Lampung, Travelling

Festival Krakatau 2014 – Pendakian Akbar

Berdiri di puncak gunung anak krakatau
Berdiri di puncak gunung anak krakatau

Puncak sepi tengah samudra  penuh irama langkah kaki. Telapak kaki pendaki bertahan menanjak dalam luruh debu. Naik dua langkah , turun satu langkah. Bagi yang terbiasa mencumbui gunung ini bukan hal luar biasa. Namun bagi saya oksigen terasa menipis menyesakan dada bersama letupan abu vulkanis berterbangan.

Puncak gunung selalu mengundang rasa curiga sekaligus penasaran. Seketika mampu menghadirkan malapateka dan keindahan penuh misteri. Tak heran ketika admin @KrakatauFest mengumumkan tour gratis ke puncak GAK tidak sampai satu hari tiket langsung habis. Wajah-wajah penuh rasa ingin tahu kini berkumpul di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung.

Tour Krakatau kali berbeda dengan sebelumnya, peserta ditantang mengarungi samudra dengan kapal kayu dan  mendaki  gunung anak Krakatau. Tak perlu risau teman, hanya perlu merentangkan langkah panjang selama 30 menit menggapai puncak  800 mdpl.

Tak mudah mengatur trip besar dengan tipe dua perjalanan darat dan laut. Namun  panitia memiliki aturan main dan run down acara harus dipatuhi semua peserta. Tepat setengah tujuh pagi sepuluh bus bergerak menuju pelabuhan Bom , Kalianda Lampung Selatan.

Kapal nelayan bertiang tegak berdiri mirip sungut serangga pemandangan khas  pelabuhan nelayan Bom Kalianda. Tak banyak aktivitas bongkar muat  tangkapan ikan. Hanya manusia berwajah penuh penasaran berloncatan ke kapal kayu berkapasitas 70 orang.

Komando tunggal, menggerakan lambung gagah perkasa ke samudra. Dalam hempasan gelombang besar  menuju pulau GAK. Bergerak pelan-pelan bersama perahu nelayan pembawa sesaji. Saling berhadapan membentuk konfigurasi melingkari prosesi larung sesaji, sebentuk kearifan lokal masyarakat pesisir.

Fotografer  berlomba berburu momen langka, menggantung atau menyandar tiang kapal menjadi tumpuan menjaga keseimbangan. Rasa penasaran semakin membuncah tak kala sesaji diturunkan  dan dipasrahkan kepada lautan. Ombak menyambut dalam gulungan buih putih.

Tiga jam terombang ambing di lautan bukan pilihan, tapi bagian proses menyambangi kemasyuran sang Rakata. Gunung yang pernah membuat dunia gelap selama dua hari dua malam serta tsunami setinggai 40 meter. Kini menyisakan gundukan bukit terus membumbung, sembari sesekali batuk memuntahkan lava dan batuan andesit. Konon tontonan menarik fotografer nekat.

Kapal-kapal merapat di pantai berpasir kehitaman, sesekali lambungnya  terhempas gelombang besar. Jiwa penasaran menjejakan kaki tanpa lelah , berjangkah melewati hutan kecil sebelum mendaki puncak.

Puncak GAK tak pernah seramai ini, rimbunan manusia narsis dalam semaian rasa percaya diri beraksi. Mengabadikan momen langka untuk kenangan diri dan khalayak jagad maya. Jika para pendaki mencari pengalaman batin menggapai puncak alam. Kami mencari status eksitansi dunia maya (jujur). Maafkan alam jika ketenanganmu sejenak kami porak poranda dalam hiruk pikuk tanpa jeda. Tapi yakinlah kami tak akan merusakmu.

Pendakian Akbar  Festival Krakatau XXIV, 30 Agustus 2014

pelabuhan Bom Kalianda, Lampung Selatan
pelabuhan Bom Kalianda, Lampung Selatan
lambung kapal berlomba di hempas gelombang
lambung kapal berlomba di hempas gelombang
perahu nelayan warna-warni
perahu nelayan warna-warni
penasaran memandang sesaji
penasaran memandang sesaji
deretan kapal nelayan warna-warni tambah banyak
deretan kapal nelayan warna-warni tambah banyak
pria mencebur ke lautan melarungkan sesaji
pria mencebur ke lautan melarungkan sesaji
gagah berani menghadapi samudra
gagah berani menghadapi samudra
puncak gunung anak Krakatau mulai terlihat
puncak gunung anak Krakatau mulai terlihat
merapat di pulau GAK
merapat di pulau GAK
narsis di puncak GAK
memandang keindahan alam GAK
narsis di puncak GAK
narsis bersama di GAK
selebtweet Lampung berpose
selebtweet Lampung berpose

DSC00846_Fotor

 

20 tanggapan untuk “Festival Krakatau 2014 – Pendakian Akbar”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar