Curahan, Kepulauan Riau, Travelling

#KepriBukanRiau – Si Sakti dan Penebar Warta

Kami bukanlah penebar warta biasa yang berwara-wiri dan berworo-woro untuk sebuah kewajiban bertajuk profesi dan imbalan setiap bulan bernama gaji atau honor. Menceritakan tentang destinasi wisata lugas tanpa beban apalagi tedensi . Namun mereka yakin , kamilah salah satu garda terdepan penebar “racun” yang membuat orang ingin mengunjungi Kepulauan Riau.

Memang tak semua racun itu buruk. Obat mujarab pun mengandung racun, termasuk tembakau berbumbu yang kalian bakar dan hisap hingga asapnya mengepul-ngepul, itu juga racun.

Sakti mengumpulkan 25 penebar warta , ia berdendang tentang negeri beribu pulau di pintu gerbang Malaka yang tak banyak orang tahu. Meski keindahannya selalu di rindu, namun namanya selalu terlupa.

Kepulauan Riau bukanlah Riau.

***

Batam Center , 20 November 2015. Usai jamuan makan malam santai di Saung Sunda Sawargi , Guntur Sakti Kepala Dinas Pariwisata beserta stafnya berdialog dengan blogger Batam, Kepri tepatnya.

2

3

Kelezatan nasi timbel tak menghilangkan kegundahan hatinya. Sedikit curahan hati pun meluncur. Bagaimana insan yang sudah bercerai masih dianggap satu?

Sejak tahun 2002 , Provinsi Riau dimekarkan menjadi dua propinsi , yaitu Riau dan Kepulauan Riau. Meskipun keduanya memiliki ikatan historis dan budaya yang kental, wilayah administratif dan geografis jelas berbeda. Jadi jangan heran jika masih ada yang menganggap pulau Batam dan Bintan berada di provinsi Riau. Ini menguntungkan Riau dan merugikan Kepri.

Duh gitu aja kok report. Bukankah kita sama-sama di Indonesia!

4

Ini bukan masalah nasionalisme , persatuan dan kesatuan. Namun pencapaian setiap daerah untuk memaksimalkan potensinya.

“Kepri itu seksi. Dari 14 pintu masuk wisatawan mancanagera, 10 berada di Kepri”, ujar Guntur Sakti bangga.

Jadi tidak berlebihan jika tahun ini Mentri Pariwisata Arief Yahya menargetkan kunjungan wisatawan di Kepulauan Riau sebesar 2,5 juta jiwa. Namun untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak, kabut asap yang melanda wilayah nusantara selama hampir dua bulan, membuat wisatawan enggan berkunjung.

Walhasil, sampai bulan September 2015, tercatat hanya 1,49 juta. Bandingkan dengan pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara Kepri tahun 2014 di angka 1,99 juta.

Meski tak banyak waktu tersisa untuk mencapai target tapi  pantang menyerah. Strategi marketing  POS plus E (Paid Media, Owned Media, Social Media dan Endorsement) diterapkan untuk mengundang lebih banyak wisatawan.

Paid media merupakan media yang lajim untuk berpromosi namun durasinya pendek dan ongkosnya mahal. Mengapa tidak membuat media promosi yang lebih panjang dan berkelanjutan seperti website?

Hal itu sudah dilakukan, diharapkan melalui website http://www.kepri.travel setiap orang memperoleh informasi wisata Kepri dengan mudah. Engagementnya juga dibangun melalui media sosial. Jadi owned media dan media sosial saling bersinergi. Fansapage facebook (Wonderful Kepri – Kepri Tourism), twitter (@kepri_tourism), instagram (@WonderfulKepri) menjadi bagian tidak terpisahkan dari website http://www.kepri.travel.

5

Dan travel blogger ditempatkan pada public figur yang siap di-endorse untuk mempromosikan pariwisata Kepulauan Riau. Pasar butuh figur dan panutan yang mampu memberikan citra positif pada produk. Blogger tidak harus orang terkenal, namun karyanya harus berkarakter.

Curahan hati tak datang dari Beliau, para pewarta itu bersuara tentang keprihatinan, kebanggaan, kecintaan dan ide kreatif, membuat malam terasa singkat. Jika dipanjangkan , rasanya momen ini tak akan cukup. Kita memang perlu berdialog lebih panjang lagi, mungkin tak sesantai ini.

6

Jika di hari-hari berikutnya para pewarta diajak duduk dalam kuorum berjamaah yang lebih serius, itu bukan kebetulan. Ada banyak hal besar yang akan kita lakukan. Anambas, Natuna , Lingga dan tempat lain di Kepri menanti sentuhan kreatifitasmu di tahun depan.

7

Wahai Travel Blogger Kepri bersiap-siaplah untuk mewartakan Kepri kepada dunia. Mendendangkan keindahan negeri kepulauan di gerbang Malaka . Jangan lupa untuk melantangkan bahwa Kepulauan Riau bukan Riau.

Foto oleh https://mahbubiography.wordpress.com

31 tanggapan untuk “#KepriBukanRiau – Si Sakti dan Penebar Warta”

  1. yang masih nggabungin Kepri ma Riau yaaa perlu hopping islands kali ya mas, itu pulau-pulaunya banyak banget dan tersebar luas banget… cantik-cantik lagi! Duh Anambas… masih mencari jadwal untuk sampai kesana.

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar