Kuliner, Nepal

Finally Found Good Rice in Pokhara

Chinese Food
Chinese Food

Bukannya lagi ngidam makanan China tapi kangen berat nasi  bertekstur  empuk. Alternatifnya , ya mencari restoran China atau Jepang di Pokhara.


Tidak semua orang memiliki kemampuan adaptasi kuliner yang baik, mungkin lidah bisa bertoleransi tapi perut. Lama-lama mules juga makan nasi keras ala Nepal ditambah susah BAB. Nah ini masalah besar. Beberapa hari di Nepal benar-benar kangen nasi yang dimasak pulen, cukup air dan mengembang sempurna.  Di sini nasinya keras alias “perak”dan dimakan bersama kuah di dalam piring besar.

Hari pertama di Pokhara – kota terbesar kedua di Nepal – langsung berburu rumah makan China. Tidak susah menemukan deretan kafe dan resto di kota wisata Pokhsrs, hanya berjalan menyusuri Lakeside . Dragon Chines Restauret (tulisan di papannya begitu ) terlihat salah satu ruko  sisi jalan. Pemiliknya sangat  resto kreatif dengan menaruh menu di luar . Dengan bebas pejalan kaki bisa melihat menu apa saja yang ada di dalam. Seandainya pas di kantong dan hati , langsung cussss ke dalam.

Saya dan Bu Herlina  kepincut dengan menu ikan goreng danau  Phewa Lake. Tumis buncis sepertinya   enak  dan pas disantap bersama ikan. Mari kita coba!

Suasana dalam seperti kebanyakan resoran China penuh ornamen dan pernak-pernik oriental. Kursi dan meja kayu tersebar di ruangan dengan tiang segiempat. Suara peralatan masak beradu terdengar dari ruang belakang.Heboh, kaya orang mau perang padahal lagi masak. Dari luar restoran keliatan sepi ternyata di dalamnya banyak pengunjung. Berarti masakannya lezat. Bu Herlina  memastikan , apakah kokinya benar-benar orang China. Bukannya rasis, tapi dari pengalaman India, meskipun judulnya China kalau kokinya India maka cita rasanya tetap India.

Aroma nasi panas mengepul-ngepul dari mangkuk tertangkap indra penciuman. Tak lama ikan goreng dan tumis buncis menyusul. Minimalis tapi menggugah selera makan. Ikan hanya digoreng garing lalu ditaburi daun bawang. Sedangkan buncis ditumis bersama cabai merah, bawang putih dan  potongan jahe. Hati-hati jebakan cabai kering super pedas. Karena memiliki musim dingin, di sini cabai dikeringkan agar tahan disimpan. Tapi rasa cabainya lebih pedas dibandingkan cabai segar di Indonesia.

Makanan kami lahap dalam sekejap, hmmm… benar-benar sedap. Mungkin tidak senikmat masakan rumah makan Padang  atau saung  Sunda. Tapi  mengobati rasa rindu akan nasi pulen nan harum.

Dragon Chinese Restaurant
Lake Side , Pokhara 6
Phone : 0097706-14611446

Opening Hour
10:30am – 11:00 pm

Price
35 NR-500 NR ( 1 Nepal Rupee ~ 110 Rupiah)

 

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.


RELATED STORIES
Nepal Travel Preparation
First Step Kathmandu
Boudhanath – Different Way to Pray
Pashupatinant – Past and Future
Monkey Temple
Patan Durbar Square
Durbar Square-Kathmandu
Durbar Mar – Manhattan-nya Kathmandu

Thamel House Restaurant
Warteg Ala Nepal
Finally Found Good Rice in Pokhara

Bhangeri Durbar Resort
Hotel Vaishali , Thamel Kathmandu
Hotel With Flower, Tulsi

17 tanggapan untuk “Finally Found Good Rice in Pokhara”

      1. Hi sum1rat, assalamulaikum, terimakasih atas info yang anda nyatakan san akan saya gunakan untuk travelling solo saya ke sana tanggal 19-25 December 2013 ini. Abd. Gani, Kuala Lumpur.

        Suka

  1. Orang Indonesia emang gak bisa lepas dari nasi putih ya, saya di jakarta gak pernah makan nasi putih karena menghindari karbohidrat. Begitu menjejak di Irlandia, kena angin dingin, langsung rindu nasi.

    Itu Chinese foodnya lebih kayak oseng di warung Sunda/ warung tegal ya ^_^

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar