Photography, Sumatra Barat

Cowboy Minangkabau

Pacu Jawi - ajang bergengsi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat
Pacu Jawi

(12/01/13) Suara Talempong bertalu-talu membahana menyambut pengunjung di persawahan dekat SMA Negeri 1 Priangan, belakang Pasar Simabur . Sapi dan joki berbaris di pinggir sawah berlumpur , menanti ajang bergengsi Pacu Jawi dimulai. Bagaikan cowboy asal Amerika para joki mengenakan topi kulit bundar sebelum “pesta” dimulai. Atribut pun berganti dengan ikat kepala dan baju basahan ketika arena resmi dibuka.

Pacu jawi– balap sapi dalam bahasa Minangkabau-  atraksi khas Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat merupakan tradisi berusia ratusan tahun. Biasanya dilaksanakan 3 kali dalam setahun untuk mengisi waktu luang paska panen. Setiap hari sabtu dilakukan di empat kecamatan secara bergiliran yaitu: Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, dan Sungai Tarab. Finalis  tiap kecamatan akan berlomba kembali di partai final pada minggu keempat. Sebelum final dimulai jawi  diarak keliling bersama masyarakat membawa dulang  berisi makanan.

Berbeda dengan karapan sapi Madura dilakukan di tanah kering, pacu jawi dilakukan di sawah berlumpur milik warga usai. Uniknya sapi-sapi tidak berlari bersamaan layaknya sebuah pacuan. Sepasang sapi akan berlari sendiri dalam satu lintasan. Kecepatan bukanlah satu-satunya penilaian dalam lomba ini. Lurus atau tidak lurusnya  berlari merupakan faktor terpenting pacu jawi.  Mengandung makna filosifis dalam, sapi saja bisa harus berjalan lurus apalagi manusia. Manusia yang mampu berjalan “lurus” sesuai dengan norma dan agama , hidupnya sangat bernilai.

Dengan gagah berani sang joki mengendarai sapi diapit oleh dua peralatan bajak yang terbuat dari bambu. Sambil memegang tali kekang , giginya mengigit kuat  ekor sapi agar lajunya kencang. Namun hanya joki profesional yang mampu melakukan atraksi gigiak ikua jawi – mengigit ekor sapi.

Ekspresi joki mengigit ekor sapi dalam balutan lumpur sawah pemandangan unik sayang untuk dilewatkan. Para fotografer berlensa panjang berusaha mengabadikan momen dramatikal pacu jawi. Namun kewaspadaan lebih dibutuhkan agar tidak tertabrak sapi-sapi yang hilang kendali, lari ke luar arena.  Ada resiko besar memburu keindahan momen paji jawi.  Ganjarannya jelas foto dramatis nan menawan. Tengok saja foto Andy Surya berjatuk “Mengigit Buntut” , salah satu finalis Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia 2013.

Ketika para joki beristirahat panitia menyuguhkan atraksi tari piring, suara talempong semakin membahana bersama saluang melengking tinggi. Menebarkan kemeriahan di persawahan Priangan , Kabupaten Tanah Datar. Mengobarkan semangat para joki untuk kembali ke arena memacu jawi meraih penghargaan tertinggi di ranah Minangkabau.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

27 tanggapan untuk “Cowboy Minangkabau”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar