Mie Belitung merupakan panganan yang wajib dinikmati ketika berada di pulau penghasil Timah terbesar di Indonesia. Rasa lapar dan dingin setelah berhujan ria di kapal membawa kami ke sebuah kedai mie yang berada di Jantung kota Tanjung Pandan. Tanpa berganti pakaian karena semua pakaian salin sudah basah tersapu badai di lautan dengan percaya diri kami memasuki kedai Mie Belitung Atep. Cukup mudah mencari kedai ini, anda cukup menuju simpang lima lalu carilah jalan Sriwijaya No 27.
Berada di dalam kedai sangat terasa suasana ruko , dibeberapa sisi dinding terpajang foto artis yang pernah makan di sini. Meja panjang warna putih dengan kursi disekelilingnya selalu tidak pernah kosong dari pengunjung. Sang penjual pin dengan sigap melayani pembeli yang kebanyakan wisatawan yang ingin menikmati “dasyat”nya Mie Belitung yang tersohor.
Karena penasaran sebelum menikmati mie Belitung sayapun mencoba mengintip meja racik sang Chef Nyonya Atep. Mie Belitung terdiri dari mie berukuran besar, bentuknya seperti mie Celor. Sebagai campuran di atas mie di taburkan potongan kentang rebus, tahu goreng, potongan timun dan emping. Untuk memberikan cita rasa yang khas, sebelum disajikan mie beserta isinya disiram kuah kaldu udang panas yang kental. Dan tidak ketinggalan garnis udang dari kaldu diletakan di atas mie. Rasa kaldu ini agak asam namun gurih dan memiliki aroma udang yang kuat.
Jika dirasa-rasa Mie Belitung merupakan bentuk perpaduan dua kebudayaan dalam satu masakan. Mie merupakan masakan khas tiong hoa sedangkan kuah kaldu udang dan rasa asam adalah kekhasan masakan melayu atau penduduk lokal. Di mana hasil laut yang melimpah mendominasi sumber daya alam propinsi kepulauan ini.
Satu lagi yang unik dari Mie Belitung, jika anda ingin membawa pulang masakan ini maka akan dibungkus dengan daun jati. Konon daun jati akan memberikan rasa yang lebih khas dari kuliner ini. Untuk harga Mie Belitung relatif murah dibandingkan dengan makan di restoran seafood lokal. Karena dengan uang Rp 13.000,- kita sudah dapat menikmati seporsi mie Belitung dan segelas es Jeruk Kunci.
RELATED STORIES
- Melayang-layang Menuju Belitung
- Sang Surya Tenggelam di Tanjung Pendam
- Merasakan Sari Laut di Tanjung Pandan
- Langkah Pertama Pantai Belitung
- Beauty and Pose in Lengkuas Island
- Basah+Hujan+Lapar = Mie Belitung
- Danau Kaolin: Anugerah, Musibah, Berkah
- Tanjung Kelayang 10.10.11-12.10.11
- Menyibak Layar Pulau Batu Berlayar
- Pulau Gede (Babi Besar) Belitung
- Sesi Pemotretan di Pulau Gede, Belitung
- Pulau Babi Kecil, Belitung
- Menjangkau Batu Tertinggi di Tanjung Tinggi
- Sunset di Tanjung Tinggi
- Fotografi Jalanan & Belitung
- Kelenteng Sang Dewi Laut
- Jejak Sang Laskar Gantong
- Sesi Pemotretan Tak Terduga (Belitung)
- Satam Si Hitam Nan Misterius
- Hunting-Wrong Time and Wrong Place
- Wisata Malam Melintas Jejak Sejarah Tanjung Pandan
- Pulang Melewati Dua Lautan: Tanjung Pandan – Boom Baru
anjiiiirrr enak bgt…..gw aja makan 2 piring mulu….
SukaSuka
mantep emang mienya… kira2 nyonya atep mau bikin frenchise ga ya?
SukaSuka
Sebenarnya “Mie Belitung” ini dibawa oleh pendatang dari seberang selatan Pulau Belitung. Menjadi makan favorit di Belitung sekitar tahun 1970-an dengan sekitar puluhan penjual yang yang berkeliling maupun berkedai/warung. Orang Belitung menyebutnya “mie rebus”.
Yang dimaksud daun pembungkus itu bukanlah daun jati, melainkan “daun simpur” yang bentuknya memang mirip daun jati. Bisa penyajian mie rebus ini dengan beralaskan daun simpur maka sempurnalah rasa mie rebus khas Belitung ini.
Terima kasih atas apresiasi terhadap kuliner tradisional Belitung, sampai berjumpa lagi di Belitung.
SukaSuka
mantap gan infonya… jadi sebetulnya mie belitung ini aslinya dari mana gan?
SukaSuka
eh eh eh…. halal gak tuuuh soale yang juale…haiaaa
SukaSuka
insyaALLAH halal… soalnya kan bahan2nya ga ada daging2an cuma seafood
SukaSuka
Setelah sekian lama beradaptasi dengan lidah masyarakat Belitung maka mie rebus ini menjadi makanan tradisional Belitung, yang sangat digemari masyarakat Belitung dan para wisatawan lokal dan mancanegara. Maka orang luar menyebutnya Mie Belitung, yang sering dijadikan oleh-oleh.
Kedai mie ini menggunakan semua bahan yang halal dan sudah berdiri sejak 38 tahun yang lalu.
SukaSuka
betul sekali… seperti makanan mpek2 yg awalnya hanya coba2 seoarang apek2 (kakek tua) kemudian sangat digemari oleh masyarakat palembang dan akhirnya menjadi makanan khas Palembang
SukaSuka
Kalo gak yakin ama yg Atep ini yach cari aja 2 ruko lagi setelahnya … yg jual orang pribumi, buka dari jam 5 pagi sampe jam 6 sore … rasanya gak beda koq, malah gw lebih suka yg pribumi krn kuahnya lebih kental aza …. xixixi
**gak nyobain pampi-nya boss ?!?
tuch daun simpur yg jadi corak batik disana, tp warna bahannya gak cantik, jd gak tergoda dech beli kmrn …
SukaSuka
iya terus porsinya lebih gede dari atep, temen gw nyobain tuh…
gw lupa di daerah mana tepatnya (agak jauh dari pusat kota) nemu jualan kue basah … lengkap banget dah dan murah krn buat di jual lagi kayaknya… sampe yg agak berat kaya nasi bakar ada
SukaSuka
ach yg begithu ciri khas kota bangka bangeettt, sepanjang jalan jualan kue basah yg sama, sekitar 15-20 macam kue2 … minumannya air tahu ama susu kedelai … cem na habit mereka disana kalo sore yach nongkrong di jajanan seperti ini 😀
SukaSuka