Judulnya ambigu banget, bikin pemirsa bingung.
Eh beneran lho ini tante. Kita makan Bebek Tepi Sawah tapi restonya berada di kawasan nge-hits kota Batam, Nagoya Citywalk. Kota artifisial mini yang diperuntukan bagi wisata keluarga sangat memanjakan pecinta kuliner. Meski pamornya masih kalah dengan jajanan murah meriah ala street food, namun memberikan pilihan baru pecinta kuliner kota Batam. Bayangkan beragam resto dengan interior unik berjajar dengan variasi menu membuat air liur menetes.
Bebek Tepi Sawah di City Walk Batam
Atas rekomendasi rekan kerja , usai jam kantor janjian kongkow santai di Bebek Tepi Sawah. Konon resto bernuansa etnik moderen ini merupakan waralaba asal Ubud Bali, dan kokinya langsung didatangkan dari pulau dewata. Jelas keontetikan rasanya tidak perlu diragukan.
Interior resto didominasi warna hijau menyejukan berpadu manis dengan unsur kayu bernuansa etnik. Lampu-lampu besar berselubung anyaman bambu bergantung di langit-langit, bentuknya mirip sangkar burung.
Sapa ramah pelayan dalam balutan jarik dan kebaya kontemporer meyakinkan bahwa Bebek Tepi Sawah Batam tidak hanya menjual kenikmatan kuliner, tapi nuansa dan atmosfer tradisional. Sangat pas bagi mereka yang merindukan kuliner Bali.
Teringat pengalaman pertama kali menikmati Ayam Betutu di pulau Bali beberapa tahun silam, angan saya langsung tergoda dengan Bebek Betutu di buku Menu. Kira-kira seperti apa rasanya. Apakah bumbu rempah mampu menjinakan tekstur daging bebek yang liat dan beraroma khas. Salah teknik memasak, daging bebek tak layak untuk dikonsumsi karena aromanya tak menguggah selera.
Tak berselang lama , menu yang dinanti tiba. Daging bebek hadir di atas pinggan beralas daun lontar dengan warna dan aroma menggoda. Kulitnya berlumur bumbu rempah betutu kecoklatan. Limpahan 10 jenis aroma rempah menggoda indra penciuman. Tapi tunggu dulu, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dari kesan pertama.
Sekali sobek, serat daging bebek terlepas dari tulangnya. Teksturnya pas tidak terlalu matang apalagi alot. Namun yang paling membuat terpikat rasanya, ketika dipadukan dengan sambal matah. Lidah saya semakin penasaran , sepotong tak cukup. Berkali-kali sobekan daging meluncur ke dalam mulut bersama nasi putih hangat. Rasanya Bali banget!
Bagi yang tidak suka daging bebek tersedia pilihan menu lain. Ada Sate Lilit khas Bali atau Iga Mercon yang rasanya memporak porandakan program diet.
Teman saya memilih Ayam Bakar Jimbaran yang ternyata tidak kalah maknyus. Sebelum dipanggang, ayam diungkep dengan bumbu hingga rasa lezat menyesap ke dalam tulang. Lalu ayam dibakar di atas bara api, menyisakan aroma arang kayu nan eksotis. Untuk menyempurnakan rasa, sambal goreng cabai merah dibalurkan tanpa celah.
Segelas Tropicana Sunset menjadi penawar rasa pedas di lidah. Rasa manis asam buah jeruk berbaur bersama potongan nata de coco. Kurang puas dengan pilihan beragam minuman di meja makan. Mari bergeser ke Mini Bar di bagian belakang. Dijamin kursi tinggi menjulang di depan bartender membuat obrolan makin seru.
Melewatkan makan malam di teras restoran menjadi pilihan saya dan teman-teman. Maklum saja sebagian besar bapak-bapak ini ahli hisap, butuh ruang menikmati aroma kretek, sembari sesekali mengisapnya dalam-dalam.
Malam makin remang tapi lalu lalang tak mengilang. Jalanan makin ramai bersorai bersama pendar lampu warna-warni. Nagoya merupakan ikon yang terlupakan di kota Batam. Tempat memanjakan lidah, hati dan mungkin rasa… Sesekali ada rasa cinta walau hanya satu malam.
Kali ini saya jatuh cinta dengan rasa bukan dengan sentuhan apalagi belaian. Rasa di sini *nunjuk lidah , bukan nunjuk yang lain*
Bebek Tepi Sawah – Batam
Nagoya Citywalk, Blok CA no.102, Batam
Batam , Kepualauan Riau
Tel +62-(0778) 453187
Email info@bebektepisawahbatam.com
Website http://bebektepisawahbatam.com
wahhh deskripsi lo tentang empuknya bebek dan sambel matah bikin gue laper berat!! hahahaa
SukaSuka
wakkakak maaf malem2 bikin laper tapi beneran emang gitu…
SukaDisukai oleh 1 orang
nama resturannya itu loh ahhaha
SukaSuka
Bebek tepi sawah tapi di tengah kota tapi konon yg di bali beneran deket sawah wlpn sawahnya buatan
SukaSuka
bang, malam2 gini kok malah ngomongin bebek sih?? huhuhu jadi kepengen bebek kuntilanak di pinggir sawah deket gunung #seriusiniada di aceh
SukaSuka
Haha gimana itu bebek kunti, tetiba mera horor
SukaSuka
gulai bebek yang di jual di tengah hutan pohon kulang kaling, dan masuk sedikit ke pelosok, jam jualannya mulai jam 12 malam sampai jam 3 pagi :))
SukaSuka
Ternyata cuma nama warungnya aja, kirain beneran di tengah sawah.
Nikmat banget bebeknya dengan sambelnya, enak tuh dicocol
SukaSuka
Pinter milih nama restonya… blm mskan dah kebayang suasana eksotis
SukaSuka
Kamu food blogger, ya?
Atau …
Blogger yang hobi makan?
Atau …
SukaSuka
Aku travek blogger yg doyan makan ixixixix
SukaSuka
Beuh, Kak, deskripsinya itu nggak nahan banget soalnya bikin ileran :hehe. Mirip dengan Bebek Bengil ya ini? Oke, meski saya (mengaku) orang Bali, namun bebek betutu belum pernah saya coba :haha. Kayaknya di mudik selanjutnya, saya tahu nih menu apa yang mesti saya santap :hehe.
SukaSuka
Huaaaa banyak yg kompline dg deskrispsi yg menggoda….
SukaDisukai oleh 1 orang
beh… bikin laper dan merasakan bebek. Saya suka dengan menu-menu bebek apalagi jika dihidangkan sebagai lalapan bersama sambal yang pedas. Hem mantap. Deskripsi santapan yang bagus mas. Bisa nanti saya coba pelajari dan hayati saat makan, untuk membuat postingan tentang kuliner 🙂
SukaSuka
bebek ini enak banget tapi kalo ngga bisa ngolah amis dan apek rasa dagingnya
SukaSuka
Iya mas. Saya pernah makan bebek tapi dagingnya alot hihi
SukaSuka
padahal belum sebulan makan di BTS Ubud, tapi jadi ngences lagi gara-gara baca tulisan ini.. Kayanya pulang kantor mau mampir ke BTS Citos ah. hahahahaha
SukaSuka
kayaknya postingan kuliner kali ini bikin orang pada ngencessss…. ayo siapa yang mau endorse saya ke restonya
SukaSuka
waa enaknyaaa. di sini ada juga tempat makan yang namanya pondok tepi sawah. heu
SukaSuka
kayaknya waralaba bebek tepi sawah dimana-mana ya
SukaSuka
yang ini bukan bebek, mas. hihi
tapi emang waralaba bebek lagi menjamur di mana-mana
SukaSuka
Jadi biasanya jatuh cinta karena sentuhan dan belaian, Kak? Uwiyuwiyu…
SukaSuka
ya aku kan pria belaian… *astaga aku nistah
SukaSuka
Sawahnya mana sawahnya mana? Kirain beneran ada sawah di Batam. 😀
SukaSuka
di batam ini ternyata ngga ada sawah lho… hebat ya?
SukaSuka
Eh serius ga ada sawah dikit pun?
SukaSuka
Ngga ada om… Makanya anak anak di sini pengen banget lihat sawah
SukaSuka
Dari tadi nyari-nyari sawahnya kok gak ada? ilusi nih restoran
*pas banget liat fotonya saat lapar* *ihiks*
SukaSuka
ilusi dan PHP sebetulnya tulisan ini …. #ngakak
SukaSuka
Lapaaaaarrr. Tamggung jawab kak… Btw, dari bandara batam jauh ga kak? Siapa tau ntar transit di batam jadi bisa kesanaaa n ngebuktiin tulisan kak danaan..wkwkkwkw
SukaSuka
Jauh ya sekitar sejam…. kalo transit mending ke kawasan batam center ajah deket kosan sayahhhhh…. lalu ada masjid raya, deket mall ada sup ikan yonkee
SukaSuka
Ah, nyesel banget. Kemaren habis dari Batam tapi belum dpt info ini 😥
Mudah-mudahan kalau ada kesempatan ke Batam lagi bisa mencicipinya.
Oh iya, bagi sahabat yang hobi nulis, silahkan ikuti kontes kecil-kecilan di blog kami. Info lengkapnya silahkan baca di http://cagakurip.com/cuwc-cagak-urip-writing-contest/
SukaSuka
Monggo kak mampir ke bwbek tepi swah . Thanx infonya lho
SukaSuka
Ehh baru tau di batam ada bebek tepi sawah.
Setauku ya di bali aja
SukaSuka
Saya termasuk orang yang suka makan bebek, kayaknya harus kesana deh klo ke Batam 😀
SukaSuka
udah cobain bebek ceb ijo bukit tinggi gan?
SukaSuka