Jambi, Kuliner

Mamad , Mpek-Mpek Super Pedas

Ceritanya ada yang kangen berat Jambi. Usai ngubek-ngubek hardisk nemu foto lenggang,  varian mpek-mpek potong dadu  digoreng bersama kocokan telur. Disajikan bersama mie kuning dan acar mentimun dalam linangan cuka manis pedas membara.

Tak sulit menemukan mpek-mpek bercita rasa yummy di kota Jambi. Dari  gerobakan sampai yang bermerk waralaba. Jika tiba-tiba saya jatuh cinta dengan mpek-mpek Mamad hanya kebetulan aja. Layaknya pemuda mondar-mandir di depan rumah perawan , pertama tertarik  keelokan paras dan akhirnya hati tertambat karena pandangan kesekian. Hampir tiap dua minggu sekali pulang ke Lampung menumpang travel pool-nya berada di kawasan Simpang Kawat, Jambi.  Melalui warung mpek-mpek Mamad atau singgah sejenak menemani rekan kerja. Tak ada pikiran menjadikan buah tangan, karena Lampung juga surganya mpek-mpek.

“Nggak ikutan bungkus?”

“Hahaha nggalah, kalau mau beli mpek-mpek kan bisa beli di Palembang”.

“O iya, travel Jambi-Lampung kan singgah di Palembang.”

warung mpek-mpek nuansa kuning, hijau, oranye
warung mpek-mpek nuansa kuning, hijau, oranye

Apa sih yang membedakan mpek-mpek Mamad dibandingkan lainnya. Soal rasa jelas standar, standar enak… Biasanya sudah bisa dinilai dari harga , berkorelasi dengan bahan baku. Kata rekan yang berdarah Minang, cuka mpek-mpek Mamad paling mantap pedasnya.

formasi - meja kecil dan empat kursi
formasi – meja kecil dan empat kursi

Beberapa kali singgah akhirnya rasa cinta muncul di lidah, Mamad tak hanya mpek-mpek, kapal selam atau lenggang. Mie celor berkuah kental membuat rindu makin bertalu-talu. Ada potongan telur rebus dan udang di sana sekaligus renyahnya emping gurih. Ah rasa di lidah terkadang menghandirkan rindu lebih kejam daripada cinta.

 

Kalau sudah pas di hati dilihat dari beragam sisi tetap elok dipandang. “Kamu memang cantik.”
“Nak kenalkan , siapa membuat kau jatuh hati rindu selalu.” Suara Bunda di tanah andalas Selatan terdengar dekat di ujung telepon.
Hari raya ini kembali kujinjing sekotak mpek-mpek untuk Bunda dan kerbat di kampung. Aroma cukanya kuat membuat seisi mobil mengendus. “Iya Mbak ini mpek-mpek Mamad.” Wanita dijok belakang tersenyum pasrah tak bisa protes. Buah tangan , harta paling berharga jelang mudik tak mungkin dibuang.

Mpek-mpek selalu jadi panganan favorit di hari raya. Segarnya cuka menetralisir enek kuah santan opor dan rendang. Membuat lapis legit manis dan gula-gula di meja kalah bersaing.


Kembali berandai berada di warung mpek-mpek Mamad Jambi. Tak pernah melewatkan es campur pendingin lidah usai bergulat rasa pedas panas. Konon tak baik mencampur makanan panas dan minuman dingin dalam satu waktu. Tapi tak ada yg haram untuk sebuah kenikmatan duniawi.

“Uha….” Rasa pedas tak langsung hilang diganjar es manis dingin. Tapi ini nikmat. Mata saya mengerjap cepat tak terasa air berlinangan turun. Air mata dan keringat jadi satu. Bukan ekpresi haru apalagi sedih.

es campur mendinginkan lidah memanas
es campur mendinginkan lidah memanas

Kini mpek-mpek Mamad hanya kenangan, tak bisa dinikmati setiap saat atau dijinjing jelang mudik. Tenang teman di Batam banyak kok warung mpek-mpek. Memang tak ada yang cukanya sepedas Mamad. Kalau mau lebih pedas siapin aja sendal jepit. “Plak!!!!!” Nah pedes kan kalo mendarat di pipi?

paket mini mpek-mpek Mamad cocok untuk oleh-oleh
paket mini mpek-mpek Mamad cocok untuk oleh-oleh

Pempek Mamad
Jl Hos Cokroaminito 74  (depan ASM) Simpang Kawat – Jambi
Telp 0741-42158  / 08852 6635 6386

27 tanggapan untuk “Mamad , Mpek-Mpek Super Pedas”

  1. Mungkin ini sudah seribu skian kali aku nulis mas, makanan palembang itu namanya PEMPEK, tp knapa orang luar palembang nyebutnya selalu Empek2, noh nama warungnya aja Pempek Mamad
    sbgai org palembang jd agak esmosi nih, hehehe#kidding

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar