yang berdiri sejak 1923 untuk berkenalan lebih dalam dengan Mua Lao dan Lao Huei. Panganan  khusus sebagai tanda perekat kasih yang diberikan oleh keluarga pengantin perempuan kepada para tamu.

Mengulik bahan bakunya memang tak ada yang istimewa, hanya terdiri dari beras biji wijen dan gula. Namun cara pembuatannya sangat istimewa, untuk mendapatkan bahan baku tepung beras , beras terbaik diolah sendiri melalui proses penjemuran dan penggilingan.

Melalui tangan-tangan terampil bertenaga biskuit kosong bersalut biji wijen dan beras manis dihasilkan. Wah rasanya saya tak sanggup mengaduk adonan tepung beras di wajan itu berjam-jam lamanya. Tapi Kak Olive sanggup tuh!

Mungkin kak di kehidupan sebelumnya dia terlahir di Kampung Bukit Chandang, Batang Kali sebagai pembuat kue Mua Lao dan Lao Huei.

Asam Pedas Udang Galah

Menyicip kuah asam pedas lidah saya sudah menggelinjang hebat karena mersakan nikmat tiada tara.  Apalagi di dalam kuah kemerahan terkapar udah galah dengan sungut dan karapak yang masih lengkap.

Lepuh asap mengantar aroma sedap ke indra penciuman kami. Saya , Olive dan Anazkia mencuri bau dari meja sebelah, mengendus pelan. Akhirnya yang ditunggu datang juga di hadapan kami.

Walau ada jeda ritual memfoto sajian yang didominasi rasa pedas dan asam. Siang ini akhirnya kami terkapar kekenyangan di Food Court Dataran Kuala Kubu Bharu, Selangor, Malaysia. Semua sajian lengkap dengan minuman dan beragam asam pedas dihargai 25 RM.

Kelas Memasak Chef Farhan Wong

Belumlah lama Asam Pedas Udang Galah singgah di dalam lambung sepertinya kami harus kembali mengosongkan perut untuk mencicip sajian kuliner berikutnya.

Menyaksikan fillet ayam yang dibumbui dengan saos rahasia milik Chef Farhan Wong asal Selangor lambung saya bersorak bahagia. “Makan lagi!”

Berlahan daging ayam  dilumuri kocokan telur dan tepung panir sebelum akhirnya digoreng hingga berwarna kuning keemasan. Ketika daging fillet dibelah meluncur  keju cair panas dari dalam fillet . Ah ternyata sebelum dimasak di dalam fillet ayam diselipkan keju.

Dan kisah berikutnya sudah dapat ditebak, jika koki berusia 54 tahun mengguncang hasrat makan saya dengan menu selanjutnya yang kebanyakan masakan oriental mulai dari Chicken Cop, Chicken Nugget, Cantonese Noodle dan Telur Dadar .

Jika makan berlebih termasuk dosa besar  maka hari ini api neraka sudah menunggu saya di sana. Sejak tadi pagi sudah berapa jenis makanan yang masuk ke dalam perut?

Jangan takut kakak, icip-icip makanan kali ini ada nilai ibadahnya kok. Buktinya kita belajar memasak bersama Chef Farhan Wong. Lihat Kak Sham serius mengikuti pelajaran memasak. Itu bukan serius tapi takut karena dipelototin uminya Abi.

Kuih Baholu

Usai makan besar, ngemil lagi yuk kali ini panganannya adalah Kuih Baholu. Kalau di Indonesia panganan ini dikenal dengan bolu kampung atau bolu kenong.

Kenapa bolu kampung? Karena tanpa menggunakan bahan pengembang soda kue atau baking powder. Untuk mengembangkan adonan hanya mengandalkan pada kekuatan kocokan telur. Dan satu yang menjadi catatan, kuih baholu tidak menggunakan mentega tapi minyak makan.

Teksturnya memang lebih keras dan padat dibandingkan bolu moderen atau cake. Dan cara menikmatinya paling pas bersama segelas teh . Sesekali kuih baholu dicelupkan ke dalam minuman hangat tadi.

Dessert Strowberry

Setelah melihat kebun strowberry akhirnya kami diajak untuk membuat dessert dari buah merah lucu ini. Bagaimana membuat jus strowbeery sehat tanpa gula yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan.

Eh ada juga es cream strowberry, tapi kalau yang ini kita cuma belajar nyendokin ke cone-nya saja. Namun yang saya paling suka adalah coklat strowberry . Itu lho buah strowberry yang dilumuri coklat masak. Konon coklat masak di sini asli tanpa pemanis buatan dan campuran lemak seperti kebanyakan coklat di pasaran.

Jadi semua makanan di sini dijamin sehat untuk dikonsumsi. Kalau mau tahu serunya jalan-jalan di Genting Highland Strawberry Leisure Farm , tonton saja videonya di sini.

Seru kan kisah perjalanan kuliner saya di Eat Travel Write Selangor 3.0. Penasaran dengan ragam dan jenis kuliner Selangor lainnya. Pantengin saja blog kece ini dan tunggu kisah perjalanan dan kuliner selanjutya.

Akankan kisah ini berlanjut di Eat Travel Write Selangor 4.0? Tunggu saja….

Tulisan ini merupakan famtrip Eat Travel Write - Selangor International Culinary Adventure 3.0 , 22-24 April 2015. Undangan Tourism Selangor and Gaya Travel Magazine.
Tulisan ini merupakan famtrip Eat Travel Write – Selangor International Culinary Adventure 3.0 , 22-24 April 2015. Undangan Unit Perancang Ekonomi Negeri Selangor (UPEN Selangor).

19 tanggapan untuk “Kisah Rasa Eat Travel Write Selangor 3.0”

  1. Bukannya Kampung Orang Asli, Serigala?
    ini dibahas, soale saya bingung hahhahaha

    Orang Asli, adalah sebutan bagi warga pedalaman. Serigala, adalah nama kampungnya. Begitu? 😀

    Suka

  2. berarti aku titisan pembuat kue Mua Lao dan Lao Huei dari kampung Bukit Chandang ya? ototnya sampai mau meledak tuh ngadon hahaha

    btw penasaran dengan kampung itu, postur opa-opa di sana lebih pendek ya

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar