Hotel, Kepulauan Riau

Penginapan Sultan : Semalam Pulau Penyengat

Senja pulau Penyengat - Kepulauan Riau
Senja pulau Penyengat – Kepulauan Riau

Rona jingga mengantar Penyengat ke ujung senja. Malam menyapa bersama lirih suara ombak.

Kumandang adzan masjid Sultan mengingatkan saatnya untuk bersimpuh sejenak di hadapanNya , mengabarkan kisahku hari ini sekaligus mensyukuri nikmatNya.

“Tuhan bolehkah saya menumpang di rumahMu, seperti malam-malam sebelumnya ketika di jalanan.”

Tuhan memang tak pernah berkata langsung tapi selalu ada pertanda sebagai jawabnya. Nampaknya saya harus mengurungkan niat untuk “ngemper” di masjid. Ini rumah Allah dan siapa saja bisa singgah dan tinggal di sini. Tapi bagaimana jika menggangu umat lain yang ingin beribadah  karena terlalu banyak orang menginap di sini.

“Menginapnya tak masalah tapi jemur-jemuran bajunya itu.” Curhat Pak Samsul pengurus masjid sekaligus penginapan Sultan.

Akhirnya ide membangun penginapan  diwujudkan tahun lalu di atas tanah wakaf yang dulunya merupakan rumah sewa.  Selain difungsikan sebagai penginapan bangunan dua lantai juga merupakan pusat oleh-oleh.

penginapan Sultan Pulau Penyengat
penginapan Sultan Pulau Penyengat
resepsionis dan lobi penginapan Sultan
resepsionis dan lobi penginapan Sultan
ruang serba guna di lantai dua bagi tamu rombongan besar
ruang serba guna di lantai dua bagi tamu rombongan besar

Jumlah kamar tidak terlalu banyak , hanya enam saja tapi cukup luas. Bisa  ditambah dua kasur lagi jika ingin share cost agar lebih hemat.

“Karena kamar tidak cukup , minggu kemarin rombongan dari Jawa Timur tidur sebagian tidur di ruang atas (ruang serba guna).”

Tarif kamar ranjang ganda dengan kamar mandi dalam 150 ribu rupiah per malam. Fasilitasnya tak banyak , hanya tolitery , handuk dan kipas angin. Jika ingin menyewa rombongan harga bisa dinegosiasikan.

“Seratus persen keuntungan penginapan untuk masjid , hitung-hitung sadaqah menginap di sini”,  ujar Pak Samsu

penginapan Sultan memiliki 6 kamar kasur ganda
penginapan Sultan memiliki 6 kamar kasur ganda
diresmikan oleh H Muhammad Sani setahun lalu
diresmikan oleh H Muhammad Sani setahun lalu

Malam sempurna merepih pulau kecil bernama Penyengat. Cemerlang kilau lampu  masjid Sultan  membangkitkan kenangang Melayu masa silam.  Melayangkan pandangan dari balkon lantai dua penginapan Sultan. Tak banyak orang lalu lalang. Hanya beberapa pemuda tanggung duduk bergerombol usai sholat Isya. Kedai di samping penginapan memang ramai tapi tak sehiruk pikuk ibukota.

Sholat Isya sudah ditunaikan,  tak ada yang kurang kewajiban hari ini.  Rasa letih menuntun ke kamar yang terlalu luas untuk diri sendiri. Sepi  begitu terasa karena saya tamu tunggal di sini. Ah sudahlah , saatnya merebahkan tubuh sejenak agar esok tak ketinggalan sang surya di ujung deramaga.

terlihat Masjid Raya Sultan Riau dari balkon lantai dua penginapan
terlihat Masjid Raya Sultan Riau dari balkon lantai dua penginapan
suara adzan di kumandangankan dari menara Masjid Raya Sultan Riau
suara adzan dikumandangankan dari menara Masjid Raya Sultan Riau

Saya terjaga bukan karena ketukan di pintu kamar  tapi kumandang adzan subuh menembus kisi jendela. Hening masih mencekam Penyengat  tapi  suara langkah kaki berduyun ke masjid  terdengar syahdu.

Tuhan memanggil saya kerumahnya di depan sana. Tanpa berpikir loncat dari ranjang, menarik sarung dari ransel  lalu bergegas menuju masjid. Gerbangnya masih tertutup tapi ada jalan samping menuju tempat wudhu.

gerbang  Masjid Raya Sultan Riau masih tertutup
gerbang Masjid Raya Sultan Riau masih tertutup

“Assalamualikum. ” Sapa  ramah  imam  Masjid Raya Sultan Riau.

“Waalikumsalam.” Tak ada yang lebih nikmat mendapat salam dan doa sebelum memulai hari.

Suasana malam pulau ini membuat saya ingin tinggal lebih lama. Tapi pukul 7  ada janji dengan teman di pelabuhan Tanjung Penang.  Baiklah mungkin Ramadhan bulan yang tepat untuk menyambangi kembali pulau Penyengat.

Selamat menunaikan ibadah puasa.

~Selesai~

Penginapan Sulatn – Pulau Penyengat
Kontak 085264159563 (Bapak Samsu)

~0~

Pulau penyengat merupakan pulau bersejarah di Propinsi Kepulauan Riau. Di dalamnya terdapat Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Nama penyengat konon berasal dari serangga yang memiliki sengat. Jaman dahulu banyak pelaut yang singgah di pulau ini untuk mengambil air yang memang jumlahnya melimpah.  Karena melanggar pantangan mereka diserang ratusan serangga berbisa. Terkenalah pulau yang hanya 15 menit pelayaran dari pelabuhan Tanjung Pinang dengan nama Penyengat.

 

 

39 tanggapan untuk “Penginapan Sultan : Semalam Pulau Penyengat”

  1. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan Om. Semoga Ramadhan ini lebih baik dari sebelumnya.

    Rajin2 posting blog setelah sahur, yaaa 😉

    Suka

    1. Kalau dari batam sekitar dua jam, dari pelabuhan punggur batam nyebrang ke tanjung pinang sejam lalu jalan kaki 10 menit ke pelabuah rakyat darinsitu nyebrang 15 menit. Sampai deh. Sama sama aku juga ngucapim mohon maaf lahir dan batin.

      Suka

  2. Merengkuh malam dalam kesederhanaan dan kebersahajaan, ah sungguh pengalaman yang sangat berharga. Akomodasi yang masuk di kantong, seperti ini, memang paling pas, kalau menurut saya :haha. Terima kasih atas rekomendasinya, Mas! I will make sure put this place in my list.

    Suka

  3. Isi artikelnya terasa syahdu dan menyentuh..apa karena banyak bercerita tentang masjid atau di posting di bulan Ramadhan? Yang pasti trims untuk share nya

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar