Nepal, Travelling

Doa Grishma di Manakamana

Kuil Manakamana - distrik Gorkha
Kuil Manakamana – di  distrik Gorkha

Perjalanan darat Kathmandu – Pokhara  jauh dan melelahkan. Tidak ada salahnya singgah sejenak di kuil Manakamana yang berjarak 104 km dari Kathmandu. Cable car  mengantar wisawatan menuju kuil di ketinggian 1302 mdpl dengan menyebrangi sungai Trisuli, bonusnya   terlihat gugusan puncak Manaslu-Himachali dan Annapurna.

***

I visit Manakamana on my birthday. God bless me “. Wajah Ghrisma sumringah ketika menjejakan kaki di pelataran parkir Manakamana. Matanya berbinar melihat cable car bergerak menuju bukit tinggi. Meski hampir setiap pekan ayah Ghirsma, Hamid pergi ke Pokhara mengantar tamu. Gadis 16 tahun ini baru sekali ke Pokhara.

Seharusnya  tiga hari lalu kami  ke sini tapi karena antrian tiket akhir pekan terlalu panjang. Hamid mengusulkan ke Manakamana sepulang dari Pokhara. Ghirsma sempat protes kepada sang ayah. Tapi ternyata ini kejutan yang disimpan sebagai hadiah ulang tahunnya. Happy Birthday Grishma!

mengantri tiket cable car menuju Manakamana
mengantri tiket cable car menuju Manakamana

Beruntung hari ini antrian pengunjung  tidak terlalu panjang. Tampak beberapa orang membawa hewan unggas dan kambing untuk dikorbankan. Kambing dikenakan biaya tambahan 180 NPR dan ditempatkan digondolo khusus dan terbuka. Cable car melesat selama 10 menit sejauh 2,8 kilomoter, melintas tepat di atas sungai Trisuli lalu menyusuri tebing  bukit. Rasa takut dan bahagia terlihat jelas wajh Ghrisma. Tangannya dingin menggenggam erat Bu Herlina, berkali-kali dia berkata takut tapi matanya tetap penasaran ke melongok ke bawah.

Gondola membawa peziarah menuju kuil Manakamana di ketinggian 1302 mdpl
Gondola membawa peziarah menuju kuil Manakamana di ketinggian 1302 mdpl

DSC06972

Sebelum sampai di kuil pengunjung menapaki anak tangga. Kios, restoran dan kafe membentuk kota kecil di atas bukit. Dinginnya hawa pegunungan dan tipisnya jumlah oksigen membuat napas terengah-engah.

altar penyembelihan hewan , persembahan kepada Dewi Bhagwati
altar penyembelihan hewan , persembahan kepada Dewi Bhagwati

Kuil dengan atap berundak menjadi pusat alun-alun dikelilingi bangunan kotak-kotak berwarna terang. Peziarah memenuhi hampir semua sudut lapangan melakukan beragam ritual seperti berdoa atau persembahan. Altar kecil di belakang kuil tempat menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepada Dewi Bhagwati. Berharap sang dewi mengabulkan keinginan peziarah. Manakamana berasal dari dua kata, mana   berarti jantung dan kamana berarti keinginan.

***

Ikhawal kuil Manakamana terjadi di abad ke-17, pada masa  pemerintahan raja Gorkha Ram Shah di abad ke-17. Sang ratu memiliki kekuatan ilah dan hanya diketahui oleh Lakhan Thapa. Pada suatu hari raja menyaksikan inkarnasi sang ratu. Setelah raja mengungkap wahyu sang ratu kematian misterius menimpa sang raja. Sesuai kepercayaan agama pada waktu itu sang ratu mengorbankan diri ke dalam api pemakaman raja (ritual sati). Namun sebelumnya sang ratu berpesan kepada Lakhan Thapa dia akan muncul kembali. Enam bulan kemudian seorang petani membajak sawah dan tidak sengaja membelah batu, dari dalamnya keluar aliran darah dan susu. Ketika Lakhan mendengar cerita peristiwa ini , ia langsung mulai melakukan ritual tantra Hindu di tempat di mana batu telah ditemukan sehingga menghentikan aliran darah dan susu. Lalu situs ini menjadi pondasi bangunan kuil Manakamana.

bangunan dua tingkat kuil Manakamana
bangunan dua tingkat kuil Manakamana

Sekali setahun pemeluk Hindu di Nepal mengunjungi Manakaman, atau disebut Manakamana Darshan yang artinya  melihat Dewi Bhagwati di Manakamana. Mereka membawa persembahan melambangkan lima unsur kosmik agama Hindu , bumi, air , api , udara dan zat .

***

Ghrisma berdoa di depan kuil, setelah menyalakan diyo (lampu minyak) tangannya mengayunkan lonceng, mendetentangkan gema susul menyusul. Berharap Dewi Bhagwati mendengar doa-d0anya dan ayahnya selalu mengajak berjalan-jalan ketika libur sekolah, seperti sekarang.

Pohon suci magnolia di sisi utara tinggi menaungi hampir sebagian besar alun-alun. Rantingnya menjari seolah melindungi para Brahmana yang duduk  di bawahnya. Tak lupa Grishma  meminta berkah doa Brahmana tua lalu menyelipkan sejumlah uang di atas baki.

Menjelang siang jumlah pengunjung semakin banyak. Seorang wanita membuat  api berkobar-kobar lalu membakar batang-batang tebu. Grishma menjelaskan ada beberapa benda yang melambangka lima unsur kosmik yang harus ada dalam persembahan yaitu:  vermillion, ekstrak kunyit murni , bunga serta daun , dupa, diyo, bastra,  buah serta  makanan seperti kelapa dan makanan penutup manis, bel, sirih serta yanai (benang suci), dan  biji-bijian (beras). Meski baru sekali mengunjungi Manakamana pengetahuan gadis ini cukup luas. Ah bukannya sekarang era digital, siapa saja bisa memperoleh informasi dari internet.

Mendengar penjelasan Grishma dalam bahasa Inggris , saya tersenyum sepertinya Tuhan akan mengabulkan gadis ini selalu berjalan-jalan bersama ayahnya.

Telepon berdering , dari stasiun bawah di Kurintar Hamid menelepon untuk bergegas turun karena sebentar lagi jam istirahat dan cable car akan berhenti beroperasi selama 2 jam.

Baiklah tour kita di Manakamana usai , saatnya melanjutkan perjalanan ke Kathmandu, ujar Grishma layaknya seorang guide.

Great Job Grishma!

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

33 tanggapan untuk “Doa Grishma di Manakamana”

  1. [naik kereta gantung] –> .. ha ha, saingan kereta Merak – Kebayoran Lama … 😀

    [Mereka membawa persembahan melambangkan lima unsur kosmik agama Hindu , bumi, air , api , udara dan zat] . –> Jawa juga 5 unsur … Siapa mempengaruhiu siapa ya ?! 😀

    Selamat ya Danan, udah nyusul Si Roy (Golagong) ke India … 😀

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar