Alunan musik dangdut terdengar dari warung kopi dekat pelabuhan Muara Padang. Beberapa pria menawarkan jasa angkut barang. Maaf Pak, tas kita yang tak seberapa berat ini sudah nyaman dipunggung, jawaban pamungkas backpacker bokek .
Kapal masih bersandar di pelabuhan, posisinya nyaris tak berubah sedari pagi saat kami membeli tiket. Hanya lambungnya sedikit mengangkat akibat pasang air laut. Jajaran jendela kecil di samping kapal mengingatkan akan rumah burung dara. Satu per satu penumpang naik ke dalam kapal, meniti papan lentur sebagai jembatan. Pelan-pelan melangkah sambil menjaga keseimbangan, mirip pemain sirkus.
Geladak KM Sumber Rezeki Baru terdiri dari dua lantai. Lantai pertama tempat barang sekaligus penumpang kelas tiga. Sedangkan lantai kedua bilik-bilik kecil dengan 4 tempat tidur kayu kecil. Disusun saling berhadapan dan bertingkat. Selembar kasur busa menjadi alasnya .Ternyata penumpang tetap kapal ini lebih suka tidur di lantai karena kasur di kamar berkepinding. Cairan anti serangga tidak mampu mengusir serangga haus darah tersebut.
Pukul 9 malam. Kerlip lampu Jembatan Siti Nurbaya, pemandangan indah , kontras dengan kelamnya air laut di bawah jembatan muata. Kapal akan berlayar menunggu air laut pasang, jika tidak maka jadwal keberangkatan bisa ngaret, ujar salah satu penumpang. Jujur, saya agak gugup melewati pelayaran 12 jamini . Mentawai berhadapan langsung dengan samudra Indonesia, konon ombaknya bisa mencapai 2 meter. Merry rekan asal Padang bercerita, dia tidak mampu bangkit selama pelayaran menuju Mentawai karena mabuk laut. Walau amunisi obat anti mabuk dan minyak angin tentu sudah disiapkan tetap saja deg-degan.
Seorang pria muda menyangka kami pekerja LSM atau dokter PTT. Banyak yang tidak percaya bahwa niat kami ke Siberut untuk berjalan-jalan alias traveling. Apa yang diliat di sana, ujar seorang bapak tua mengetahui kami akan ke desa Rorogot. Bukan rahasia umum jika Mentawai bukan destinasi wisata populer Indonesia. Selain “jauh” ketakutan bencana tsunami dan gempa sering menjadi momok menakutkan. Termasuk orang tua saya sempat melarang . Apalagi tiga hari sebelum keberangkatan Mentawai sempat diguncang gempa kecil . Tapi anaknya nekat berangkat dengan segudang alasan dan rayuan pulau kelapa.
Sebelum kapal berangkat saya sudah terlelap di lantai dua geladak beralaskan sleeping bag. Tadinya ingin rebah di tempat tidur tapi baru berbaring sejenak di kasur, sudah mendapat gigitan kepinding. Pukul 2 dinihari terbangun mendengar deritan kayu di lantai dan dinding kapal. Iramanya sesuai dengan guncangan ombak. Keretek… keretek, seolah kayu-kayu meregang lentur. Saya berusaha menepis bayangan lambung kapal akan pecah ketika kayu tidak sanggup menahan gelombang. Perut teraduk-aduk dan pandangan berputar rasanya akan muntah. Oke saya memejamkan mata kembali mensugesti diri berada di atas jungkat-jungkit.
Malam berganti siang, pelayaran belum berakhir. Beberapa penumpang asyik duduk di dek belakang menikmati birunya samudra. Wanita muda berwajah bule duduk di ujung dek, mulutnya komat-kamit merapal sesuatu sembari melihat potongan kertas. Pria paruh baya di sebelahnya tersenyum lalu berkata wanita asal Perancis itu tamunya. Dia sedang menghapal percakapan sehari-hari suku Mentawai. Kalau jalan ke pedalaman Mentawai wisatawan mancanegara benar-benar total. Terkadang mereka mengenakan pakaian warga lokal yang hanya terdiri dari selembar kulit kayu, ujar sang guide. Jleb dalam rasanya. Wiasatawan mancanegara ini tidak sungkap berbaur dengan masyarakat setempat. Tapi kita orang Indonesia masih memikirkan betapa jauhnya perjalanan menuju Mentawai, minimnya infrastrukutur dan tidak nyamannya perjalanan ini.
Pukul 11:30 kapal tiba di pelabuhan Maileppet Siberut Selatan. Usai makan siang dan belanja logistik perjalananan dilanjutkan menuju desa Rorogot dengan menumpang kapal Pak Mas. Tapi kami singgah dulu menjemput Rika, gadis (23) yang akan membantu Pak Mas memasak di rumah Sikerei. Sikerei adalah dukun Mentawai, memiliki kemampuan supranatural. Masyarakat Mentawai percaya Sikerei merupakan takdir seseorang .Melalui serangakian ujian dan proses belajar Sikerei ditabiskan melalui upacara adat.
Kami kembali bergoyang di atas kapal melintasi sungai berarus tenang. Sesekali menikung memecah riak gelombang. Hutan tropis menjadi pemandangan yang lazim bersama rumah sederhana di pinggir sungai. Sesekali bertemu warga kebetulan beraktivitas di sungai . Analoita…, sepenggal salam kami ucapkan , sebuah senyum kehangatan merebak tanda persahabatan. Dan petualangan di Mentawai di mulai…
Transportasi
- Ada dua pelabuhan di Sumatra Barat sebagai titik keberangkatan kapal yaitu pelabuhan Muara dan Pelabuhan Bungus. Biasanya yang berangkat dari pelabuhan Muara Padang adalah kapal-kapal kayu besar (KM Sumber Rezeki Baru dan KM Simasin) . Sedangkan kapal PT ASDP Indonesia Ferry ( KMP Ambu-Ambu dan KMP Gambolo) berangkat dari pelabuhan Bungus.
- Berikut Jadwal Keberangkatan KMP Ambu-Ambu dan KMP Gambolo dari pelabuhan Bungus.
Senin 19:00 WIB PADANG-SIBERUT-SIKABALUN KMP. Gambolo
Senin 20:00 WIB TUA PEJAT-PADANG KMP.AmbuAmbuSelasa 17:00 WIB PADANG-SIKAKAP KMP.Ambu-Ambu
Selasa 20:00 WIB SIKABALUAN-SIBERUT-PADANG KMP.GamboloRabu 17:00 WIB SIKAKAP-PADANG KMP.Ambu-Ambu
Kamis 20:00 WIB PADANG-TUA PEJAT KMP.Ambu-Ambu
Jumat 19:00 WIB PADANG-SIKAKAP KMP. Ambu-Ambu
Jumat 20:00 WIB SIKABALUAN-SIBERUT-PADANG KMP.GamboloSabtu 19:00 WIB SIBERUT-PADANG KMP.Gambolo
Minggu 20:00 WIB PADANG-TUA PEJAT KMP.Ambu-Ambu
Khusus hari Selasa KMP. Gambolo berangkat dari Siberut ke Sikabaluan pukul 07:00 WIB dan di hari yang sama pukul 13:00 WIB berangkat kembali dari Sikabaluan tujuan Padang singgah di Siberut dan berangkat dari Siberut pukul 19:00 WIB.
Untuk Informasi bisa menghubungi PT ASDP Indonesia Ferry Jalan Perintis Kemerdekaan No 4 Padang . Telp 0751-27153
- Berikut kapal yang berangkat dari Pelabuhan Muaro Padang
KM. SUMBER REZEKI BARU.
Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) setiap hari Senin pada tiap minggu.
Harga tiket Rp. 126.000,-
Pemesanan Tiket : PT. ASIMI, telp (0751) 23321KM. SIMASIN
Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Siberut Utara / Muara Sikabaluan (Pokai) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) setiap hari Kamis pada tiap minggu.
Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Sipora (Tuapejat) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) – Siberut Utara / Muara Sikabaluan (Pokai) setiap hari Minggu pada tiap minggu.
Harga tiket Rp. 126.000,-
Pemesanan Tiket : PT. ASIMI, telp (0751) 23321
- Untuk kepastian jadwal keberangkatan kapal bisa menghubungi nomor telepon di atas. Perubahan jadwal keberangakatan bisa terjadi akibat cuaca.
Digoyang Ombak 12 Jam
Menghargai Alam
Kisah Panjang Menuju Air Terjun
Penangkap Ikan Paling Cantik
Panah Beracun Lelaki
Kabit , Celana Lelaki
Turuk Laggai, Gerak Tari Alam
Menikmati Blue Sky Holiday di Masilok
Kalo ada pramugari trigana asyik ya di goyang 12 jam hehehe
SukaSuka
ini bukan trigana tapi triomacan, goyang ters sanpe jackpot
SukaSuka
asal nda Gothic ada… bisa galauisasi ekonomi perut hahaha
SukaSuka
danan, kalo ke mentawai harus via kapal ini ya? ada pilihan lain gak ya?
SukaSuka
*ikut nunggu jawaban*
SukaSuka
kita turis manja yaa hahaha
SukaSuka
hahahhah kita turis cantik wakkakakka (dandan ahhh
SukaSuka
kalo dari muaro iya… tapi kalo dari pelabuhan kayu kapal ferry, nanti aku tulis jadwal kapal
SukaSuka
Mau banget jadwal kapal ferry dari padang, kalo pake kapal kayu ini kayak nya ngak sanggup.
Ntar perlengkapan make up ku bisa ancur kelamaan di kapal 🙂
SukaSuka
seruuuuu…tapi ikutan mual membayangkan naik “roller coaster” 12 jam 😦
SukaSuka
enggalah om , seninya perjalanan kan kaya gini, sekali2 boleh di zone tidak nyaman
SukaSuka
Kemarin di Derawan aja mual padahal cuma 3 jam, apalagi 12 jam begini 😀
SukaSuka
seru tuh derawan…. kangen banget dengan manta…. lucu renang bareng belasan manta
SukaSuka
Ah sip Thanks mas Danan infonya. Kebetulan ada niat ke Mentawai bulan depan, semoga ada jadwal lowong dr kerjaan >_<
SukaSuka
gue juga mau ngulang lg ke mentawai tapi ke pantainya aja , bnyk pantai.keren di sana
SukaSuka
Penasaran juga sama Mentawai..ajakin ke sana kak…
SukaSuka
yuk, aku pengen ke sipora
SukaSuka
12 jam pasti bikin gw blingsatan ngak jelas, kmrn 6 jam naik kapal bener2 terasa penderitaan tiada akhir 😦
SukaSuka
kalo naik feri, kapalnya lbh manusiawi
SukaSuka
Kapan ya bisa main ke Mentawai, ngiri banget ih.
SukaSuka
ayuk kk kita ke mentawai
SukaSuka
wah, saya orang padang, belum pernah main ke Mentawai, jadi pengen kesana,..
Salam kenal mbak, 🙂
SukaSuka
maaf2 udah, salah ketik,
maksudnya salam kenal uda, 🙂
SukaSuka
wkakakkak gpp, aku juga sering dipanggil tante kok
SukaSuka
salam kenal budi, wah asli padang nih … aku juga baru sekali kesana, pengen lagi nih kayaknya….
SukaSuka