Setelah makan siang kita langsung menuji homestay, letaknya ga terlalu jauh dari rumah pak Solihin. Sebetulnya bisa dibilang cottage karena bangunannya terpisah dari sang pemilik dan tepat dipinggir pantai Teluk Kiluan. Suasana di sini mirip seperti dipinggir danau, riak air tidak terlalu bergelombang. Tepat di belakangnya terdapat sebuah dermaga kayu kecil menjorok ke laut.
Bangunan sederhana dipinggir teluk Kiluan ini terbuat dari bambu dan atapnya daun sirap. Makanya ada yang bilang gubuk derita, tapi bagi wisatawan mancanagera ini exotic. Hanya ada dua ruangan di sini sebuah kamar tidur dengan spring bed dan ruang tamu serbaguna yang bisa difungsikan jadi ruang tidur. Kapasitasnya cukup besar , bisa menampung 15 orang. Bagian belakang juga ada sebaris balkon kecil sebelum menuju dermaga kayu. Tempat MCK-nya pun cukup memadai walaupun hanya tersedia air payau. Jika berminat membuat api anggun, pengunjung bisa memanfaatkan gubuk kecil di sebelahnya.
Tarifnya 300.000 per malam. Mahal atau murah sih relatif. Tapi kata pemiliknya sebagian uang sewa masuk ke kas desa untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Kiluan termasuk daerah terpencil yang hampir tidak tersentuh pembangunan jadi semua sarana harus dibangun secara mandiri oleh warga.
Penerangan menggunakan genset yang hidup pukul 18:00-06:00. Jadi tidak perlu khawatir jika ingin men-charge ponsel ataupun baterai kamera. Karena letaknya dikelilingi bukit, sinyal telepon selular di sini agak susah. Mungkin di titik-titik tertentu ada tapi, ketika sedikit saja menggeser tubuh maka sinyal akan hilang. Bener-bener GSM “geser sedikit mati”.
Waktu yang tepat bersantai di dermaga adalah pagi atau sore. Pada pagi hari kita bisa melihat iringan Jukung pelancong berlayar menuju Selat Sunda. Sedangkan pada sore hari ketika laut surut maka ikan-ikan kecil akan terlihat di bawah kiluan air yang mulai meredup.
Mungkin homestay ini tidak memiliki fasilitas sekelas hotel berbintang tapi menawarkan sesuatu yang tidak anda dapatkan di hotel bintang manapun yaitu “rasa damai menyatu dengan alam.”
Wow photo gw masuk juga hehehe , di dermaga inilah gw kehilangan 1 set filter star 8 beserta holder dan ringnya …. akibat jatuh dan masuk laut 😦 tapi tetep kangen untuk balik lagi kesini
SukaSuka
hah kapan ilangnya? kemaren? kok iso… berarti yg ilang sempak encip, jaket adi plus filter loe… untung encip ga ilang keperjakaan di tuh dermaga
SukaSuka
buset gw kira cm encip sama gw doang om yang ilang ,
SukaSuka
mungkin dibawa embak yg gantung2an di atas puhun…. *NGERI
SukaSuka
hadeh serem …
untung crita nya pas udah pulang . :takuts
SukaSuka
iya, tapi gw ga takut lagi buat balik kesana…
SukaSuka
klo ada trip ke kiluan lg ikut ya 😀
SukaSuka
maen2 aja ke backpacker lampung sapa tau ada grup yg mau kesana lagi…
SukaSuka