Singapura, Travelling

Over And Night Singapore

Over and Night Singapore
Over and Night Singapore

“I like the night. Without the dark, we’d never see the light”

Gondola berayun tenang di atas laut sempit meningalkan pulau Sentosa. Gesekan kabel dan roda as terkadang mengundang rasa tegang. Lampu warna-warni penawar rasa nyeri dan ngeri terampuh.

Akhirnya menjejakan kaki di Sentosa Island
Akhirnya menjejakan kaki di Sentosa Island

Destinasi mainstream yang tak pernah masuk daftar impian akhirnya tersambangi. Senyum satir mengulas betapa dulu idealisme ini dalam tertanam, hanya Indonesia yang akan saya sambangi. “Apa sih hebatnya negara tetangga”.  Jumawa membuat manusia menjadi picik.

Hardrock Hotel - Sentosa Island
Hardrock Hotel – Sentosa Island

Kita memang harus banyak belajar kepada negeri mungil di ujung selatan daratan Asia. Pulau yang tak memiliki apa-apa kini menjadi sesuatu, tertata apik, dan makin luas. Konon pasir untuk mereklamasi pantai berasal dari pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau.  Menyisakan daratan terpancung dengan pantai porak-poranda,   bisa menghilang kapan saja ditelan pemanasan global dan abrasi. Ini bukan keculasan mereka tapi kebodohan kita. Iya kita… Mari belajar untuk tidak culas dan menjadi cerdas.

menyebrangi laut kecil antara Sentosa Island dan Singapura
menyebrangi laut kecil antara Sentosa Island dan Singapura

Lupakan dosa manusia, mari menikmati keindahan fantasi.  Gondola melenting ke atas menuju daratan Singapura dan mendarat di stasiun Harbour Front. Kapal cepat di sisi jeti terlihat dari atas sini, menyadarkan harus kembali ke Batam. Memburu penyebrangan terakhir pukul 10 waktu setempat.

pelabuhan Harbour Front
pelabuhan Harbour Front

Isyarat tangan memberi tahu petugas gondola di Harbour Front  saya tak turun tapi melanjutkan perjalanan menuju Mount Faber Station. Gondola menanjak cepat ke udara , berharap tak kehilangan tenaga lalu melorot ke bawah.

Faber Road Membelah kota
Faber Road Membelah kota

Deretan Lampu subway kuning membentuk bias lengkung membelah kota. Rasa buncah mirip ketika pertama kali melihat gemerlap kota Jakarta, puluhan tahun lalu. Jadi tak berdosa kalau malam ini saya sedikit norak. Berdecak kagum sambil ternganga lebar, sesekali berteriak manakala gondola berayun ke titik tertinggi.

gelap membelah bukit Faber
gelap membelah bukit Faber

Memasuki bukit Faber, sedikit gelap gulita terlewati sampai akhirnya masuk ke stasiun terakhir. Faber Peak,  tempat puluhan resto berdinding kaca menghadap ke ke selatan. Waktu seolah tak kuasa berhenti meski hanya sejenak.  Rasa penasaran saya simpan dalam-dalam, memutuskan kembali ke Harbour Front.  Jelang akhir pekan butuh waktu lama mengantri  imigrasi sebelum menyebrang ke tanah air.

Gondola melorot tajam ke selatan.  Desing roda as kembali terdengar  mengantar malam melewati Singapura.

Ticketing Counters
Operating Hours : 8.45am – 9.30pm

Locations :

  • Mount Faber
    (109 Mount Faber Road Faber Peak Singapore 099203)
  • HarbourFront Tower 2
  • Singapore Cruise Center @ HarbourFront Center
    (Passenger Service Counter)
  • Sentosa Island (Imbiah Lookout)

Cable Car
Daily Operating Hours : 8.45am – 10pm (Last Boarding at 9.45pm)

36 tanggapan untuk “Over And Night Singapore”

  1. Singapore sellau memiliki daya tarik tersendiri dan mungkin banyak yg ngakbosan kesana. Sesuai sama target dari singapore tourisme board mereka bahwa singapore menjadi kota entertaiment bukan hanya tujuan wisata tapi di harapkan warga jakarta datang berduyung2 hanya sekedar melepas penat macam nonton konser, dugem, makan malam atau sekedar belanja.

    Semacam orang jakarta pergi ke bandung atau bogor lah istilahnya

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar