Malaysia, Travelling

Belajar Rempah di Tropical Spice Garden

Water Garden menyambut pengunjung Tropical Spice Garden
Water Garden menyambut pengunjung Tropical Spice Garden

Bus wisata berkelok ringan menyusuri jalan Teluk Bahang Penang, Malaysia.  Mengingatkan saya jalan raya kota Padang – pelabuhan Bungus , Sumatra Barat.  Garis  pantai menggoda di kanan jalan kontras dengan tebing bukit di sebelah kiri. Dulunya dataran tinggi itu perkebunan karet , kini beberapa hotel berdiri megah memanfaatkan pemandangan langsung ke pantai.

Tak lama bus berhenti di depan Tropical Spice Garden. Beberapa peserta  Kembara Cuti-Cuti Malaysia mengerjapkan mata, usai tidur panjang sepanjang perjalanan. Penang ke Telu Teluk Pahang membutuhkan waktu satu jam saja,  lumayan untuk istirahat sejenak.   Satu per satu kami menurunu bus lalu melewati gapura , seorang petugas tersenyum ramah  lalu  menempelkan sticker bundar di lengan.

gazebo selamat datang Spice Garden
gazebo selamat datang Tropical Spice Garden

“Hallo come here…” Lelaki tua manula beransel biru , mengajak wisatawan berkumpul di sisi kolam jernih beriak tenang. Sedikit pengarahan pemandu wisata sebelum berkeliling lalu  sebotol minyak serai diserahkan kepada kami .  Tujuannya agar nyamuk tak berminat menyentuh kulit apalagi menggigit. Kembara Cuti-Cuti Malaysia berkumpul di dekat kolam lainnya di seberang kolam. Agar   efektif kelompok tour dibatasi 15 orang saja.

pemandu siap menemani wisatawan menjelajah hutan rempah
pemandu siap menemani wisatawan menjelajah hutan rempah

Bagi yang tidak ingin ditemani pemandu disediakan Audio Guide Tour dalam 7 bahasa. Pengunjung bisa meminta gadget yang bentuknya mirip ponsel lamadi pusat pelayanan informasi. Tapi saya lebih menyukai pemandu manusia dibandingkan mesin, mereka lebih interaktif. Ada nuansa berbeda ketika berjalan dan bercengkrama dengan pemandu manula (senior). Rasanya seperti di kebun kakek sendiri,  dalam bahasa yang tak formal tapi penuh informasi.

papan keterangan tumbuh-tumbuhan
papan informasi jenis tanaman

Belum puas dengan penjelasan sang Kakek ada papan informasi beragam jenis tumbuhan yang dapat menambah wawasan. Sepertinya ini tempat yang tepat bagi anak-anak untuk belajar tumbuh-tumbuhan.

Luas Tropical Spice Garden hanya sepersepuluh Kebun Raya Bogor, yaitu 8 hektar. Namun wahana ini menjadi destinasi ekowisata paling utama di Malaysia. Digagas pada tahun 2003 oleh David dan Rebecca Wilkinson Tropical Spice Garden memenangkan  penghargaan The Malaysia International Landscape & Garden Festival 2004  dan Merit Award, ‘Best Man-Made’ tarik pariwisata Tourism Malaysia 2005/2006.

e

Perlu diacungi jempol bagi  landscaper yang mendesain kanal dan  kolam  buatan Tropical Spice Garden. Tak hanya memenuhi unsur estetika tapi kanal-kanal ini menjadi sumber air bagi 500 species tanaman dan hewan dengan memanfatkan tanah berkontur.

Naik ke bukit pertama pengunjung diajak mengenal rempah lebih dalam. Ada papan besar bergambar yang mengisahkan sejarah rempah. Alasan bangsa Eropa menyambangi nusantara dan sekitarnya. Kisah Maluku sebagai penghasil rempah terbaik pun terujar di sana. Ada kebanggan menyembul di dalam dada. Itu negeriku lho.

Lada hitam, kayu manis, cengkeh dan komoditas rempah terbaik berjajar dalam lumpang batu. Siapa saja bisa memegang, mencium dan mencicipi rempah-rempah.  Pemandu juga menceritakan khasiat masing-masing tumbuhan.

penujuk arah dua bahasa
penujuk arah dua bahasa

Jelajah rempah belum berakhir, banyak  tempat menarik untuk disambangi. Tak perlu takut tersesat di rimbunnya kebun karet yang kini disulap menjadi taman rempah. Papan petunjuk jalan dua bahasa siap memandu pengunjung .

teh rempah di dalam panci
teh rempah di dalam panci

Peluh mengucur deras , efek aktivitas fisik mendaki bukit . Saatnya mengganti cairan tubuh dengan mencecap teh rempah. Rasanya unik dan efeknya jelas menyegarkan tubuh. Aromanya mirip jamu tradsional jawa tapi lebih manis  didominasi rasa teh hijau. Penasaran saya melongok  ke dalam panci besar alumunium. Ternyata sebelum diseduh teh dimasukan ke dalam kantung kertas bersama beberapa bahan rempah.

Mari minum teh rempahnya Kakak
Mari minum teh rempahnya Kayak

Suara gemericik air dari kanal -kanal kecil di sekitar pondok menyempurnakan  minum teh yang bukan jamuan.  Sekali lagi saya mengambil segelas teh rempah lalu menghirupnya dalam-dalam, menebak bahan-bahan yang ada di dalamnya. Kayu manis, serai , dan jahe  apalagi ya kira-kira?

m

Di Indonesia rempah  identik dengan jamu dan bahan obat-obatan tradsional. Namun di gift shop  saya melihat hasil olahan rempah yang lebih moderen.  Ada gula-gula, obat gosok, teh herbal sampai lilin aroma theraphy.  Tapi yang membuat saya tergoda parfum berwarna kebiruan dalam kotak kaca  bening, aromanya segar menggoda.  Namun urung membawanya pulang karena ringgit di kantong tak cukup untuk meminangnya.  😀

kafe di Spice Garden
kafe di Spice Garden

 

o

Selain aktivitas bersifat edukatif pengunjung bisa bersantai di resto dengan teras kayu menghadap ke pantai. Nuansanya Bali banget dengan dominasi eksterior kayu . Semilir angin pantai berhembus melewati dahan dan daun menimbulkan alunan lembut suara  alam. Samar tercium aroma rempah. Jika tadi mata dan indra di penciuman dimanjakan rempah, saatnya memanjakan lidah dan perut.

Belajar  rempah tak harus duduk di perpustakaan memaguti buku tebal berbau apek.  Ada cara yang lebih mengasikan, berbaur dengan alam merasakan dan menyentuh rempah di Tropical Spices Garden, Penang.

Tropical Spices Garden

Alamat:  Lone Crag Villa, Lot 595 Mukim 2, Jalan Teluk Bahang, Teluk Bahang, 11100, Penang, Malaysia
Telepon: +60 4-881 1797
Jam Buka:  09.00–18.00

19 tanggapan untuk “Belajar Rempah di Tropical Spice Garden”

  1. Wow, wisatanya interaktif sekali ya Mas. Mereka menumbuhkan, mengumpulkan, kemudian mempersilakan pengunjung untuk mencoba langsung. Trik yang bagus sekali untuk memberi pengalaman pada wisatawan.

    Suka

  2. di Indonesia juga harusnya ada yang kayak gini, kekayaan rempah Indonesia jauh lebih banyak,, bisa jadi contoh buat ekonomi kreatif nih kak, ayo usulkan sama pak presiden, hihi

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar