kampung gajah kenyir terengganu
Malaysia, Travelling

Main ke Kampung Gajah Kenyir

Meski badannya besar dengan gading menjulang panjang menyeringai , perasaan hewan ini sangat halus. Pandangi saja matanya, jika ia sedih genangan air  berlinang di sudut matanya. Ia menangis.

Jadi jangan pernah berpikir kalau mereka yang berbadan besar,  hatinya tak peka. Badan boleh berotot dan perut boleh buncit tapi yang namanya hati tetap lembut tak bertulang.

Lahir dan besar di Lampung bukan berarti bisa melihat gajah setiap hari. Butuh tiga jam berkendaraan dari rumah untuk sampai di Taman Nasional Way Kambas yang terkenal dengan sekolah gajah. Ironisnya seumur hidup baru sekali dan itu sudah berpuluh tahun lalu, ketika saya kelas enam SD.

Merantau membuat   orang tak terlalu   mengenal tanah kelahirannya  dibanding negeri orang lain.

Atraksi gajahWay Kambas memang membuat terkagum waktu itu. Namun infrastruktur membuat orang tua enggan membawa kami berlibur kembali kesana . Bayangkan sepanjang mata memandang wisatawan hanya  disuguhkan pemandangan semak belukar dan pohon.

Fasilitas MCK, seperti kebanyakan tempat wisata di Indonesia yang jauh dari rumah penduduk. Alakadarnya. Tak ada penginapan atau homestay serta fasilitas liburan yang membuat orang betah berlama-lama.  Tidak  mengherankan Taman Nasional Way Kambas tidak menjadi destinasi wisata favorit warga Lampung.

Kebanyakan orang tua lebih senang membawa anak-anaknya ke tempat wisata alam dan hiburan , ketimbang wisata sejarah dan pendidikan.

pawang Kampung Gajah Kenyir
pawang Kampung Gajah Kenyir

Jika ditanya apakah saya ingin kembali melihat Taman Nasional Way Kambas? Tentu saja  ingin , tapi ketika mudik selalu tak ada waktu untuk melalui perjalanan pulang pergi 6 jam.

Manusia boleh bermimpi  keliling dunia. Namun rasa malas dan takut yang memasung langkahnya.

Awalnya saya tak  berharap  lebih ketika diajak mengunjungi  Kenyir Elephant Village  (KEV) di Pengkalan Gawi, Tasik Kenyir, Malaysia. Pasti atrkasi gajah mandi menjadi jargon dari wahana ini.

Tapi tunggu dulu. Setelah melewati tempat penjualan tiket pengunjung diajak ke atas menara yang tingginya 6 meter. Dari sinilah petualangan dimulai. Pertama-tama kita diajak melintasi jembatan gantung yang melintas di atas sungai.

Meski jumlah pengunjung yang naik di atas jembatan dibatasi, tetap saja ayunan tali dan papannya membuat jantung berdesir.

Ternyata jumlah jembatan gantung dan menara tak hanya satu tapi banyak. Jembatan-jembatan ini saling bertautan mengelilingi lahan seluas 256 hektar. Bayangkan jarakmu dengan ujung teratas pohon hanya sedepa. Dengan leluasa dapat memperhatikan gajah-gajah bebas bekeliaran di antara pepohonan.

Mau lebih banyak membakar kalori tapaki saja menara tertinggi, dari atasa sana pemandangannya jelas lebih keren. Pasa banget untuk kamu yang suka berfoto selfie.

berkeliling kawasan Kenyir Elephant Village di atas jembatan gantung
berkeliling kawasan Kenyir Elephant Village di atas jembatan gantung

Namun yang tak boleh terlewatkan menonton atraksi hewan bertubuh tambun ini. Dengan kompaknya tiga ekor gajah berbaris membentuk konfigurasi berbanjar atau melingkar.

atraksi gajah selalu dinanti penonton
atraksi gajah selalu dinanti penonton

Dipandu oleh pawang gajah-gajah ini bekerjasama mengangkat  batang kayu. Dahulu kala tenaga gajah yang besar  dimanfaatkan untuk mengangkat kayu dari dalam hutan.

bekerjasama mengangkat balok
bekerjasama mengangkat balok

Bagi kamu yang berani, bisa berinteraksi dengan gajah-gajah lucu ini. Berani dicium dengan gajah? Dengan senang hati sang gajah akan mendaratkan belalainya yang panjang di pipi kamu. Muach!!!

Jangan takut ya, gajah bukanlah hewan buas. Semua gajah yang ada di sini sudah terlatih dan biasa dengan kehadiran manusia. Namun ketika memberi makanan kepada sang gajah harus percaya diri. Jangan makanan sudah mau masuk ke dalam mulut, terus kamu tarik lagi karena ketakutan. Wah bisa marah gajahnya karena di PHP.

mau dicium gajah?
mau dicium gajah?
aksi narsis bareng gajah
aksi narsis bareng gajah

Setelah atraksi selesai tiba-tiba   gajah-gajah   menyemprotkan air ke penonton. Ayo siapa yang mau disemprot gajah. Agak basah sih , tapi seru kok. Apalagi setelah semprot-semprotan gajah-gajah ini akan menuju sungai untuk mandi. Catat ya jadwal mereka mandi agar tidak ketinggalam momen seksi di sungai *gajahnya mandi pakai bikini*.  Jadwal mandi gajah pukul : 11.30  ,  14.00 dan 16.00 petang waktu setempat.

Jikewan memiliki rasa humor mengapa manusia tidak?

h i

Pemandangan sungai yang membelah KEV sangat indah dengan batu besar, mengingatkan akan nuansa pedesaan. Ah nikmatnya duduk santai di pondok dekat sungai.

Eh tapi jangan lupa sebentar lagi saatnya para gajah mandi sore. Mau ikutan mandi? Bersiap-siaplah mendapat semprotan dasyat belalai.

Siapa sangka hewan bertubuh besar ini hobi berendam di dalam air. Menikmati deras arus sungai menerpa tubuhnya. Mungkin rasanya seperti dipijat ya.

sungai yang melewati Kampung Gajah Kenyir
sungai yang melewati Kampung Gajah Kenyir

Andai suasana Taman Nasional Way Kambas seperti ini , pasti lebih banyak anak-anak yang ingin melihat gajah di habitat asalnya.

k

OFFICIAL WEBSITE
OFFICIAL FACEBOOK PAGE
OPERATION HOURS
9AM – 5.30PM (Open Daily)
Closed during Friday prayer (12.30 pm – 2.30 pm)
ADDRESS
Pengkalan Gawi, Sungai Telemong, Tasik Kenyir,
Hulu Terengganu, Terengganu, Malaysia.
Tulisan ini merupakan farm trip Terengganu Internasional Squid Jigging Festival 2015 , 2-7 Juni 2015. Undangan Tourism Terengganu and Gaya Travel Magazine.

Tulisan  ini merupakan famtrip Terengganu Internasional Squid Jigging Festival 2015 , 2-7 Juni 2015. Undangan Tourism Terengganu and Gaya Travel Magazine.

26 tanggapan untuk “Main ke Kampung Gajah Kenyir”

    1. Iya… yg ngamuk itu krn habitatnya di rusak. Kaya di riau ada hutan yg katanya tempat kongkow gajah . Eh tahu tahu itu tmpt dijadiin kebun sawit. binantang kan cuma ngikutin naluri … dan pas mrk kembali ke situ di bantai warga.

      Disukai oleh 1 orang

  1. Aku pernah sekali ke Way Kambas, isine malah kasian sama si gajah, benar mereka hidup di alam bebas tapi kakinya di rantai, waktu aku tanya katanya mereka sedang dilatih jinak. Terus semua tak punya gading karena dipotong, waktu aku tanya katanya demi keamanan karena mereka suka berkelahi.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Saya bisa merasakan apa yang Mas Danan rasakan tentang Way Kambas. Setelah bertahun-tahun tinggal di Lampung, kesampaian mengunjungi Way Kambas adalah setelah saya beranak satu. Ironis. Masih mending sih, daripada ke sananya waktu masih SD, hehehe… 😆

    Saya juga setuju, bahwa wisata di Indonesia terkadang kurang dikemas dengan apik sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi wisatawan.

    Mudah-mudahan ke depannya akan semakin baik, apalagi dengan adanya program Wonderful Indonesia.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Gajah termasuk hewan paling cerdas dan memiliki ingatan yang sangat tajam, mungkin karena volume otaknya memang besar. Beberapa gajah yang bisa melukis bisa membuat gambar jauh lebih baik dari simpanse, bahkan dari manusia. Ok, berarti next target gw adalah selfie bersama gajah.

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar