Lomba, Photography

#TFP Ronde 59 – Biduk

Pasrah - kujejakan kaki di biduk tak menyentuh bumi
pasrah – kujejakan kaki di biduk

Pasrah , kujejakan kaki di atas biduk . Aku tak terbang tapi melayang di antara riak,  menari bersama gelombang. Menerawang ikan berkejaran di antara terumbu karang. Ini bukan mimpi.

***

Selamat datang rekan pejalan. Tidak terasa setelah lebih dari 48 putaran  kembali menjadi tuan rumah Turnamen Foto Perjalanan yang digagas @duaransel.

Perlombaan berantai  tanpa hadiah yang bertahan hingga sekian episode. Mempertemukan penghobi jalan dalam ajang silaturahmi maya. Meski tak nyata, akhirnya kami berkumpul dan berkarya, tak ada batasan antara butiran debu ataupun berlian yang paling berkicau.

Terimakasih Muhammad Akbar – blogger Makassar – memberi kesempatan saya kembali melanjutkan nadi turnamen ini. Denyut perjalanan akan berlanjut bersama tema Biduk. Jika etimologi mengartikan biduk sebagai perahu kayu kecil. Maka saya memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berimajinasi. Tak ada batasan dalam turnamen ini.

“BIDUK”

berlayar di Taman Nasional Komodo
berlayar di Taman Nasional Komodo
kapal di pelabuhan Marina Batam
kapal di pelabuhan Marina Batam
biduk berjuang di Masilok , Mentawai
biduk berjuang di Masilok , Mentawai
bocah penjual buah tangan di Taman Nasional Komodo
bocah penjual buah tangan di Taman Nasional Komodo

Sebelumnya, mari simak aturan mainnya sebagai berikut:
Apa sih Turnamen Foto Perjalanan Itu?

Turnamen Foto Perjalanan (TFP) adalah sebuah permainan berantai para blogger, khususnya (travel) blogger Indonesia, sebagai sarana berbagi foto perjalanan secara kolektif. Setiap ronde, tuan rumah akan menentukan sebuah tema, dan para peserta akan mengirimkan foto perjalanan sesuai dengan temanya. Foto-foto yang masuk akan dipajang di artikel ronde yang sedang berlangsung. Nantinya, tuan rumah akan memilih seorang pemenang. Hadiahnya? Menjadi tuan rumah turnamen ronde berikutnya. Dan roda turnamen pun berputar!

Aturan Main Turnamen Foto Perjalanan (TFP) Ronde ke-59:

  • Turnamen Foto Perjalanan (TFP) Ronde ke-59 ini berlangsung pada: 30 Maret 2015 – 6 April 2015 (batas waktu pukul 23.59 WIB)
  • Foto harus merupakan karya sendiri. Peserta TFP bebas meng-upload foto dimana saja, asalkan milik/akun sendiri (web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dan sebagainya)
  • Submit foto pada kolom komentar artikel ini dengan format berikut:
    • Nama: –
    • Nama blog: –
    • Link blog: –
    • Akun Twitter: –
    • Judul foto: –
    • Keterangan foto (secukupnya): –
    • Link foto (maksimal ukuran 600 pixel): –
  • Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di re-host oleh tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah.
  • Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase.
  • Foto yang tidak patut tidak akan di-upload di sini (misal: menyinggung SARA, nyeleneh, atau menghina pihak lain)
  • Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tampil seatas mungkin.
  • Pengumuman pemenang sekitar 2-3 hari setelah batas akhir turnamen ronde ini.
  • Foto-foto peserta akan segera  dipajang bersamaan di ujung artikel ini, berdasarkan urutan antrian pada kolom komentar di bawah ini.

FAQ About Turnamen Foto Perjalanan
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?

  1. Ajang berbagi (sharing) foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini.
  2. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
  3. Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link yang bersangkutan) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication.

Siapa saja yang bisa ikutan?

  • (Travel) blogger. Tak terbatas pada travel blogger profesional, random blogger yang suka perjalanan juga boleh ikut.
  • Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal, DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim maksimal 1 foto.
  • Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
  • Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.

Nggak punya blog, tapi ingin ikutan?

  • Oke deh, tidak apa-apa. kirim sini fotomu. Tapi, partisipasimu hanya sebatas penyumbang foto saja. Kamu nggak bisa menang, karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
  • Eh tapi, kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, atau Blogspot. Gampang kok, pakainya.

Hak dan kewajiban tuan rumah:

  • Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan (TFP) di blog-nya
  • Memilih tema
  • Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi
  • Meng-upload foto-foto yang masuk
  • Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun)
  • Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan)

Mengapa saya tidak diundang?

  • Memang tidak diperlukan undangan untuk mengikuti turnamen ini, langsung join saja.

Daftar Ronde Turnamen Foto Perjalanan:

  1. Laut – DuaRansel
  2. Kuliner – A Border that breaks!
  3. Potret – Wira Nurmansyah
  4. Senja – Giri Prasetyo
  5. Pasar – Dwi Putri Ratnasari
  6. Kota – Mainmakan
  7. Hello, Human! (Manusia) – WindyAriestanty
  8. Colour Up Your Life -Jalan2liburan
  9. Anak-Anak – Farli Sukanto
  10. Dia dan Binatang – Made TozanMimba
  11. Culture & Heritage – Noni Khairani
  12. Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
  13. Malam – Noerazhka
  14. Transportasi – Titik
  15. Pasangan – Dansapar
  16. Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
  17. Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
  18. Hutan – Regy Kurniawan
  19. Moment – Bem
  20. Festival/Tarian – YoesriantoTahir
  21. Jalanan – PergiDulu
  22. Matahari – Niken Andriani
  23. Burung – The Traveling Precils
  24. Sepeda – Mindoel
  25. Freedom – Pratiwi Hamdhana AM
  26. Skyfall – Muhammad Julindra
  27. Jembatan – Backpackology
  28. Tuhan – Efenerr
  29. Gunung – Elizabeth Murni
  30. Batas – Ayu Welirang
  31. Jejak – Daru Aji
  32. Sungai – Omnduut
  33. Rumah Ibadah – Sikiky
  34. Kampung – Monda
  35. Museum – Avant Garde
  36. Taman- Ari Murdiyanto
  37. Pencakar Langit – Dede Ruslan
  38. Terminal/Stasiun – Sy Azhari
  39. Hujan – Diah
  40. Danau – Messa
  41. Wastra – Indah
  42. Grey – Lies Hadi
  43. Gua – Uwien Budi
  44. Awan – Syifna
  45. Siluet – Yofangga
  46. Refleksi – Tiga di Bumi
  47. Jendela – Endah Kurnia Wirawati
  48. Chamber – Indah
  49. Barang Tua – Silviana
  50. Kemarau – Cheila
  51. Peaceful – Dee An
  52. Framing – Depz
  53. Let’s Jump! – Endah Kurnia Wirawati
  54. Kabut – Rinaldi Maulana
  55. Waterfalls – Rifqy Faiza Rahman
  56. Keindahan Alam Indonesia – Geo Funny
  57. Langit Biru –  Lina W. Sasmita
  58. Sunrise – Muhammad Akbar
  59. Biduk – Saya (Danan Wahyu)

Pendiri dan Koordinator Turnamen Foto Perjalanan:

Pertanyaan seputar penyelenggaraan dan lain sebagainya? Hubungi Dina.

mari berpikir sejenak
mari berpikir sejenak di atas biduk

Bagaimana teman pejalan. Siap mengeluarkan koleksi  foto biduk terbaikmu. Mari ramaikan Turnamen Foto Perjalanan Ronde 59.

***

1. Dua sahabat, satu biduk

Nama: yudi randa
Nama blog: from aceh with love
Link blog: http://www.hikayatbanda.com
Akun Twitter: @yudiranda
Judul foto: Dua sahabat, satu biduk
Keterangan foto (secukupnya): Dua sahabat, dalam satu biduk. Berkerjasama untuk makan sore itu. Sebelum cuaca dingin kembali menggeluti bukit barisan di malam hari.
Link foto (maksimal ukuran 600 pixel): http://www.hikayatbanda.com/2015/04/dua-sahabat-satu-biduk.html

2. Rumah Kedua

Nama: Dee An
Nama blog: http://www.adventurose.com
Link blog: http://www.adventurose.com/2015/04/rumah-kedua.html
Akun Twitter: @dieend18
Judul foto: Rumah Kedua
Keterangan foto: a ship in port is safe, but that is not what ships are built for – Grace Hopper.
Bagi nelayan, biduk merupakan rumah kedua mereka. Tempat berlindung dari hujan dan panas, pun dari amukan ombak yang terkadang datang. Tak jarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kedua ini, jauh dari keluarga tercinta.

3. we love indonesia, don’t we ?

nama : noerazhka
blog : http://www.noerazhka.com
akun twitter : @noerazhka

judul foto : we love indonesia, don’t we ?
caption : we love indonesia, don’t we ? *suatu pagi, saat KMP Cakalang II belum jauh lepas dari Pelabuhan Sape*

3. Biduk Kehidupan

Nama: Ari Murdiyanto
Link blog: http://www.buzzerbeezz.com
Akun Twitter: @buzzerbeezz
Judul foto: Biduk Kehidupan

Keterangan foto: Bagi masyarakat kepulauan yang cukup jauh dari ingar bingar kehidupan kota, alat transportasi laut adalah hal yang paling penting. Seperti di Pulau Breueh, sebuah pulau dalam gugusan Pulo Aceh yang berada di sebelah barat laut kota Banda Aceh. Setiap pagi, biduk berisi hasil tangkapan nelayan dari pulau ini berlayar menuju kota Banda Aceh. Biduk tersebut berlabuh di pelabuhan ikan. Usai menjual ikan, biduk tersebut menunggu sampai siang untuk kembali lagi ke pulau. Dari pagi sampai siang, biduk diisi kembali dengan barang-barang kebutuhan masyarakat pulau. Dari mulai sembako, bahan bangunan seperti semen, pasir, batu bata, sampai barang kebutuhan tersier seperti motor, televisi, dan alat elektronik lainnya. Bagi kita, mungkin biduk ini adalah biduk biasa. Tapi bagi mereka, biduk ini adalah biduk kehidupan. Tanpanya, kehidupan di masyarakat kepulauan tidak bisa mengejar zaman.

4. Istirahat Melaut

Nama: Raditya Jati
Nama blog: Denmas Brindhil – Situsé
Link blog: https://denmasbrindhil.wordpress.com/2015/04/01/perahu-kecil-turnamen-foto-perjalanan-ronde-59/
Akun Twitter: mboten gadhah, Mas… 😀
Judul foto: Istirahat Melaut
Keterangan foto (secukupnya): Foto itu adalah foto ‘sampingan’ saat saya pas ada garapan bikin dokumentasi tentang tari Angguk di kawasan wisata pantai Depok, Bantul, Yogyakarta. Perahu semacam itu biasa di kawasan pantai selatan Jawa. Yang saya pernah main-main, mulai dari Pacitan sampai Kebumen bentuknya ya seperti itu. Kebetulan hari itu tidak terlalu ramai nelayan melautnya, jadi banyak perahu yang diparkir di pantai.

5. Pompong di Pulau Penawar Rindu

Nama: Dian Fernanda
Nama blog: Lailaturrahmaniyah.blogspot.com
Link blog: http://lailaturrahmaniyah.blogspot.com/
Akun Twitter: dianayankk
Judul foto: Pompong di Pulau Penawar Rindu
Keterangan foto (secukupnya): Pompong yang sedang mengantri untuk mengangkut penumpang

6. Biduk

Nama : tsuza hasibuan
Blog : warnawarnidiriku.blogspot.com
Judul foto : Biduk kesepian
Keterangan :Terdiam menunggu kamu, yang kini mungkin lebih senang bercanda bersama awan

7.Danau Singkarak

Nama: Monda (@monda6)
Blog : http://mondasiregar.com
Ket foto : Pagi yang hening di danau Singkarak, aktivitas pun seolah terlena pada syahdunya alam yang melingkupi

8.Biduk Tarusan Kamang

Nama: vizon
Nama blog: Surau Inyiak
Link blog: http://www.hardivizon.com
Akun Twitter: @hardivizon
Judul foto: Biduk Tarusan Kamang
Keterangan foto: Rakit kecil di Tarusan Kamang, Agam, Sumatera Barat ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung di danau yang unik tersebut. Tidak jarang yang memanfaatkannya untuk foto bersama pasangan yang akan dibawa mengarungi “biduk” rumah tangga.. 🙂

9. Biduk Menunggu Empunya

Nama : Agung Gidion R

Blog : ranseltua.blogspot.com

Akun Twitter : @ranseltua

Judul foto : Biduk Menunggu Empunya

Keterangan foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

10. Biduk Pengangkut Air

Nama: Yus Mei Sawitri
Link blog: https://usemayjourney.wordpress.com/2015/04/06/biduk-pengangkut-air/
Akun Twitter: @usemay
Judul foto: Biduk Pengangkut Air
Keterangan Foto
Gili Trawangan Lombok tersohor berkat keindahan pantai-pantainya yang digilai pejalan dari berbagai belahan dunia. Sebagian orang bahkan menyebut pulau kecil ini sebagai potongan surga. Namun, di balik kemolekan Gili Trawangan, terserak berbagai kisah kerja keras dan perjuangan. Salah satunya tentang para pengangkut air. Pulau ini memang mengandalkan pasokan air segar dari luar pulau. Para pengangkut air itu bertugas mengangkat galon-galon kosong ke biduk yang bersandar di tepi pantai. Nantinya, kapal tersebut akan kembali ke Gili Trawangan mengangkut galon-galon yang sudah berisi air. Saat itulah para pekerja itu akan kembali bertugas, menurunkan galon-galon tersebut dan membawanya ke daratan.

11. Perahu Sang Nelayan

Nama: Azhar Ilyas
Akun Twitter: @bang_azhar6
Nama blog: http://nowayreturn.blogspot.com
Link blog: http://nowayreturn.blogspot.com/2015/04/perahu-sang-nelayan.html?m=1
Judul foto: Perahu Sang Nelayan

12. Pelabuhan Hati

Nama: Titik
Twitter: @yusthatitik
Link blog: https://celoteh4ti.wordpress.com/2012/11/05/pelabuhan-hati/
Judul foto: Pelabuhan hati

Keterangan Foto:
Suatu senja di desa Naruto, Provinsi Tokushima Jepang, biduk-biduk tertambat di tepi danau… Ada senja, ada biduk, ada hati yang tertambat di suatu dermaga di pelabuhan kecil, hatimu… Demikianlah..

74 tanggapan untuk “#TFP Ronde 59 – Biduk”

  1. Wuih, temanya dalam. Bagaimana ya kalau ada yang upload foto biduk rumah tangga… siapa tahu ada interpretasi yang seperti itu… *tiba-tiba mengkhayal*.
    Foto biduk, ya. Hmm… saya berpikir dulu ya, satu jam, dua jam… :hehe.
    Mari mengubek koleksi :)).

    Suka

  2. Aduhhh mas yang di foto biduk pertama sungguh sesuatu Om… awas mas nya ntar dikejar tante Tuban loh 😛
    Bentar-bentar daku bongkar folder dulu yah, trus balik di mari lagi hehehe

    Suka

  3. Salam kenal, Mas Danan…
    Selamat ya kepilih jadi host TFP lagi..:)
    Mudah2an saya bisa ikutan, walau agak ragu, karena nggak punya foto biduk yg keren.. hehe…

    Suka

  4. loh? kok saya punya nggak masuk? ini coba saya lampirkan lagi.

    Salam kenal ya mas danan, saya yudi, dari banda aceh

    Nama: yudi randa
    Nama blog: from aceh with love
    Link blog: http://www.hikayatbanda.com
    Akun Twitter: @yudiranda
    Judul foto: Dua sahabat, satu biduk
    Keterangan foto (secukupnya): Dua sahabat, dalam satu biduk. Berkerjasama untuk makan sore itu. Sebelum cuaca dingin kembali menggeluti bukit barisan di malam hari.
    Link foto (maksimal ukuran 600 pixel): http://www.hikayatbanda.com/2015/04/dua-sahabat-satu-biduk.html

    Suka

  5. Aku ikutan yaaa….

    Nama: Dee An
    Nama blog: http://www.adventurose.com
    Link blog: http://www.adventurose.com/2015/04/rumah-kedua.html
    Akun Twitter: @dieend18
    Judul foto: Rumah Kedua
    Keterangan foto: a ship in port is safe, but that is not what ships are built for – Grace Hopper.
    Bagi nelayan, biduk merupakan rumah kedua mereka. Tempat berlindung dari hujan dan panas, pun dari amukan ombak yang terkadang datang. Tak jarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kedua ini, jauh dari keluarga tercinta.
    Link foto: http://1.bp.blogspot.com/-nTVtPFbZHU8/VRzakmx7S8I/AAAAAAAAH-k/nBkT1ABG_5s/s1600/adventurose%2Bbiduk%2B5.jpg

    Suka

  6. Nama: Ari Murdiyanto
    Link blog: http://www.buzzerbeezz.com
    Akun Twitter: @buzzerbeezz
    Judul foto: Biduk Kehidupan

    Keterangan foto: Bagi masyarakat kepulauan yang cukup jauh dari ingar bingar kehidupan kota, alat transportasi laut adalah hal yang paling penting. Seperti di Pulau Breueh, sebuah pulau dalam gugusan Pulo Aceh yang berada di sebelah barat laut kota Banda Aceh. Setiap pagi, biduk berisi hasil tangkapan nelayan dari pulau ini berlayar menuju kota Banda Aceh. Biduk tersebut berlabuh di pelabuhan ikan. Usai menjual ikan, biduk tersebut menunggu sampai siang untuk kembali lagi ke pulau. Dari pagi sampai siang, biduk diisi kembali dengan barang-barang kebutuhan masyarakat pulau. Dari mulai sembako, bahan bangunan seperti semen, pasir, batu bata, sampai barang kebutuhan tersier seperti motor, televisi, dan alat elektronik lainnya. Bagi kita, mungkin biduk ini adalah biduk biasa. Tapi bagi mereka, biduk ini adalah biduk kehidupan. Tanpanya, kehidupan di masyarakat kepulauan tidak bisa mengejar zaman.

    Link foto: https://buzzerbeezz.files.wordpress.com/2015/04/20120915-img_3794.jpg?w=620

    Suka

  7. Ini, Mas, saya jadi ikutan niy… Héhéhéé…..
    Nama: Raditya Jati
    Nama blog: Denmas Brindhil – Situsé
    Link blog: https://denmasbrindhil.wordpress.com/2015/04/01/perahu-kecil-turnamen-foto-perjalanan-ronde-59/
    Akun Twitter: mboten gadhah, Mas… 😀
    Judul foto: Istirahat Melaut
    Keterangan foto (secukupnya): Foto itu adalah foto ‘sampingan’ saat saya pas ada garapan bikin dokumentasi tentang tari Angguk di kawasan wisata pantai Depok, Bantul, Yogyakarta. Perahu semacam itu biasa di kawasan pantai selatan Jawa. Yang saya pernah main-main, mulai dari Pacitan sampai Kebumen bentuknya ya seperti itu. Kebetulan hari itu tidak terlalu ramai nelayan melautnya, jadi banyak perahu yang diparkir di pantai.
    Link foto: https://www.flickr.com/photos/74062379@N05/11559283965/in/set-72157629498606999

    Suka

  8. Mas Danan, ikutan ya..

    Nama: vizon
    Nama blog: Surau Inyiak
    Link blog: http://www.hardivizon.com
    Akun Twitter: @hardivizon
    Judul foto: Biduk Tarusan Kamang
    Keterangan foto: Rakit kecil di Tarusan Kamang, Agam, Sumatera Barat ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung di danau yang unik tersebut. Tidak jarang yang memanfaatkannya untuk foto bersama pasangan yang akan dibawa mengarungi “biduk” rumah tangga.. 🙂
    Link foto : http://hardivizon.com/wp-content/uploads/2015/03/tarusan-kamang-5.jpg

    Semoga berkenan.
    Terima kasih

    Suka

  9. Nama : Agung Gidion R

    Blog : ranseltua.blogspot.com

    Akun Twitter : @ranseltua

    Judul foto : Biduk Menunggu Empunya

    Keterangan foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

    Link foto: http://3.bp.blogspot.com/-KjVK9TsTVVs/VSHzPEFVQKI/AAAAAAAAA-s/au6i-7D_rIU/s1600/Biduk.jpg

    Suka

  10. Mas Danan.. Aku mau donk ikutan..

    Nama : Agung Gidion R

    Blog : ranseltua.blogspot.com

    Akun Twitter : @ranseltua

    Judul foto : Biduk Menunggu Empunya

    Keterangan foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

    Link Foto : http://3.bp.blogspot.com/-KjVK9TsTVVs/VSHzPEFVQKI/AAAAAAAAA-s/au6i-7D_rIU/s1600/Biduk.jpg

    Terima Kasih Mas..

    Suka

  11. Mas Danan.. Aku mau donk ikutan..

    Nama : Agung Gidion R

    Blog : ranseltua.blogspot.com

    Akun Twitter : @ranseltua

    Judul foto : Biduk Menunggu Empunya

    Keterangan foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

    Link Foto : http://3.bp.blogspot.com/-KjVK9TsTVVs/VSHzPEFVQKI/AAAAAAAAA-s/au6i-7D_rIU/s1600/Biduk.jpg

    Terima Kasih Mas…

    Suka

  12. Nama : Agung Gidion R

    Blog : ranseltua.blogspot.com

    Akun Twitter : @dionbernabeu

    Judul Foto : Biduk Menunggu Empunya

    Keterangan Foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

    Link Foto : http://3.bp.blogspot.com/-KjVK9TsTVVs/VSHzPEFVQKI/AAAAAAAAA-s/au6i-7D_rIU/s1600/Biduk.jpg

    Suka

  13. Mas Danan saya boleh ikutankan?

    Nama : Agung Gidion R

    Blog : ranseltua.blogspot.com

    Twitter : @ranseltua

    Judul Foto : Biduk Menunggu Empunya

    Keterangan Foto : Biduk-biduk yang setia menunggu empunya disetiap pagi yang masih buta ditepian Taman Siring, empunya menggunakan senternya untuk mengarahkan motor sang calon penyewa biduk keparkirannya. Untuk selanjutnya mereka bersama-sama menjelajahi sungai Martapura

    Link Foto : http://3.bp.blogspot.com/-KjVK9TsTVVs/VSHzPEFVQKI/AAAAAAAAA-s/au6i-7D_rIU/s1600/Biduk.jpg

    Terima Kasih Mas..

    Suka

  14. Ikutan yaaa Om Danan
    Nama: Yus Mei Sawitri
    Link blog: https://usemayjourney.wordpress.com/2015/04/06/biduk-pengangkut-air/
    Akun Twitter: @usemay
    Judul foto: Biduk Pengangkut Air
    Keterangan Foto
    Gili Trawangan Lombok tersohor berkat keindahan pantai-pantainya yang digilai pejalan dari berbagai belahan dunia. Sebagian orang bahkan menyebut pulau kecil ini sebagai potongan surga. Namun, di balik kemolekan Gili Trawangan, terserak berbagai kisah kerja keras dan perjuangan. Salah satunya tentang para pengangkut air. Pulau ini memang mengandalkan pasokan air segar dari luar pulau. Para pengangkut air itu bertugas mengangkat galon-galon kosong ke biduk yang bersandar di tepi pantai. Nantinya, kapal tersebut akan kembali ke Gili Trawangan mengangkut galon-galon yang sudah berisi air. Saat itulah para pekerja itu akan kembali bertugas, menurunkan galon-galon tersebut dan membawanya ke daratan.

    Suka

  15. DATA PESERTA LOMBA
    Nama: Azhar Ilyas
    Akun Twitter: @bang_azhar6
    Nama blog: http://nowayreturn.blogspot.com
    Link blog: http://nowayreturn.blogspot.com/2015/04/perahu-sang-nelayan.html?m=1
    Judul foto: Perahu Sang Nelayan
    Link foto : http://4.bp.blogspot.com/-cMNRk_mbiNY/VSKDzxFD0SI/AAAAAAAAC6U/aZBPu4w1wMQ/s1600/FB_IMG_1428323989184.jpg

    Keterangan foto:
    Berawal dari sebuah perjalanan ke Pulau Weh, Sabang, salah satu pulau paling Barat di Indonesia. Di Pantai Ujong Seukeundo, di Gampong Krueng Raya, sebuah desa yang pernah berkibar sebagai desa nelayan, foto ini mengabadikan keseharian nelayan yang menambatkan perahunya di tepi pantai setelah seharian melaut.

    Suka

  16. DATA PESERTA LOMBA
    Nama: Azhar Ilyas
    Akun Twitter: @bang_azhar6
    Nama blog: http://nowayreturn.blogspot.com
    Link blog: http://nowayreturn.blogspot.com/2015/04/perahu-sang-nelayan.html
    Judul foto: Perahu Sang Nelayan
    Link foto : http://4.bp.blogspot.com/-cMNRk_mbiNY/VSKDzxFD0SI/AAAAAAAAC6U/aZBPu4w1wMQ/s1600/FB_IMG_1428323989184.jpg
    Keterangan Foto:
    Berawal dari sebuah perjalanan ke Pulau Weh, Sabang, salah satu pulau paling Barat di Indonesia. Di Pantai Ujong Seukeundo, di Gampong Krueng Raya, sebuah desa yang pernah berkibar sebagai desa nelayan, foto ini mengabadikan keseharian nelayan yang menambatkan perahunya di tepi pantai setelah seharian melaut. Tampak sebuah kapal nelayan yang sudah tidak dipergunakan lagi dan kawasan bebukitan di Pulau Weh sebagai latar belakang.

    Suka

  17. Aaak, aku ketinggalan TFP yg ini, heuheu maaf… Saat tfp biduk berlangsung aku lg mbolang di ujung sumatra kakaak, n br plg tgl 5 april. *alesan *disabethermes

    Suka

Tinggalkan Balasan ke noe Batalkan balasan