Malaysia, Travelling

Reuni Trip – Antara Lampung dan Johor Bahru

DSC00316_Fotor

Belasan tahun terasa sekejap , siapa sangka bersua sahabat lama di tanah sebrang. Waktu mempertemukan kami di tempat baru dengan cara spesial, travelling.

Percakapan singkat di WhatssApp mempertemukan saya dan Febri, teman sekolah di Lampung. Meski kita satu SD dan SMP tapi momen tak terlupa di masa SMA. Bolos berjamaah demi nongkrong di ruko lantai dua milik orang tuanya. Masa muda jelas sudah lewat tapi semangat itu tetap ada. Bagaimana kalau kita kongkow bareng di negeri tetangga?

Batam menjadi titik awal, tanpa rencana panjang perjalanan dimulai dari pelabuhan Batam Center. Bagai film yang diputar ulang, satu persatu kisah masa lalu terlintas. Berada di mesin waktu kami tenggelam dalam nostalgia, tsahhhh.

Terminal Fery Batam Center
Terminal Fery Batam Center
  • “Bagi kami warga Lampung menyebrang melalui Selat Sunda hal biasa,  akses termurah menuju Jawa. Pilihannya kapal cepat atau kapal Feri. Entah berapa kali kami menyebrang bolak balik Bakauheni-Merak.”

Speed boat Batam Express menyusur daratan Singapur melalui perbatsan tiga negara. Menembus selat Johor yang terlihat hanya segaris tipis di peta. Satu setengah jam berlalu dan obrolan masa lalu bertambah seru tak terasa sampai di Stulang Laut.

Terminal Bus Larkin, Johor Bahru
Terminal Bus Larkin, Johor Bahru
  • “Sebelum direnovasi Terminal Pasar Bawah merupakan pasar tradisional sekaligus tempat transit penumpang di Bandar Lampung. Setiap Pagi pelajar tumpah ruah menanti dan mengejar bus Damri yang ongkosnya lebih murah dibandingkan angkutan umum lain.”

JBC pusat perbelanjaan terbesar di Johor Baru , terintegrasi dengan stasiun kereta Woodland dan terminal bus Bandaraya . Usai menikmati makan siang di JBC kami melanjutkan perjalanan ke Larkin dengan bus BET6 menuju terminal bus terbesar di Johor Bahru. Bus-bus besar dengan tujuan ke berbagai kota daratan Malaysia ada di sini. Menanti bus dengan ransel tergantung di pundak mengingatkan pengalaman menunggu bus di Pasar Bawah. Ketika bus ke Legoland datang kami menghambur mirip anak SMA. Dulu hanya membayar 200 rupiah dengan karcis Damri , sekarang 2,5 MYR.

Terminal Bus Larkin, Johor Bahru
Project X salah satu wahana di Legoland Malaysia
  • “Studi tour itu impian anak SMP , bisa jalan-jalan seminggu penuh tanpa pengawasan orang tua. Meski ada nilai edukasi tetap bersenang senang menjadi prioritas. Dunia Fantasi Ancol menjadi salah satu destinasi. Ketika saya dan Febri masih SMA halilintar merupakan wahana favorit. Mari menjerit bersama mengetes nyali”

Jangan salahkan kami jika terlihat norak di Legoland. Tiket seharga 140 MYR seolah mengembalikan masa kecil. Foto narsis di antara lego raksasa hingga berteriak histeris di anjungan Project X mirip halilintar Dufan. Rel raksasa meliuk-meliuk ekstrim mengajak kami bernostalgia study tour SMP.

Menanti bus terakhir di Nusajaya, Johor Bahru
Menanti bus terakhir di Nusajaya, Johor Bahru
  • “Hingga tahun 2000-an terminal Rajabasa Lampung dikenal sebagai terminal terawan di Indonesia dengan tingkat kriminalitas tertinggi. Tak banyak orang singgah di sana malam hari, kecuali penduduk lokal.”

Nusajaya tempat Legoland berada bukanlah kaswasan padat penduduk atau pusat pemerintahan. Menjelang malam menjadi begitu sepi tak banyak kendaraan umum. Setengah jam kami menunggu bus ke Larkin. Waktu menunjukan pukul 7:30 malam waktu setempat, tiba-tiba bus LM1 datang. God bless us, itu bus langsung ke Bandaraya  jadi tidak perlu transit di Larkin.

Akhirnya mendapatkan hotel di Jalan Meldron
Akhirnya mendapatkan hotel di Jalan Meldron
  • “Gedung bioskop Golden, Pasar Tengah dan Pasar Bawah tempat membeli buku murah di Bandar Lampung. Meski termasuk daerah rawan preman dan copet tetap diminati pelajar.”

Malam ini saya dan Febri gentayangan di jalan Meldron, bukan untuk mencari buku tapi penginapan murah. Waktu menunjukan pukul 9 malam dan kami belum tahu akan tidur dimana. Meski digoda broker wanita penjaja cinta , kami tetap fokus mencari hotel baik-baik. Dragon Inn Hotel terlihat baik di antara gemerlap dunia malam.

Dua porsi steamboat Kedai Ji Yuan
Dua porsi steamboat Kedai Ji Yuan
  • “Lorong King,  gang penghubung jalan Kartini dan Simpur Center (dulu King Supermarket) menjadi salah satu pusat kuliner terkenal Bandar Lampung”

Setelah meletakan tas di Darggon Inn kembali jalan mencari makan malam. Kursi dan meja berjajar di sepanjang trotoar kawasan pecinan dekat Bandaraya. Stemboat halal menjadi menu malam ini . Panci dengan uap mengepul ngepul berada di hadapan, menebarkan aroma kaldu. udang , tahu, bakso , sayuran, ikan dimasukan satu persatu. Ssttt ternyata steamboat dua porsi ini harganya 22 MYR saja. Rasanyapun tak kalah dengan hidangan di resto hotel berbintang.

Penampakan kamar di Dragon Inn Hotel
Penampakan kamar di Dragon Inn Hotel
  • “Peserta retret ditempatkan di kamar dengan dua tempat tidur berseprai putih. Tiap murid kelas tiga diwajibkan mengikuti acara ini. Keheningan rumah retret Padang Bulan Pringsewu mengajak murid SMP kelas tiga untuk mengintropkeksi diri.

Kamar dengan ranjang ganda Darggon Inn menjadi tempat peraduan di tanah Melayu. Saya dapat ranjang lebih besar disesuaikan ukuran tubuh. Malam ini tidak ada intropeksi diri atau obrolan seru. Kami hening melayang layang di dunia menikmati fasilitas wifi gratis. Googling, besok jalan kemana lagi ya?

Stasiun kereta api Woodland terintegrasi Johor Baru Sentral
Stasiun kereta api Woodland terintegrasi Johor Baru Sentral
  • “King Supermarket dan Artomoro pusat perbelanjaan moderen paling keren di Lampung era 90an.

Pagi-pagi saya dan Febri sudah gentanyangan menjelajah Bandaraya hingga JBS, niatnya cari obat titipan nyokap Febri. Tapi akhirnya menyasarkan diri hingga stasiun Woodland, bingung cari jalan keluar. Karena beberapa pintu harus melewati imigrasi dengan petugas berwajah datar tanpa ekspresi. Pasti bakal ditanya-tanya ketika kami keluar tanpa membawa tiket kereta, disangka penumpang gelap.

Thanx God. Kita keluar stasiun Woodland meski sempat nyasar ke tempat parkir. Tapi kita nggak kapok tetap gentayangan. Hikmahnya , saya jadi tahu ternyata ada kereta ke Thailand dari Woodland. Yipie besok backpackeran via darat ke negeri gajah putih.

Kelenteng Tua di Jalan Trus Johor Bahru
Kelenteng Tua di Jalan Trus Johor Bahru
  • “Propinsi Lampung sering dijuluki Singapuranya Sumatra. Kota transit dengan penduduk heterogen, beragam suku dan agama. Toleransi kata kunci untuk dapat hidup berdampingan aman dan damai.

Waktu menunjukan pukul 12 siang, kami check out meninggalkan Dragon Inn. Dengan tas dipundak berjalan ke arah barat menyebrangi Jalan Wong Ah Fook. Tanpa sengaja menemukan kelenteng berumur 130 tahun di Jalan Trus. Ornamen atapnya mengingatkan akan mansion tjong A Fie, taipan terkaya di Medan. Uniknya bangunan berdiri di antara gedung moderen  tinggi menjulang .

Belajar sejarah di Chinese Heritage Museum , Johor Bahru
Belajar sejarah di Chinese Heritage Museum , Johor Bahru
  • “Sejarah bukan pelajaran favorit saya dan Febri. Ketika SMP sejarah ini seperti sesuatu yang nisbi, sepanjang jam pelajaran hanya mendengarkan guru bertutur. Padahal museum berjarak beberapa kilometer dari sekolah, kenapa kami tidak pernah diajak kesana?

Bangunan tiga lantai itu mirip ruko, saya dan Febri berteduh di depannya sambil menunggu taksi . Tanpa sengaja melihat tulisan Chinese Heritage Museum di atas pintu. Tanpa menunggu lama rasa penasaran menuntun saya masuk, harga tiketnya murah 5 MYR. Meski Febri tidak terlalu suka sejarah, sebagai keturunan Tionghoa dia penasaran dengan kisah peradaban China di Johor Bahru.

Tak butuh waktu lama untuk mengerti  bahwa di Johor Bahru hidup etnis Tionghoa dengan beragam dialek. Kelima klan hidup damai dan berdampingan dengan warga lokal. Ketika Jepang menginvasi mereka berjuang bersama membela tanah Johor. Sembari menunggu hujan kami menjelajah museum dibuka hari Selasa hingga Minggu.

Johor Bahru bukan hanya Legoland
Johor Bahru bukan hanya Legoland

Hujan deras menguyur Johor Bahru, kami memantapkan langkah kembali ke tanah air. Bersama rinai tak kunjung usai speed boat melaju cepat kembali menembus selat johor. Singapura seolah hanya sepelemparan batu dari sini. Perjalanan ini mungkin terasa begitu singkat untuk sebuah nostalgia masa muda. Tapi kami hanya pekerja yang tak memiliki banyak waktu, esok hari harus kembali ke dunia nyata . Bergulat dengan aktivitas hingga akhir pekan tiba.

Thanx Febri untuk trip singkat bersama ke Johor Bahru.

 

19 tanggapan untuk “Reuni Trip – Antara Lampung dan Johor Bahru”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar