Jawa Tengah, Lomba, Travelling

Pengalaman Pertama AirAsia , Kelana Candi

Kelana candi pengalaman pertama bersama AirAsia
Kelana candi pengalaman pertama bersama AirAsia

Bagai menuai memipi,  AirAsia menjauhkan sejenak dari hiruk pikuk kota Jakarta. Ini bukan perjalanan luar biasa, namun menyadarkan  bahwa  ada dunia lain di luar sana selain memandang layar komputer dan terjebak kemacetan berjam-jam.

Keisengan berburu tiket promosi Jakarta-Jogja melahirkan kebingungan. Apa yang akan saya lakukan di Jogjakarta dalam setengah hari? Pagi-pagi buta meninggalkan Jakarta lalu kembali sebelum matahari terbenam.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Langkah hari ini terasa begitu ringan, bukan karena di pundak tak tergantung ransel  berisi  laptop dan dokumen pekerjaan.  Tapi karena  arahnya berbeda tak menuju gedung pencakar langit di  Sudirman tempat jiwa-jiwa bebas terpasung  selama lima hari setiap pekan. Andai bukan karena uang pasti semua orang  akan melepaskan diri dari belenggu bernama  rutinitas.

Terbang ke timur, burung besi meninggalkan Jakarta menuju Jogjakarta. Pertama kali merasakan ruang kabin penerbangan low cost carrier.  Tanpa makanan  dan minuman gratis. Semuanya  harus dibayar jika anda menginginkan tapi tak ada tawar menawar untuk safety.

Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta
Aroma pagi menghamburkan semangat kebebasan bersama kilau jingga surya. Lupakan sejenak kehidupan fana kota Jakarta. Duduk di salah satu kafe bandara, membuka buku harian. Sambil mencecap secangkir kopi panas mencari inspirasi perjalanan hari ini. Akan kemanakah?

AirAsia di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta
AirAsia di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta

Mengandalkan Transjogja rute 1A menuju  Pasar Kalasan. Melawan arus akhir pekan, menjauh dari kota Jogja menuju Solo. Tak sampai 10 menit bus besar yang tidak bisa berhenti sembarangan singgah  di shelter Kalasan.

Depan SMPN 1 Kalasan
Bulir keringat mengucur deras usai berjalan kaki sejauh 200 meter ke arah Solo. Tukang parkir pasar Kalasan berkata candi terletak di seberang Sekolah Menengah Pertama yang bangunannya paling mentereng. Papan kecil penunjuk candi  di mulut gang meyakinkan tidak salah jalan.

Pohon besar menyambut pengunjung di muka  komplek candi Kalasan. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati jejak masa lalu. Cukup 2000 rupiah saja.  Keheningan memang identik dengan destinasi wisata sejarah. Namun dalam keheningan kita diberikan kesempatan untuk merenung. Seksama  memandang candi tiga tingkat yang dibangun oleh Rakai Panangkaran dinasti Sailendra. Mencoba memaknai kehidupan masa lalu melalui bentuk arsitektur dan pahatan relif dinding candi.

Candi Kalasan
Candi Kalasan
Narsis di candi Kalasan
Narsis di candi Kalasan

Jalan Raya Jogja-Solo
Kembali menusuri jalan  raya ke arah Solo menapaki trotoar tanah, Candi  Sari menjadi tujuan berikutnya.

Tak sampai setengah jam sudah menjejakan kaki di komplek candi Budha dekat pemukiman penduduk. Bentuk sembilan stupa kecilnya mengingatkan akan candi Borobudur. Adakah hubungan antara keduanya? Inilah salah satu keseruan wisata sejarah menemukan beberapa fakta di lapangan memancing rasa ingin tahu. Lalu  mengulik jawaban dengan membolak balik laman google. Simpan gadget mu teman,  nikmati liburanmu.  Saatnya berjalan kaki kembali menuju pasar Kalasan lalu menumpang Transjogja rute 1A menuju Prambanan.

Candi Sari
Candi Sari

Loket Tiket Candi Prambanan
Petugas menawarkan paket Prambanan plus Boko seharga 30 ribu rupiah. Tiap 15 menit armada khusus akan mengantar pelancong ke candi Boko yang berada 3 kilometer di selatan Prambanan. Petugas berkata dari dataran tinggi kita dapat melihat keindahan gunung Merapi. Tanpa berpikir panjang mengiyakan tawaran paket Parambanan plus Boko.

Pemandangan gunung Merapi dari Plaza Ardrawina Candi Boko
Pemandangan gunung Merapi dari Plaza Ardrawina Candi Boko

Plaza Ardrawina Candi Boko
Mata tak berkedip menyaksikan karya manusia dan Tuhan berpadu mempesona . Candi Prambanan berlatar gunung Merapi terlihat megah dari atas sini. Hembusan hawa pegunungan membuat perjalanan semakin sempurna. Saya tersenyum getir, betapa kontrasnya kehidupan kota besar dengan apa yang saya alami sekarang. Situs profan dengan gerbang megah menjulang tinggi tak hanya menawarkan jejak masa lalu tapi keindahan abadi yang akan terus di kenang di masa datang.

Komplek Candi Boko
Komplek Candi Boko

Komplek Candi Prambanan
Terlena keindahan panorama situs Boko tak banyak waktu menjelajah Prambanan. Secara marathon menyambangi candi utama ;  Wisnu, Brahmana dan Siwa merupakan lambang trimurti bagi agama Hindu.  Usai makan siang kembali menyusuri komplek candi menuju museum. Menyambangi bangunan pendopo dengan halaman luas penuh prasasti dan potongan relief candi.  Waktu seolah berhenti sejenak di sini mengulur kisah masa lalu. Tapi ingat jadwal penerbangan Airasia tak pernah ngaret apalagi delay. Merogoh smartphone di saku melakukan check in online penerbangan ke Jakarta. Smartphone  mempermudah hidup manusia tapi sampai kehadirannya jangan sampai merusak waktu bersantai.

Candi Prambanan
Candi Prambanan
Museum Candi Prambanan
Museum Candi Prambanan
saatnya kembali ke Jakarta
saatnya kembali ke Jakarta

Tak ingin ketinggalan penerbangan  bergegas kembali ke bandara Adi Sucipto dengan Transjogja. Beruntung telah telah melakukan check in online sehingga  proses boarding menjadi cepat dan mudah. Tepat pukul 15:40 kembali terbang ke Jakarta dengan AirAsia.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

Kota Jakarta
Bus bandara melesat meninggalkan Soekarno Hatta di antara pendar jingga lampu hallogen. Rasanya tak percaya usai menjelajah Candi. Jakarta akhir pekan masih sepi tapi hati tak berhenti bersorak ramai gembira. Kepenatan diluluhkan oleh sepenggal perajalanan singkat bersama Airasia.

Terlalu dini , jika penerbangan pertama dengan low cost carrier mengubah hidup saya. Masih butuh waktu dan destinasi lain agar yakin, AirAsia telah mengubah hidup saya. Jika esok atau lusa orang-orang menjuluki  flashpacker atau backpacker karena gaya melancong ini.  Maka Airasia telah mengubah hidup saya.

Now, I am a flashpacker.
Everyone can fly. Everyone can change. Everyone life can be changed by Airasia.

 

rute perjalanan candi Jalan Jogja-Solo
rute perjalanan candi Jalan Jogja-Solo

Rincian Biaya:
Tiket Pesawat : Rp 251.000,-
Boarding  Pass : Rp 75.000,-
Biaya Masuk Obyek Wisata : Rp 34.000,-
Sarapan dan Makan Siang: Rp 50.000,-
Tranpsortasi TransJogja: Rp 12.000,-
Taxi Bandara + Bus 150.000,-

Total Rp 576.000,-

 

 Tulisan ini diikutsertakan lomba blog merayakan 10 tahun AirAsia di Indonesia dengan tema “Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?”

Baca juga tulisan lainnya

 

 

44 tanggapan untuk “Pengalaman Pertama AirAsia , Kelana Candi”

  1. kereeeen… aku blm pernah ke candi boko mas.. padahal sering ke prambanan..

    daaan…tentu saja suka dg AA..ga bikin kantong jebol dan pelayanan selama ini memuaskaaan..

    Suka

      1. Hihi keren lah.. pocket jg klo ngerti tekniknya mah tetep aja keceh. Iya nanti aku intip itinerarynyaa..

        Btw, ternyata kita ada antology bareng 1 buku. Wkwkwk.. blogger walking ituu

        Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar